Umar bin Abdul Aziz: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 54:
 
== Gubernur Madinah ==
Tak lama setelah aksesinya, putra dan penerus Abdul Malik, [[al-Walid I]] ({{reign|705|715}}), menunjuk Umar sebagai gubernur Madinah.{{sfn|Cobb|2000|p=821}} Menurut [[Julius Wellhausen]], niat al-Walid adalah menggunakan Umar untuk mendamaikan penduduk kota Madinah dengan pemerintahan Umayyah dan "{{sic|menghilangkan}} ingatan jahat" dari gubernur Umayyah sebelumnya, yaitu [[Hisyam bin Ismail al-Makhzumi]], yang memerintah penduduk Madinah dengan sangat keras.{{sfn|Wellhausen|1927|p=267}} Umar mengambil alih jabatan tersebut pada bulan Februari/Maret 706 dan yurisdiksinya kemudian diperluas ke Makkah dan [[Tha'if]].{{sfn|Cobb|2000|p=821}}
Al-Walid naik takhta pada 705 setelah ayahnya mangkat. Secara silsilah, Al-Walid dan 'Umar bin 'Abdul 'Aziz adalah sepupu. Melalui pernikahan, mereka berdua adalah saudara ipar. 'Umar menikah dengan Fatimah, saudari Al-Walid, dan Al-Walid merupakan suami Ummul Banin, saudari 'Umar.
 
Informasi mengenai pemerintahannya sebagai gubernur sangat sedikit, namun sebagian besar catatan tradisional mencatat bahwa ia adalah "gubernur yang adil".{{sfn|Cobb|2000|p=821}} Dia sering memimpin ibadah [[haji]] tahunan di Makkah dan menunjukkan dukungan terhadap para [[faqih|ulama fikih]] di Madinah, khususnya [[Sa'id bin al-Musayyab]].{{sfn|Cobb|2000|p=821}} Umar menoleransi kritik terbuka dari banyak ulama terhadap perilaku pemerintahan Bani Umayyah.{{sfn|Wellhausen|1927|p=267}} Namun, laporan lain menyatakan bahwa Umar memiliki kekayaan yang cukup signifikan pada awal karirnya sebagai gubernur.{{sfn|Cobb|2000|p=821}} Atas perintah al-Walid, Umar melakukan rekonstruksi dan perluasan [[Masjid Nabawi]] di Madinah mulai tahun 707.{{sfn|Cobb|2000|p=821}} Di bawah pemerintahan Umar yang cukup lunak, Hijaz umumnya menjadi tempat perlindungan terbaik bagi orang-orang buangan politik dan agama Irak yang melarikan diri dari penganiayaan [[al-Hajjaj bin Yusuf]], raja muda al-Walid yang berkuasa di bagian timur Kekhalifahan.{{sfn|Cobb|2000|p=821}} Menurut Cobb, hal ini justru menjadi "kehancuran" bagi Umar karena al-Hajjaj menekan khalifah untuk memecat Umar pada bulan Mei/Juni 712.{{sfn|Cobb|2000|p=821}}
Salah satu kebijakan Al-Walid adalah mengangkat 'Umar bin 'Abdul 'Aziz sebagai gubernur Madinah.{{sfn|Cobb|2000|p=821}} Di masa sebelumnya, Madinah yang menolak kepemimpinan Umayyah ditundukkan secara paksa oleh pihak Umayyah pada [[Pertempuran al-Harrah]] pada masa Khalifah Yazid. Gubernur Madinah sebelumnya, [[Hisyam bin Ismail al-Makhzumi]], dikenal sangat keras dalam memerintah. Penunjukan 'Umar bin 'Abdul 'Aziz dimaksudkan untuk meredam ketegangan antara penduduk Madinah dengan pihak Umayyah dan menjembatani kedua belah pihak.{{sfn|Wellhausen|1927|p=267}} 'Umar mulai menjabat pada bulan Februari atau Maret tahun 706 dan wilayah kewenangannya kemudian diperluas ke [[Makkah]] dan [[Tha'if]].{{sfn|Cobb|2000|p=821}}
 
'Umar juga kerap memimpin rombongan haji dan menunjukkan dukungan pada para ulama Madinah, khususnya [[Said bin al-Musayyib]] yang merupakan salah satu [[Tujuh Fuqaha Madinah]].{{sfn|Cobb|2000|p=821}} 'Umar tidak membuat keputusan tanpa berdiskusi dengan Said terlebih dahulu,<ref>Ibn Sa‘d tr. Bewley, 82.</ref> salah satunya adalah masalah perluasan [[Masjid Nabawi]]. Khalifah Al-Walid memerintahkan perluasan masjid yang menjadikan rumah Nabi Muhammad harus turut direnovasi.{{sfn|Cobb|2000|p=821}} 'Umar membacakan keputusan ini di depan penduduk Madinah sehingga banyak dari mereka yang menangis. Berkata Said bin al-Musayyib, ''"Sungguh aku berharap agar rumah Rasulullah tetap dibiarkan seperti apa adanya sehingga generasi Islam yang akan datang dapat mengetahui yang sesungguhnya tata cara hidupnya yang sederhana".''<ref>{{cite book
|last = Abdurrahman
|first = Jamal
|title = Keagungan Generasi Salaf (disertai kisah-kisahnya)
|publisher = Darus Sunnah
|date = 2007
|language = Indonesia
|}}</ref>
 
