Pop Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HouseGecko (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
HouseGecko (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 17:
{{Musik Indonesia}}
'''Pop Indonesia''', '''Pop Indo''' atau '''I-pop''' (singkatan dari '''Indonesian pop''') secara luas didefinisikan sebagai [[genre musik|aliran]] [[musik pop]] yang ada di [[Indonesia]], tetapi dalam arti yang lebih luas juga dapat mencakup budaya pop Indonesia yang juga termasuk film Indonesia dan sinetron.
 
== Sejarah ==
 
=== 1960an - 1970an ===
Koes Plus, salah satu pionir musik pop Indonesia
Koes Plus, dulu bernama Koes Bersaudara, dianggap sebagai salah satu pionir musik pop dan rock 'n roll Indonesia pada tahun 1960an dan 1970an. Pengaruh musik Amerika dan Inggris terlihat jelas dalam musik Koes Plus; The Beatles dikenal sebagai pengaruh utama band ini.
 
Musik pop Indonesia pada tahun 1970-an juga memunculkan musisi dan penyanyi seperti Chrisye, Titiek Puspa, dan Ebiet G. Ade. Kiprah mereka di industri musik tanah air sangat besar dan mempengaruhi perkembangan musik setelahnya. Nama-nama tersebut masih melekat di benak banyak orang karena merekalah pionir musik pop di tanah air.<ref name=":0">{{Cite web|last=|date=2021-03-10|title=Semua Halaman - Tren dan Warna Musik Indonesia Dekade 1970-an Sampai 2010-an|url=https://www.jawapos.com/entertainment/music-movie/10/03/2021/tren-dan-warna-musik-indonesia-dekade-1970-an-sampai-2010-an/|website=JawaPos.com|language=id|access-date=2022-08-27}}</ref>
 
Industri musik Indonesia pada tahun 1970-an cukup maju dimana genre musik pop menjadi sangat populer dengan menghadirkan karya-karya musisi seperti Chrisye, Ade dan Puspa. Kompetisi penulisan lagu Prambors (LCLR) pada tahun 1977 menjadi pemecah stagnasi industri musik pop saat itu. Acara ini pun banyak melahirkan musisi-musisi baru di tahun-tahun berikutnya.<ref name=":02">{{Cite web|last=|date=2021-03-10|title=Semua Halaman - Tren dan Warna Musik Indonesia Dekade 1970-an Sampai 2010-an|url=https://www.jawapos.com/entertainment/music-movie/10/03/2021/tren-dan-warna-musik-indonesia-dekade-1970-an-sampai-2010-an/|website=JawaPos.com|language=id|access-date=2022-08-27}}</ref>
 
