Kesultanan Jambi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Sejarah singkat Pangeran Ratu Martaningrat Tag: menambah kata-kata yang berlebihan atau hiperbolis VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Keresidenan palembang Tag: menambah tag nowiki VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 87:
=== Keruntuhan ===
[[File:De beschieting van de Kraton van de Sultan van Djambi door de gouvernementsmarineschepen Celebes, Admiraal van Kinsbergen en Onrust op 8 september 1858 Rijksmuseum Amsterdam SK-A-4105.jpg|jmpl|Lukisan, penyerangan kapal Belanda di keraton Sultan Jambi, 8 september 1858]]
Berbeda dari penguasa sebelumnya, [[Thaha Syaifuddin dari Jambi|Sultan Thaha Syaifuddin]] menolak keras perjanjian dengan [[Belanda]]. Bahkan utusan Belanda yang beberapa kali datang untuk menyodorkan perjanjian kepadanya selalu dihindari. Sultan Thaha selalu berprinsip bahwa bertemu orang Belanda (Najis) akan menghilangkan pahalanya selama 40 hari. Akibatnya Belanda marah dan melayangkan serangan pada 8 September 1858. Belanda mengirim 3 Kapal Uap (kapal induk perang zaman dulu) bersama ribuan prajurit dan kapal-kapal kecil lainnya, menyerang Istana Tanah Pilih (lokasinya saat ini di Rumah Dinas Danrem, Masjid Agung Al-Falah, Sekolah TK & SD Al-Falah). Ke esokan paginya, sekitar Jam 10 pagi, Istana Tanah Pilih berhasil di kuasai Belanda. Sultan Thaha mundur ke arah hulu Sungai Batanghari hanya membawa pusaka Keris Siginjai (Simbol Raja Jambi) sedangkan pusaka-pusaka Kesultanan Jambi lainnya diselamatkan Permaisuri Ratu Khalidjah ke Tanjung Raden (seperti stempel Sultan Thaha, Stempel Pangeran Ratu, dll nya). ''(Saat ini pusaka Kesultanan Jambi kecuali Keris Siginjei
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM De woning van de Sultan van Djambi te Doesoen Tengah Sumatra TMnr 60002826.jpg|jmpl|Kediaman Sultan Ahmad Nazaruddin di Dusun Tengah (sekarang di desa Rambutan Masam, Batanghari), sekitar tahun 1877-1879]]
Dalam serangan itu Sultan Thaha melarikan diri, beliau berjuang melawan Belanda selama 46 Tahun dengan taktik bergerilya sampai akhir hayatnya pada usia 88 tahun, pada tanggal 26 April 1904 M.
[[File:KapitulationJambi MartaNingrat-OLHelfrich 19040326.jpeg|jmpl|Pangeran Ratu Martaningrat menyerah kepada pihak Belanda, sekitar tahun 1903-1904]]
Pada tahun 1903, Pangeran Ratu Martaningrat, keturunan dari Sultan Thaha ditangkap Belanda saat usia 17 tahun. Kemudian Pangeran Ratu dibuang oleh Belanda ke Celebes (Sulawesi). Pangeran Ratu Martaningrat meninggal pada usia 21 tahun ( 1907 M ) beliau tidak memiliki keturunan karena beliau belum menikah.
Kesultanan Jambi benar-benar berakhir, saat Sultan Thaha dibunuh oleh Belanda di
Kesultanan Jambi resmi dibubarkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada 1907 M, dan semua simbol-simbol Kesultanan seperti Istana Tanah Pilih dihancurkan Belanda, agar melemahkan perjuangan rakyat Jambi.
D
dan berhasilnya Belanda menguasai wilayah-wilayah Kesultanan Jambi, maka Jambi etapkan berada dibawah ai [[Keresidenan Jambi|K]]<nowiki/>sidenan palembang
== Geografi ==
|