Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 6:
Shinto termasuk agama [[politeisme|politeistik]] dengan ''{{lang|ja-Latn|[[Kami (mitologi)|kami]]}}'', entitas supernatural yang diyakini menghuni segala sesuatu, sebagai bagian esensial kepercayaan. ''Kami'' dapat berada dalam kekuatan alam dan lokasi lanskap yang terkemuka. Hubungan antara ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' dan alam menyebabkan Shinto dianggap [[animisme|animistik]]. Penyembahan ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' dilakukan di altar rumah tangga ''{{lang|ja-Latn|[[kamidana]]}}'', kuil keluarga, dan [[kuil Shinto|kuil umum ''jinja'']]. Kuil umum tersebut dikelola oleh para pendeta, yang dikenal sebagai ''{{lang|ja-Latn|[[kannushi]]}}''. Mereka mengelola persembahan makanan dan minuman untuk ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' tertentu yang dipuja di lokasi tersebut. Hal itu dilakukan untuk menumbuhkan keharmonisan antara manusia dan ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' serta untuk meminta berkah darinya. Ritual umum lainnya termasuk tari ''{{lang|ja-Latn|[[kagura]]}}'', [[ritus peralihan]], dan festival musiman. Kuil umum menyediakan perlengkapan keagamaan seperti [[jimat]] untuk para penganut Shinto dan memfasilitasi berbagai bentuk [[ramalan]]. Shinto menempatkan fokus konseptual utama pada pemastian kesucian, sebagian besar dengan praktik pembersihan seperti ritual mandi dan basuh, terutama sebelum ibadah. Sedikit penekanan ditempatkan pada kode moral tertentu atau keyakinan kehidupan setelah kematian tertentu meskipun orang yang meninggal dianggap mampu menjadi ''{{lang|ja-Latn|kami}}''. Shinto tidak memiliki pencipta tunggal atau teks doktrinal tertentu, agama itu hadir dalam bentuk khas lokal dan regional yang beraneka ragam.
 
Meskipun sejarawanwaktu memperdebatkanShinto waktumenjadi yangagama tepattersendiri dalam sejarah untuk menyebut Shinto sebagai agama yangmasih berbedadiperdebatkan, penyembahan ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' dapat ditelusuri kembali pada [[Zaman Yayoi]] (300 SM-300 M) di Jepang. [[Buddhisme Tiongkok|BuddhismeAjaran Buddha]] masuk ke Jepang pada akhir [[Zaman Kofun]] (300-538 M) dan menyebar dengan cepat. [[Sinkretisme|Sinkretisasi agama]] membuat penyembahan ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' dan Buddhismeajaran Buddha tidak dapat dipisahkan secara fungsional, sebuah proses yangitu disebut ''[[shinbutsu-shūgō]]''. ''{{lang|ja-Latn|Kami}}'' mulai dilihatdipandang sebagai bagian dari [[kosmologi Buddha]] dan selanjutnya semakin digambarkan secaradengan antropomorfik[[antropomorfisme]]. Tradisi tertulis paling awal mengenai penyembahan ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' tercatat dalam ''[[Kojiki]]'' dan ''[[Nihon Shoki]]'' dari abad ke-8. Pada abad-abad berikutnya, ''{{lang|ja-Latn|shinbutsu-shūgō}}'' diadopsi oleh keluarga Kekaisaran Jepang. Selama [[Zaman Meiji]] (1868-1912), kepemimpinan [[nasionalisme Jepang|nasionalis]] Jepang mengusirmemisahkan pengaruh Buddhispenganut Buddha dari penyembahan ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' dan membentuk [[Shinto negara]],. yangIdeologi Shinto negara Jepang tersebut dianggap banyakoleh sejumlah sejarawan sebagai asal usul Shinto sebagai agama yang berbedatersendiri. Kuil berada di bawah pengaruh pemerintah yang berkembang dan masyarakat didorong untuk menyembah [[Kaisar Jepang|kaisar]] sebagai ''{{lang|ja-Latn|kami}}''. Dengan terbentuknya [[Kekaisaran Jepang]] pada awal abad ke-20, Shinto diekspordisebarkan keluar ke wilayah lain di Asia Timur. Setelah kekalahan Jepang pada [[Perang Dunia II]], Shinto secara resmi [[negara sekuler|dipisahkan dari negara]].
 
Shinto terutama ditemukan di Jepang, yang terdapat sekitar 100.000 kuil umum, meskipun para praktisi juga ditemukan di luar negeri. Secara numerik, agama tersebut merupakan agama terbesar di Jepang, diikuti oleh Buddhisme. Sebagian besar penduduk negara tersebut mengambil bagian dalam kegiatan Shinto dan Buddha, terutama festival, yang mencerminkan pandangan umum dalam [[budaya Jepang]] bahwa kepercayaan dan praktik berbagai agama tidak harus dilakukan secara eksklusif. Aspek-aspek dari Shinto juga dimasukkan ke dalam berbagai [[Shinshūkyō|gerakan agama baru di Jepang]].