=== 1970an - 1980an: Pop melankolis dan pop kreatif ===
Selama akhir tahun 1970-an dan hingga tahun 1980-an, dua subgenre pop Indonesia mendominasi industri lokal: pop melankolis dan pop kreatif. Pop melankolis, juga dikenal sebagai lagu cengeng, bercirikan tempo lambat, tema-tema sentimental dan pengaruh pop tradisional Amerika tahun 1950-an, yang menggabungkan progresi akord yang tidak rumit.<ref name=":022">Yampolsky, P. (1989). “Hati Yang Luka”, an Indonesian Hit. ''Indonesia'', ''47'', 1–17. <nowiki>https://doi.org/10.2307/3351072</nowiki></ref> Komposer terkemuka di subgenre ini termasuk [[Rinto Harahap]], [[Pance Pondaag]] dan [[Obbie Messakh]].<ref name=":1">{{Cite web|last=Ahsan|first=Ivan Aulia|title=Sejarah Pelarangan Lagu Cengeng Zaman Orde Baru|url=https://tirto.id/sejarah-pelarangan-lagu-cengeng-zaman-orde-baru-dfkV|website=tirto.id|language=id|access-date=2024-01-15}}</ref><ref name=":2">{{Cite book|last=Sakrie|first=Denny|date=2015-03-01|url=https://books.google.com/books?id=l3zwBgAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA123&dq=%22pop+kreatif%22&hl=en|title=100 Tahun Musik Indonesia|publisher=GagasMedia|isbn=978-979-780-785-6|language=id}}</ref> Penyanyi pop melankolis yang populer antara lain [[Dian Piesesha]] (yang albumnya ''[[Tak Ingin Sendiri (album)|Tak Ingin Sendiri]]'' terjual lebih dari 2 juta kopi), [[Nia Daniaty]], [[Iis Sugianto]], dan [[Betharia Sonatha]] (yang albumnya ''[[Hati yang Luka]]'' menjadi hit besar pada tahun 1987).<ref name=":22">{{Cite book|last=Sakrie|first=Denny|date=2015-03-01|url=https://books.google.com/books?id=l3zwBgAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA123&dq=%22pop+kreatif%22&hl=en|title=100 Tahun Musik Indonesia|publisher=GagasMedia|isbn=978-979-780-785-6|language=id}}</ref><ref>{{Cite web|last=Tim|title=Dian Piesesha hingga Meriam Bellina Ramaikan Konser Senandung Rindu|url=https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20230517170102-227-950934/dian-piesesha-hingga-meriam-bellina-ramaikan-konser-senandung-rindu|website=hiburan|language=id-ID|access-date=2024-01-15}}</ref><ref name=":023">Yampolsky, P. (1989). “Hati Yang Luka”, an Indonesian Hit. ''Indonesia'', ''47'', 1–17. <nowiki>https://doi.org/10.2307/3351072</nowiki></ref> Subgenre ini sempat dilarang ditayangkan di TVRI pada tahun 1988 oleh Harmoko, Menteri Penerangan Indonesia saat itu.<ref name=":1" />
 
Sebaliknya, pop kreatif bercirikan tempo upbeat dan pengaruh AOR dengan unsur [[funk]], [[new wave]], [[Fusion jazz|jazz fusion]], [[disko]] dan boogie, sebanding dengan city pop dan jazz fusion Jepang.<ref name=":32">{{Cite web|last=Indonesia|first=Harper's Bazaar|title=Kembalinya Musik Pop Kreatif dalam Terminologi Baru: Indonesian City Pop|url=https://harpersbazaar.co.id/articles/read/8/2021/15675/kembalinya-musik-pop-kreatif-dalam-terminologi-baru-indonesian-city-pop|website=harpersbazaar.co.id|language=en|access-date=2024-01-15}}</ref> Subgenre ini terutama diasosiasikan dengan kaum urban dan kelas menengah ke atas.<ref name=":3">{{Cite web|last=Indonesia|first=Harper's Bazaar|title=Kembalinya Musik Pop Kreatif dalam Terminologi Baru: Indonesian City Pop|url=https://harpersbazaar.co.id/articles/read/8/2021/15675/kembalinya-musik-pop-kreatif-dalam-terminologi-baru-indonesian-city-pop|website=harpersbazaar.co.id|language=en|access-date=2024-01-15}}</ref> Penyanyi dan/atau komposer populer di subgenre ini antara lain [[Chrisye]], [[Fariz RM]], [[KLa Project]], [[Utha Likumahuwa]], dan [[Vina Panduwinata]].<ref>{{Cite web|last=Indonesia|first=C. N. N.|title=KLa Project, Gelombang yang Mendobrak 'Pop Cengeng' Indonesia|url=https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20181125041155-227-349041/kla-project-gelombang-yang-mendobrak-pop-cengeng-indonesia|website=hiburan|language=id-ID|access-date=2024-01-15}}</ref><ref>{{Cite web|last=developer|first=medcom id|date=2023-06-25|title=Bangkitnya Lagu-lagu Chrisye, Fariz RM, dan Pop Kreatif dalam Label City Pop Indonesia|url=https://www.medcom.id/hiburan/musik/xkE2JgZK-bangkitnya-lagu-lagu-chrisye-fariz-rm-dan-pop-kreatif-dalam-label-city-pop-indonesia|website=medcom.id|language=id|access-date=2024-01-15}}</ref> Kesuksesan soundtrack [[Badai Pasti Berlalu (album 1977)|Badai Pasti Berlalu]] dan album [[Sakura (album)|Sakura]] milik Fariz RM menjadi momentum tumbuhnya pop kreatif.<ref name=":23">{{Cite book|last=Sakrie|first=Denny|date=2015-03-01|url=https://books.google.com/books?id=l3zwBgAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA123&dq=%22pop+kreatif%22&hl=en|title=100 Tahun Musik Indonesia|publisher=GagasMedia|isbn=978-979-780-785-6|language=id}}</ref> Setelah Harmoko melarang penayangan pop melankolis di TVRI pada tahun 1988, pop kreatif lambat laun semakin populer di kalangan massa dan mendominasi akhir tahun 1980-an hingga tahun 1990 ketika slow rock/rock kapak Malaysia mulai meresap ke dalam budaya pop Indonesia.<ref>{{Cite web|last=gm|first=Indra|date=2023-04-14|title=Ketika Pop Melankolis Tidak Lagi Mendominasi, Dua Bintang Ini Lahir Menandai Tren Baru di Blantika Musik Indonesia - Laman 2 dari 2|url=https://lontarnews.com/2023/04/14/seni-budaya-ketika-pop-melankolis-tidak-lagi-mendominasi-dua-bintang-ini-lahir-menandai-tren-baru-di-blantika-musik-indonesia-lontarnews/|website=Lontar News|language=id|access-date=2024-01-15}}</ref>
 
