Paus Sisinius: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 23:
Pada akhir abad ke-5 Masehi, Gereja Timur berseberangan dengan Gereja Barat seputar [[monofisitisme|kontroversi Monofisitisme]]. Gereja Timur pada umumnya mengamini pandangan yang mengatakan bahwa kodrat ilahi [[Yesus Kristus]] mengungguli kondrat insaninya, sementara Gereja Barat (seturut keputusan [[Konsili Kalsedon]] tahun 451) mengimani [[persatuan hipostatik|kemanunggalan hipostasis]].{{sfn|Duffy|1997|pp=37–38}} [[kaisar Romawi Timur|Kaisar di Konstantinopel]] berusaha mencari jalan tengah demi mempertahankan keutuhan wilayah kedaulatannya, tetapi [[paus (Katolik)|paus]] di Roma curiga kalau-kalau kaisar bersimpati kepada [[bidat]], dan oleh karena itu berusaha mementahkan klaim keberdaulatan kaisar atas Gereja.{{sfn|Duffy|1997|p=38}} Pada masa jabatan [[Paus Martinus I]] (tahun 649-655), hubungan Barat dengan Timur sudah semakin renggang.{{sfn|Duffy|1997|pp=60–61}} Pada akhir abad ketujuh, seperti yang digambarkan oleh sejarawan [[Eamon Duffy]], "keharusan bagi [para] paus untuk menunggu [[Kepausan Bizantium|keterpilihannya mendapatkan pengukuhan]] dari [[Konstantinopel]] sebelum dapat dianggap sah ditiadakan, [[Eksarkatus Ravenna|eksarkus di Ravenna]] [wakil pemerintah Romawi Timur di [[Semenanjung Italia]]] dikuasakan untuk mengeluarkan mandat yang diperlukan untuk itu".{{sfn|Duffy|1997|p=61}}
 
Peran paus pada masa hidup Sisinnius danmaupun pada sahasrawarsa pertama secara keseluruhan terbatas selaku seorang perantara. Seperti yang dijelaskan oleh teolog [[Richard McBrien]], paus tidak dapat mengangkat semua uskup, dan tidak pula dapat "memerintah Gereja sejagat". Mereka juga tidak dapat menerbitkan [[ensiklik]] maupun [[katekismus]], dan tidak dapat meng[[kanonisasi]] orang kudus maupun menggelar [[Konsili oikumenis|konsili oikumene]].{{sfn|McBrien|2006|pp=4–5}}
 
=== Politis ===