Ahmed I: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k fix
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 2 books for Wikipedia:Pemastian (20240109)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
Baris 47:
 
== Pemerintahan ==
Ahmed I menggantikan ayahandanya [[Mehmed III]] (1595–1603) pada [[1603]] dan menjadi Sultan pertama Utsmaniyah yang naik tahta sebelum beranjak dewasa pada usia tiga belas tahun, ketika neneknya yang kuat, Safiye Sultan masih hidup. Dia dikenal penyayang dan ramah, yang ditunjukkannya dengan menolak menghukum mati saudaranya Mustafa (kemudian [[Mustafa I]]), yang akhirnya menggantikannya pada 1617. Paman jauh Ahmed I yang telah lama hilang, Yahya, membenci kenaikan takhta keponakannya dan menghabiskan hidupnya merencanakan abisinya untuk menjadi Sultan. Ahmed I memutus tradisi pembunuhan saudara laki-laki di Kekhalifan Utsmaniyah setelah penobatan dan Ia tidak memerintahkan eksekusi terhadap saudaranya, Pangeran Mustafa. Sebaliknya Pangeran Mustafa dikirim untuk tinggal di Istana lama Bayezit bersama dengan nenek mereka yakni Safiye Sultan. Ini kemungkinan besar disebabkan karena usia Ahmed yang masih muda juga karena ia belum memiliki anak-anak yang dapat menggantikannya, dan Pangeran Mustafa kemudian menjadi satu-satunya kandidat lain untuk tahta Utsmaniyah. Mengksekusi saudaranya akan membahayakan Dinasti, dan dengan demikian Pangeran Mustafa terhindar dari pembunuhan.<ref>{{Cite book|title=The Imperial Harem: Women and Sovereignty in the Ottoman Empire|url=https://archive.org/details/imperialharemwom00peir|last=Pairce|first=Laslie P.|date=1993|publisher=Oxford University Press|isbn=ISBN 0-19-508677-5.|location=Oxford|pages=[https://archive.org/details/imperialharemwom00peir/page/99 99]|url-status=live}}</ref>
 
Pada awal pemerintahannya, Ahmed I menunjukkan keputusan dan semangat yang tinggi, yang dilanggar oleh kelakuannya selanjutnya. Perang di Hungaria dan Persia, berakhir tidak menguntungkan bagi Kesultanan. Pamornya semakin ternoda dalam Perjanjian Zsitvatorok, yang ditandatangani pada 1606, di mana upeti tahunan yang dibayarkan oleh Austria dihapuskan. Menyusul kekalahan telak dalam Perang Utsamiyah-Safawi (1603-1618) melawan saingan tetangga Kesultanan Safawi, yang dipimpin oleh Shah Abbas Agung, Georgia, Azerbaijan dan wilayah luas lainnya di Kaukasus dikembalikan ke Persia sesuai dengan Perjanjian Nasuh Pasha pada 1612, wilayah ini sebelumnya telah ditaklukkan sementara dalam Perang Utsmaniyah-Safawi (1578-1590). Perbatasan baru ditarik pergaris yang sama seperti yang dikonfirmasi dalam Perjanjian Damai Amasya tahun 1555.<ref>{{Cite book|title=Encyclopedia of the Ottoman Empire|last=Ga ́bor A ́goston|first=Bruce Alan Masters|date=2009|publisher=Infobase Publishing|isbn=ISBN 1438110251|location=|pages=23|url-status=live}}</ref>
Baris 77:
* Şehzade Hüseyin (November 1614, Istanbul - setelah 1622, Istanbul, Istana Topkapi, dimakamkan di Mausoleum Mehmed III, Masjid Hagia Sophia); dengan Mahfiruz Hatun;
* Şehzade Kasim (1614, Istanbul - dibunuh oleh Murad IV, 17 Februari 1638, Konstantinopel, Istana Topkapi, dimakamkan di Mausoleum Murad III, Masjid Hagia Sophia), dengan Kösem Sultan;
* Sultan Ibrahim (5 November 1615, Istanbul - dibunuh oleh para janisari, 18 Agustus 1648, Konstantinopel, Istana Topkapi, dimakamkan di Mausoleum Mustafa I, Masjid Hagia Sophia), dengan Kösem,<ref>{{Cite book|title=The Imperial Harem: Women and Sovereignty in the Ottoman Empire|url=https://archive.org/details/imperialharemwom00peir|last=Parcie|first=Lasie P.|date=1993|publisher=Oxford University Press|isbn=ISBN 0195086775|location=Oxford|pages=[https://archive.org/details/imperialharemwom00peir/page/232 232]|url-status=live}}</ref> Sultan Kekhalifahan Utsamiyah.
 
'''Anak Perempuan'''