Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 8:
Meskipun waktu Shinto menjadi agama tersendiri dalam sejarah masih diperdebatkan, penyembahan ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' dapat ditelusuri kembali pada [[Zaman Yayoi]] (300 SM-300 M) di Jepang. [[Buddhisme Tiongkok|Ajaran Buddha]] masuk ke Jepang pada akhir [[Zaman Kofun]] (300-538 M) dan menyebar dengan cepat. [[Sinkretisme|Sinkretisasi agama]] membuat penyembahan ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' dan ajaran Buddha tidak dapat dipisahkan secara fungsional, proses itu disebut ''[[shinbutsu-shūgō]]''. ''{{lang|ja-Latn|Kami}}'' mulai dipandang sebagai bagian dari [[kosmologi Buddha]] dan selanjutnya semakin digambarkan dengan [[antropomorfisme]]. Tradisi tertulis paling awal mengenai penyembahan ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' tercatat dalam ''[[Kojiki]]'' dan ''[[Nihon Shoki]]'' dari abad ke-8. Pada abad-abad berikutnya, ''{{lang|ja-Latn|shinbutsu-shūgō}}'' diadopsi oleh keluarga Kekaisaran Jepang. Selama [[Zaman Meiji]] (1868-1912), kepemimpinan [[nasionalisme Jepang|nasionalis]] Jepang memisahkan pengaruh penganut Buddha dari penyembahan ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' dan membentuk [[Shinto negara]]. Ideologi Shinto negara Jepang tersebut dianggap oleh sejumlah sejarawan sebagai asal usul Shinto sebagai agama tersendiri. Kuil berada di bawah pengaruh pemerintah yang berkembang dan masyarakat didorong untuk menyembah [[Kaisar Jepang|kaisar]] sebagai ''{{lang|ja-Latn|kami}}''. Dengan terbentuknya [[Kekaisaran Jepang]] pada awal abad ke-20, Shinto disebarkan keluar ke wilayah lain di Asia Timur. Setelah kekalahan Jepang pada [[Perang Dunia II]], Shinto secara resmi [[negara sekuler|dipisahkan dari negara]].
 
Shinto terutama ditemukan di Jepang, wilayah yang terdapatmenampung sekitar 100.000 kuil umum, meskipunwalau para praktisi juga ditemukan di luar negeri. Secara numerik, agama tersebut merupakan agama terbesar di Jepang, diikuti oleh Buddhismeajaran Buddha. Sebagian besar penduduk negara tersebut mengambilturut bagianberpartisipasi dalam baik kegiatan Shinto danmaupun Buddha, terutama festival,. yangFenomena itu mencerminkan pandangan umum dalam [[budaya Jepang]] bahwa kepercayaan dan praktik berbagai agama tidak harus dilakukan secarahanya eksklusifoleh golongan tertentu. Aspek-aspek dari Shinto juga dimasukkan ke dalam berbagai [[Shinshūkyō|gerakan agama baru di Jepang]].
 
== Definisi ==