Orang-orang di Persimpangan Kiri Jalan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k rapikan sedikit |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
"Engkau tahu siapa saya? Saya [[Musso]]. Engkau baru kemarin jadi prajurit dan berani meminta supaya saya menyerah pada engkau. Lebih baik meninggal
▲Karya [[Soe Hok Gie]] tentang pemberontakan [[PKI]] di [[Madiun]] ini dianyam demikian rupa seakan-akan kita membaca sebuah novel sejarah dramatis yang menegangkan. Tapi penulisnya cukup hati-hati untuk tetap bersikap objektif dalam analisisnya hingga fakta sebagai "suatu yang suci" dalam bangunan sejarah tetap ditempatkan dalam posisi yang terhormat.
▲"Engkau tahu siapa saya? Saya Musso. Engkau baru kemarin jadi prajurit dan berani meminta supaya saya menyerah pada engkau. Lebih baik meninggal daripada menyerah, walaupun bagaimana saya tetap merah putih." Karena prajurit ini memang tidak bermaksud menembak mati Musso, ia lari ke desa di dekatnya. Sementara itu pasukan-pasukan bantuan di bawah Kapt. Sumadi telah datang. Musso bersembunyi di sebuah kamar mandi dan tetap menolak menyerah. Akhirnya ia ditembak mati. Mayatnya dibawa ke Ponorogo, dipertontonkan dan kemudian dibakar.
[[Kategori:Buku]]
|