Dalam menjalankan tugasnya, 'Umar membentuk sebuah dewan syura (musyawarah) yang kemudian bersama-sama dengannya menjalankan pemerintahan provinsi. Mereka yang ditunjuk sebagai anggota dewan syura Madinah adalah:{{sfn|Hinds|1990|p=133}}
* [[Al-Qasim bin Muhammad|Al-Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar ash-Shiddiq]]
* [[Sulaiman bin Yasar]]
* [[Urwah bin az-Zubair|‘Urwah bin az-Zubair bin 'Awwam]]
* [[Kharijah bin Zaid|Kharijah bin Zaid bin Tsabit]]
* [[Ubaidillah bin Abdullah|‘Ubaidallah bin ‘Abdullah bin ‘Utbah]]
* [[Abubakar bin Abdurrahman|Abu Bakar bin ‘Abdur-Rahman al-Makhzumi]]
* Abu Bakar bin Sulaiman bin Abi Hatsmah
* [[Salim bin Abdullah|Salim bin 'Abdullah bin 'Umar bin Khattab]]
* ‘Abdullah bin ‘Abdullah bin ‘Umar
* ‘Abdullah bin ‘Amin bin Rabiah.
Enam nama pertama yang disebutkan termasuk [[Tujuh Fuqaha Madinah]].
 
Masa di Madinah itu menjadi masa yang jauh berbeda dengan pemerintahan sebelumnya, dan keluhan-keluhan resmi ke Damaskus (ibukota kekhalifahan saat itu) berkurang dan dapat diselesaikan di [[Madinah]]. 'Umar juga cenderung longgar dalam menghadapi para ulama yang kerap melayangkan kritik terhadap pemerintahan Umayyah.{{sfn|Wellhausen|1927|p=267}} Dalam masalah pribadi, 'Umar bin 'Abdul 'Aziz memiliki gaya hidup yang mewah saat menjadi gubernur.{{sfn|Cobb|2000|p=821}} Segala kebijakan yang diambil menjadikan 'Umar bin 'Abdul 'Aziz sebagai pejabat yang terkenal akan kesalehan dan kebijaksanaannya.
 
Kemasyhuran 'Umar bin 'Abdul 'Aziz menjadikan kelompok [[syiah]] dari kawasan Iraq yang dipandang sebagai penentang Umayyah mencari suaka di Madinah lantaran mendapat penindasan dari gubernur tempat mereka berasal, [[Al-Hajjaj bin Yusuf]].{{sfn|Kennedy|2004|p=90}} 'Umar melayangkan surat kepada Al-Walid mengenai perbuatan Al-Hajjaj, tapi surat itu bocor dan diketahui Al-Hajjaj. Al-Hajjaj menanggapinya dengan mengatakan pada Al-Walid melalui surat bahwa semua kebijakan yang dia ambil dibuat untuk mengamankan keadaan negara, juga kemudian berbalik menyalahkan 'Umar bin 'Abdul 'Aziz lantaran dipandang terlalu lemah dalam menghadapi para penentang yang dikhawatirkan akan melemahkan pengaruh Umayyah. Sebagai catatan, Al-Hajjaj adalah tangan kanan khalifah sejak masa 'Abdul Malik bin Marwan yang berkuasa selama lebih dari dua dekade. Pengaruh Al-Hajjaj semakin menguat pada masa Al-Walid lantaran Al-Walid merasa berutang budi pada Al-Hajjaj atas dukungannya. Sesuai saran Al-Hajjaj, Al-Walid memberhentikan 'Umar bin 'Abdul 'Aziz, kemudian mengangkat 'Utsman bin Hayyan sebagai Gubernur [[Makkah]] dan Khalid bin 'Abdullah sebagai Gubernur [[Madinah]].{{sfn|Hinds|1990|pp=201–202}}
 
Setelah dicopot jabatannya, 'Umar bin 'Abdul 'Aziz berada di istana Al-Walid di Damaskus.{{sfn|Cobb|2000|p=821}}{{sfn|Wellhausen|1927|p=268}} Menurut sejarawan 'Abbasiyah Ahmad Al-Ya'qubi, 'Umar melakukan shalat jenazah pada Al-Walid saat dia mangkat pada 715.{{sfn|Biesterfeldt|Günther|2018|p=1001}}
 
== Masa Sulaiman ==