Iwan Fals seorang musisi legendaris Indonesia yang dalam musiknya banyak mengangkat isu-isu sosial dan politik. Iwan Fals sangat populer saat itu, musiknya masih menjadi favorit banyak orang hingga saat ini. Lagu-lagunya cukup politis; musiknya banyak mengangkat permasalahan seperti perang (Puing), lingkungan hidup (Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi), kemiskinan (Siang Sebrang Istana), pekerja anak (Sore Tugu Pancoran). Sebab lagu-lagunya bersifat politis dan banyak mengkritik pemerintah. Beberapa lagunya dilarang oleh pemerintahan otoriter Soeharto saat itu.<ref>{{Cite web|last=Elliot|date=2018-10-16|title=Traditional and Modern Indonesian Music|url=http://thespicerouteend.com/traditional-modern-indonesian-music/|language=en-US|access-date=2022-08-27}}</ref>
 
=== 1980an - 1990an: Grup pop ===
Pada akhir tahun 80an, boyband dan girlband mulai bermunculan. Boyband pertama yang debut di Indonesia adalah Trio Libels yang debut pada akhir tahun 1980an. Disusul dengan gelombang pertama atau generasi boyband dan girlband, dan beberapa grup terkenal yang muncul dari gelombang ini adalah Cool Colors, Coboy, ME, T-Five, Warna, Rida Sita Dewi, AB Three, dan Bening.<ref>{{Cite web|title=Kapanlagi.com: Musik - 10 Boyband dan Girlband Indonesia Yang Pernah Jaya di Era 90-an|url=https://musik.kapanlagi.com/berita/10-boyband-dan-girlband-indonesia-yang-pernah-jaya-di-era-90-an-ceef1a.html|website=KapanLagi.com|language=id|access-date=2022-09-25}}</ref>
 
