Bank Duta: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: halaman dengan galat kutipan |
|||
Baris 33:
Skandal tersebut jelas mempermalukan rezim Orde Baru, mengingat sebelumnya orang menganggap Bank Duta aman secara politis, bahkan ada yang menyebutnya sebagai bank semi-[[BUMN]].<ref name=banker/> Dicky saat itu juga merupakan menantu Bustanil, orang kepercayaan Soeharto. Konon, sang presiden sangat marah akibat tindakannya, sehingga Bustanil dipaksa untuk menceraikan Dicky dan putrinya, dan sang eks-bankir kemudian diberi hukuman selama 8 tahun dan denda Rp 800 miliar.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=AF9nDwAAQBAJ&pg=RA1-PA90&dq=bank+duta+dicky&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjF3qfG_OCDAxWkzDgGHY2PBHEQ6AF6BAgMEAI#v=onepage&q=bank%20duta%20dicky&f=false DARI SOEKARNO SAMPAI SBY]</ref> Untuk mencegah krisis lebih luas lagi, Soeharto secara rahasia meminta dua bantuan [[cukong]] kepercayaannya, [[Soedono Salim]] dan [[Prajogo Pangestu]] untuk menyuntikkan modal ke Bank Duta yang masing-masing dibagi secara rata dengan total US$ 419,6 miliar. Secara resmi, dana dari keduanya diumumkan berasal dari "[[hibah]]" yayasan-yayasan sang presiden sebagai pemilik bank ini.<ref name=banker/> Akibatnya, walaupun Bank Duta mengalami masalah yang sebenarnya berat, seakan-akan masalah tersebut tidak berdampak sama sekali baik pada bank ini maupun sistem perbankan nasional.
Meskipun bisa selamat, namun nasib Bank Duta setelah itu masih tetap bermasalah. Manajemen yang tetap tidak profesional, membuat Bank Duta tetap disuntik kredit likuiditas dari Bank Indonesia, ditambah aliran dana ilegal dari yayasan-yayasan Soeharto sebagai pemiliknya.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=7uHSDwAAQBAJ&pg=PA88&dq=bank+duta+bob&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwj1_76-guGDAxWmcmwGHde7DmkQ6AF6BAgKEAI#v=onepage&q=bank%20duta%20bob&f=false Abdurrahman Wahid : dan Penegakan Hukum Terhadap Keluarga Cendana]</ref><ref>[https://news.detik.com/berita/d-3930418/antara-soeharto-supersemar-dan-bank-duta Antara Soeharto, Supersemar dan Bank Duta]</ref> Pada tahun 1995, Soeharto pun mengizinkan cukong lamanya yang lain untuk menolong Bank Duta: [[Bob Hasan]], yang duduk di jajaran komisaris.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=FC5zDwAAQBAJ&pg=PA61&dq=bank+duta+1990&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwi7nqSX-uCDAxVkzjgGHcB0BjAQ6AF6BAgGEAI#v=onepage&q=bank%20duta%201990&f=false Asian States, Asian Bankers: Central Banking in Southeast Asia]</ref> Sama seperti bank-bank lain yang saat itu di bawah kepemilikan/pengelolaan Bob (Bukopin, [[Bank Umum Nasional]], [[Bank Muamalat]] dan [[Bank Syariah Mega Indonesia|Bank Umum Tugu]]),<ref>[https://books.google.co.id/books?id=4KuNAAAAMAAJ&q=bank+tugu+bob&dq=bank+tugu+bob&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwj9mIv9hOGDAxU4SmwGHfHGCO8Q6AF6BAgHEAI Dari Soeharto ke Habibie: guru kencing berdiri, murid kencing berlari : kedua puncak korupsi, kolusi, dan nepotisme rezim Orde Baru]</ref> Bob menggunakan Bank Duta untuk kepentingan pribadinya, dengan menyalurkan kredit ke usaha sendiri. Akibatnya, nasib bank ini tidak jauh berbeda dari sebelumnya: terlihat besar di luar, namun keropos di dalam.<ref name=rise>[https://books.google.co.id/books?id=3mmuttCrCesC&pg=PA65&dq=bank+duta+bob&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjbt6fIguGDAxUye2wGHcS0DpM4ChDoAXoECAwQAg#v=onepage&q=bank%20duta%20bob&f=false he Corporate Economy in Southeast Asia]</ref>
Memasuki krisis ekonomi 1998, Bank Duta mengalami kredit macet hingga US$ 704 juta.<ref name=rise/> Mengikuti seruan dari pemerintah, awalnya bank ini akan di[[merger]] dengan Bank Umum Tugu, Bukopin dan Bank Umum Nasional,<ref name=eizai/> yang kemudian dipersempit menjadi Bank Duta dan Bank Umum Tugu. Nama bank hasil merger itu akan diberi nama Bank Palapa. Namun, kemudian rencana itu batal dilakukan.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=G8PXAAAAMAAJ&dq=bank+duta+palapa&focus=searchwithinvolume&q=tugu h 1-8]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=qWgrAAAAMAAJ&dq=bank+duta+palapa&focus=searchwithinvolume&q=palapaPanji masyarakat, Bagian 2,Masalah 1-19]</ref> Pada 13 Maret 1999 bank ini diambilalih oleh [[Badan Penyehatan Perbankan Nasional]] sebagai ''Bank Take Over'' (BTO), dan kemudian di tanggal 30 Juni 2000 resmi dimerger dengan [[Bank Danamon]].<ref>[https://books.google.co.id/books?id=RANTEAAAQBAJ&pg=PA34&dq=bank+duta+bto&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjF1b2gh-GDAxX9S2wGHeLCD4MQ6AF6BAgLEAI#v=onepage&q=bank%20duta%20bto&f=false Perbankan Indonesia: Mereka yang Mampu Bertahan di Masa Sulit]</ref>
|