Bantengan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Mengembalikan suntingan oleh 116.206.40.115 (bicara) ke revisi terakhir oleh Inufact Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Menambah penjelasan detail Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 3:
Bantengan merupakan pengembangan dari kesenian Kebo-keboan Ponoragan yang ada di [[Kabupaten Ponorogo|Ponorogo]]. Ponorogo yang bersebelahan dengan [[Kota Madiun|Madiun]] sebagai kota berbagai perguruan silat, sehingga banyak pesilat yang berkunjung ke Ponorogo sebagai kota Reog. Seni Kebo-keboan dimaknai sebagai tolak bala dan penyelamat Raja Surakarta [[Pakubuwana II|Paku Buwana II]] dari berbagai serangan pemberontak keraton.
[[Berkas:Proses pemulihan bantengan.jpg|jmpl|Seni Bantengan terdapat proses Trance atau Kesurupan]]
Pesilat dari pegunungan sekitar Mojokerto, Malang dan Batu melihat kesenian Kebo-keboan sehingga berinisatif membuat kesenian serupa tetapi menggunakan bentuk hewan [[Banteng]] yang mulai punah di Hutan sekitar Lereng Gunung, dengan tujuan sebagai pengingat Bela Diri dan menarik masyarakat untuk mengikuti Bela Diri [[Pencak silat|Pencak Silat]]. Di Malang khususnya juga terdapat relief peninggalan candi jago di daerah tumpang yang bergambar banteng dan harimau.
Maka Dari itu, sebelum tahun 2000 Bentuk tanduk pada Bantengan selalu menyerupai atau menggunakan Tanduk Kerbau seperti pada seni kebo-keboan di Ponorogo, barulah setelah masuknya internet di pedesaan mulai menggunakan tanduk banteng. Akan Tetapi hingga saat ini masih ada yang menggunkana tanduk Kerbau sebagai cikal Bakal seni bantengan.
|