=== 2000an - 2010an: Pop rock dan pengaruh Asia Timur ===
Pada tahun 2000-an, musik beraliran pop rock mulai merajai tangga musik nasional. Band populer yang mengusung konsep pop rock antara lain Peterpan, Dewa 19, Gigi, Sheila on 7, Padi, Ada Band, Ungu, Letto, Nidji, dan D'Masiv. Semuanya tampil di MTV Asia dan melakukan tur rutin ke seluruh negeri ditambah negara tetangga Singapura dan Malaysia. Band-band ini mendapat sambutan luar biasa di kawasan ini (termasuk Brunei), beberapa orang mengaitkan hal ini dengan kesamaan kosa kata yang netral dalam penulisan lagu dibandingkan dengan bahasa sehari-hari yang digunakan di antara negara-negara ini, sementara beberapa orang berspekulasi bahwa maraknya kaset dan CD bajakan menjadi penyebabnya.<ref>{{Cite web|title=10 Lagu Indonesia Tahun 2000-an yang Intronya Bikin Flashback ke Era MTV - Kapanlagi.com|url=https://www.kapanlagi.com/amp/musik/berita/10-lagu-indonesia-tahun-2000-an-yang-intronya-bikin-flashback-ke-era-mtv-55612c.html|website=www.kapanlagi.com|access-date=2023-09-25}}</ref><ref>{{Cite web|title=Kapanlagi.com: Musik - 8 Musisi Jagoan Indonesia Yang Berjaya di Malaysia|url=https://musik.kapanlagi.com/berita/8-musisi-jagoan-indonesia-yang-berjaya-di-malaysia-b11691.html|website=KapanLagi.com|language=id|access-date=2023-09-25}}</ref>
 
Popularitas musik Indonesia di Malaysia khususnya telah menjadi begitu luar biasa sehingga pada tahun 2008, stasiun-stasiun radio di sana diminta untuk membatasi jumlah lagu-lagu Indonesia yang disiarkan sehingga musisi lokal mendapat kesempatan yang lebih adil.<ref>{{cite web|date=3 September 2008|title=Malaysian music industry wants Indonesian songs restricted|url=http://www.thejakartapost.com/news/2008/09/03/malaysian-music-industry-wants-indonesian-songs-restricted.html|work=The Jakarta Post|archiveurl=https://web.archive.org/web/20091224142202/http://www.thejakartapost.com/news/2008/09/03/malaysian-music-industry-wants-indonesian-songs-restricted.html|archivedate=24 December 2009|url-status=dead}}</ref>
 
Beberapa band pop rock ini memasukkan akar tradisional Melayu ke dalam musik mereka, menghidupkan kembali gaya Orkes Melayu lama yang pernah populer di wilayah Indonesia dan Malaysia. Band-band tersebut termasuk dalam subgenre Pop Melayu "Band Pop Melayu" yang menjadi populer di akhir tahun 2000-an dengan artis-artis seperti Kangen Band, Wali, Hijau Daun, Armada, Angkasa dan ST 12.<ref>{{Cite web|last=“Goodcommerce”|title=HIDUP MATI MUSIK POP MELAYU DI INDONESIA DARI NORAK SAMPAI DIJADIKAN AJANG UNTUK BERNOSTALGIA|url=https://www.froyonion.com/news/pop/hidup-mati-musik-pop-melayu-di-indonesia-dari-norak-sampai-dijadikan-ajang-untuk-bernostalgia|website=www.froyonion.com|language=en|access-date=2023-09-25}}</ref>
 
