Syamsuddin Haddade: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Anhar Karim (bicara | kontrib) |
Anhar Karim (bicara | kontrib) |
||
Baris 96:
;Respon terhadap wasit di Divisi Utama PSSI 1985
Syamsuddin Haddade mengistirahatkan wasit Sutoyo dan menegur dengan keras wasit Said Ismail karena dianggap tidak cakap dalam memimpin pertandingan. Sutoyo merupakan wasit yang memimpin pertandingan Persib Bandung melawan Perseman Manokwari dan Said Ismail merupakan wasit yang memimpin pertandingan PSMS Medan melawan PSP Padang di putaran kedua [[Divisi Utama PSSI 1985]]. Syamsuddin Haddade yang selalu duduk di sisi lapangan untuk menilai dan mengawasi tindak-tanduk bawahannya, sering sekali kelihatan kecewa lantaran para bawahannya membuat kesalahan. Misalnya ketika Sutoyo mengkartukuningkan Jonas Sawor, gelandang Perseman setelah memukul gelandang Persib, Ajat Sudrajat. Wajah Syamsuddin Haddade itu tampak merah padam, giginya gemeletuk menahan marah, terlebih lagi setelah sekitar 40.000 penonton membuat koor yang mengejek. Tidak hanya itu, Syamsuddin Haddade juga tidak suka melihat para wasit yang terlalu santai. "Lihat, ia menyemprit tetapi tidak langsung lari ke tempat kejadian. Bagaimana kalau pemain yang saling bertubrukan itu baku bantam?" ujarnya setengah bertanya. Wasit yang dimaksudnya adalah Suharso Syahban yang memang cukup jauh dari tempat kejadian.<ref name=":199">{{Cite web|url=https://www.juara.net/read/321470806/persib-dan-persipura-ke-final|title=Persib Dan Persipura Ke Final?|last=Sardi|first=Caesar|date=30 Januari 2013|website=www.juara.net|access-date=3 Januari 2024}}</ref>
Pada pertandingan final antara Persib Bandung melawan PSMS Medan yang dimenangkan oleh PSMS Medan, Ketua Komisi Wasit PSSI, Syamsuddin Haddade sempat memeluk Jafar Umar usai pertandingan. Menurutnya, pertandingan berjalan baik, semua keputusan wasit sesuai dengan peraturan. Di satu sisi, Persib Bandung menggugat hasil pertandingan final tersebut. Surat protes resmi hasil rapat pengurus tertanggal 25 Februari 1985 itu dikirim ke PSSI dengan disertai bukti video rekaman pertandingan. Dalam surat protesnya, Persib melihat ada tiga kekeliruan yang dilakukan Jafar Umar. Pertama ketika PSMS unggul 2-1, di menit 77, Persib mendapat sepak pojok. Bola yang terlepas dari perebutan antara kiper Ponirin Mekka dan Bambang Sukowiyono disundul Robby Darwis dan masuk. Wasit tak menunjuk titik putih, sebagai tanda gol telah terjadi. Kedua, pada menit ke-10 babak perpanjangan waktu, lagi-lagi terjadi kemelut di gawang Ponirin oleh sebuah sepak pojok. Gol yang masuk lewat Dede Rosadi, juga tak dipedulikan wasit. Yang ketiga, ketika adu penalti, saat giliran eksekutor ketiga Persib, Adeng Hudaya, konon Ponirin sudah lebih dulu bergerak ke arah kiri, sebelum eksekusi dilakukan. Ini juga tak dianggap pelanggaran. Syamsuddin Haddade menanggapi bahwa soal 2 gol yang dianulir, sebelum gol terjadi, wasit sudah meniup peluit untuk pelanggaran pemain Persib terhadap kiper Ponirin. Begitu juga tentang tuduhan Ponirin bergerak lebih dulu di dalam adu penalti, menurutnya, yang bergerak cuma tubuh Ponirin, hal yang dibolehkan peraturan, asal kaki tak turut melangkah. Setelah dibahas oleh komisi khusus bentukan PSSI, protes Persib itu tak menghasilkan apa-apa, meski sudah dibuktikan video rekaman. Syamsuddin Haddade mengatakan, rekaman itu tak bisa dijadikan barang bukti karena pengambilan gambarnya tidak dari berbagai sudut.<ref name=":1959">{{Cite web|url=https://edisimedan.com/2015/10/30/sejarah-duel-akbar-psms-vs-persib/|title=Sejarah Duel Akbar PSMS vs PERSIB|last=Tim redaksi edisimedan.com|first=|date=30 Oktober 2015|website=edisimedan.com|access-date=3 Januari 2024}}</ref>
;Respon terhadap wasit di Piala Galatama 1986
|