Indonesia pertama kali mengalami gelombang Korea pada tahun 2000an, yang menyebabkan mempopulerkan K-drama dan K-pop. Meningkatnya popularitas K-pop memunculkan gelombang kedua atau generasi boyband dan girlband di Indonesia.<ref>{{Cite book|last1=Bennett|first1=A.|last2=Robards|first2=B.|date=2014-06-15|url=https://books.google.com/books?id=4R_tAwAAQBAJ&dq=boyband+ipop&pg=PT78|title=Mediated Youth Cultures: The Internet, Belonging and New Cultural Configurations|publisher=Springer|isbn=978-1-137-28702-1|language=en}}</ref><ref>{{Cite book|last1=Kerr|first1=Thor|last2=Ndimande|first2=Bekisizwe|last3=Putten|first3=Jan Van der|last4=Johnson-Mardones|first4=Daniel F.|last5=Arimbi|first5=Diah Ariani|last6=Amalia|first6=Yuni Sari|date=2018-12-14|url=https://books.google.com/books?id=ESiBDwAAQBAJ&dq=boyband+ipop&pg=PA98|title=Urban Studies: Border and Mobility: Proceedings of the 4th International Conference on Urban Studies (ICUS 2017), December 8-9, 2017, Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia|publisher=Routledge|isbn=978-0-429-01724-7|language=en}}</ref> Ada beberapa grup yang dipengaruhi K-pop yang muncul dari gelombang ini, salah satu yang paling awal adalah G-String,<ref>{{Cite web|last1=Times|first1=I. D. N.|last2=Triadanti|title=Apa Kabar Boyband dan Girlband yang Pernah Menjamur di Indonesia?|url=https://www.idntimes.com/hype/throwback/danti/apa-kabar-boyband-dan-girlband-yang-pernah-menjamur-di-indonesia|website=IDN Times|language=id|access-date=2022-09-24}}</ref> namun yang paling terkenal adalah SM*SH, CJR dan Cherrybelle. Grup populer lainnya termasuk 7Icons, XO-IX, Hitz, dan Dragonboyz. Dari era inilah istilah "I-pop" muncul dan digunakan oleh beberapa grup antara lain Cherrybelle,<ref>{{Cite web|title=Kapanlagi.com: Musik - Dianggap Tiru Konsep Girlband Korea, Cherry Belle: Salah Banget!|url=https://musik.kapanlagi.com/berita/dianggap-tiru-konsep-girlband-korea-cherry-belle-salah-banget-b604ac.html|website=KapanLagi.com|language=en|access-date=2022-09-24}}</ref><ref>{{Cite web|last=Coley|first=Denise|date=2015-05-22|title=Non-Kpop Wednesday: Cherrybelle|url=https://www.kcrush.com/non-kpop-wednesday-cherrybelle/|website=K Crush America Magazine|language=en|access-date=2022-09-24}}</ref> 7Icons, dan XO-IX.<ref>{{Cite web|last=Selasa|first=10 Januari 2012 21:43 Penulis: Arai Amelya|title='K-Pop vs I-Pop', N: Sonic Siap 'Lawan' Boyband Indonesia|url=https://www.kapanlagi.com/showbiz/asian-star/k-pop-vs-i-pop-n-sonic-siap-lawan-boyband-indonesia.html|website=KapanLagi.com|language=en|access-date=2022-09-24}}</ref>
 
Beberapa grup yang dipengaruhi J-pop juga debut pada waktu yang hampir bersamaan. Pada tahun 2011, Super Girlies, girlband yang dipengaruhi J-pop, memulai debutnya; single pertama mereka adalah cover lagu Berryz Kobo.<ref>{{Cite web|last=Okezone|date=2012-01-29|title=Supergirlies Beli Lagu dari Girlband Jepang : Okezone Celebrity|url=https://celebrity.okezone.com/read/2012/01/27/386/564953/supergirlies-beli-lagu-dari-girlband-jepang|website=celebrity.okezone.com/|language=id-ID|access-date=2022-11-16}}</ref> Pada tahun yang sama, grup idola Jepang AKB48 meluncurkan sister grup pertamanya di Jakarta, JKT48. JKT48 memperkenalkan konsep "idola yang dapat Anda temui" di Indonesia, dan membedakan dirinya dari grup lain dengan menyebut diri mereka sebagai "idol group", bukan "girlband" pada khususnya.<ref>{{Cite web|title=Ngobrol Bareng Anji Manji, Personil JKT48 Tak Mau Grupnya Disebut Girlband, Kenapa?|url=https://www.grid.id/read/04995595/ngobrol-bareng-anji-manji-personil-jkt48-tak-mau-grupnya-disebut-girlband-kenapa|website=Grid.ID|language=id|access-date=2022-11-16}}</ref> Selanjutnya, beberapa "idol group" yang dipengaruhi J-pop independen melakukan debut mereka, termasuk LuSca, yang memulai debutnya pada tahun 2012.<ref>{{Cite web|last=You|first=Mas Joy-Japan On|date=2014-10-06|title=[Local Idol] Yuk kita mengenal lebih dekat dengan Lumina Scarlet!|url=https://japanesestation.com/community/local-profiles/local-idol-yuk-kita-mengenal-lebih-dekat-dengan-lumina-scarlet|website=Japanese Station|language=id|access-date=2022-11-17}}</ref>
 
== Grup musik ==