Kabupaten Jayawijaya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Menghapus Lambang_kabupaten_Jayawijaya_menggunakan_gambar_jernih.png karena telah dihapus dari Commons oleh Krd; alasan: No permission since 6 January 2024.
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
k remove dauref, removed: | dauref =
Baris 36:
| kodearea =
| nomor_polisi = PA
| daurefdau = Rp 764.158.093.000,00- ([[2020]])<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2019/09/2.-DAU.pdf |title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2020)|accessdate=22 Januari 2021}}</ref>
| dau = Rp 764.158.093.000,00- ([[2020]])
| dauref = <ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2019/09/2.-DAU.pdf |title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2020)|accessdate=22 Januari 2021}}</ref>
| web = {{URL|http://www.jayawijayakab.go.id/}}
}}
 
'''Kabupaten Jayawijaya''' adalah salah satu [[kabupaten]] di [[Provinsi Papua Pegunungan]], [[Indonesia]] yang terletak di kawasan [[Pegunungan Tengah, Papua|Pegunungan Tengah]]. [[Ibu kota kabupaten]] ini terletak di [[Wamena, Jayawijaya|Distrik Wamena]] yang terletak dalam kawasan [[Lembah Baliem]]. Lembah Baliem lebih terkenal sehingga banyak orang menyebut Lembah Baliem identik dengan Jayawijaya atau Wamena. Dalam literatur asing Lembah Baliem juga sering disebut sebagai ''Lembah yang sangat besar'' ({{lang-en|'''Grand Valley'''}}).
 
Penduduk kabupaten ini pada pertengahan tahun [[2023]] berjumlah 273.819 jiwa, dengan kepadatan penduduk 20 jiwa/km<sup>2</sup>.<ref name="bpsjayawijaya"/> Kabupaten Jayawijaya berada di wilayah adat [[La Pago]].<ref>{{Cite web|title=La Pago|url=https://penghubung.papua.go.id/5-wilayah-adat/la-pago/|website=Badan Penghubung Daerah Provinsi Papua|language=en-US|access-date=2021-04-11|archive-date=2021-04-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20210410165416/https://penghubung.papua.go.id/5-wilayah-adat/la-pago/|dead-url=yes}}</ref>
 
Wilayah Kabupaten Jayawijaya saat pertama kali bergabung dengan Indonesia di tahun 1963 mencakup keseluruhan Provinsi Papua Pegunungan sekarang. Kemudian dilakukan pemekaran secara bertahap hingga sekarang terbentuk 8 kabupaten yang bersatu kembali dalam satu provinsi baru. Sebagai kabupaten tertua dan termaju, Kabupaten Jayawijaya dipilih sebagai ibukota provinsi.
 
== Geografis ==
Baris 87 ⟶ 86:
 
=== '''Pariwisata Kabupaten Jayawijaya''' ===
Kabupaten Jayawijaya merupakan salah satu daerah di Provinsi Papua yang berpotensi untuk mengembangkan pariwisata di daerahnya. Di Kabupaten Jayawijaya terdapat banyak objek wisata daerah baik wisata alam, wisata budaya maupun wisata minat tertentu. <ref>{{Cite journal|last=Yassin|first=Fatah|date=2015-07-08|title=Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata di Kabupaten Jayawijaya|url=http://repository.ut.ac.id/333/|language=en|publisher=Universitas Terbuka}}</ref> Pariwisata di Kabupaten Jayawijaya diantaranya adalah Pasir putih Wamena, Puncak Trikora, Goa Kantilola, Kampung Wisata Suroba, dan lain sebagainya.
 
== Pemerintahan ==
Baris 140 ⟶ 139:
 
== Kerusuhan Wamena ==
Sekelompok massa yang sebagiannya berseragam SMA melakukan aksi pengrusakan dan pembakaran sejumlah bangunan, termasuk kantor bupati Jayawijaya pada tanggal '''23 September 2019'''. [[Tentara Nasional Indonesia|Pihak militer]] mencatat bahwa terdapat 351 unit ruko, 27 rumah, 10 kantor dan 1 kompleks pasar yang hancur akibat kerusuhan tersebut. Selain itu, aksi ini juga diikuti dengan penyerangan warga. Setidaknya terdapat 33 orang tewas dalam kerusuhan ini.<ref>{{Cite news|title=Dua bulan sejak kerusuhan di Wamena, trauma dan rasa 'was-was' masih menghantui warga|url=https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-50512964|newspaper=BBC News Indonesia|language=id|access-date=2021-04-11|archive-date=2021-04-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20210411102532/https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-50512964|dead-url=no}}</ref> Sebagian besar korban merupakan warga pendatang [[Orang Minangkabau|Minangkabau]] dari [[Sumatera Barat|Sumatera Barat]] dan [[Suku Bugis|Bugis]] dari [[Sulawesi Selatan]].<ref>{{Cite news|title=TOKOH Minang Bersuara Keras Kutuk Tragedi Wamena Papua hingga Tuntut Jokowi Mundur Dianggal Gagal|url=https://wartakota.tribunnews.com/2019/09/29/tokoh-minang-bersuara-keras-kutuk-tragedi-wamena-papua-hingga-tuntut-jokowi-mundur-dianggal-gagal|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|language=id|access-date=2021-04-11|last=Suprapto|archive-date=2021-04-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20210411102534/https://wartakota.tribunnews.com/2019/09/29/tokoh-minang-bersuara-keras-kutuk-tragedi-wamena-papua-hingga-tuntut-jokowi-mundur-dianggal-gagal|dead-url=no}}</ref> Peristiwa ini dipicu oleh insiden perkataan yang diduga bernada rasial dari seorang guru terhadap siswa asli Papua di Wamena. Akan tetapi, dugaan ini dibantah oleh [[Kepolisian Daerah Papua|pihak kepolisian]]. Kepolisian menganggap massa perusuh termakan kabar hoax. Per 4 Oktober 2019, [[Pangkalan TNI Angkatan Udara Silas Papare]] mencatat sebanyak 10.080 orang meninggalkan Wamena menuju [[Kota Jayapura]].<ref>{{Cite news|last=Antara|date=2019-10-05|title=Jumlah Pengungsi Kerusuhan Wamena Lebih 10 Ribu Orang|url=https://nasional.tempo.co/read/1256124/jumlah-pengungsi-kerusuhan-wamena-lebih-10-ribu-orang|work=[[Tempo.co]]|language=id|access-date=2021-04-11|editor-last=Amirullah|archive-date=2021-04-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20210411102532/https://nasional.tempo.co/read/1256124/jumlah-pengungsi-kerusuhan-wamena-lebih-10-ribu-orang|dead-url=no}}</ref> Pada 28 Oktober 2019, [[Joko Widodo|Presiden Joko Widodo]] mengunjungi Wamena untuk melihat situasi kota pasca kerusuhan. Presiden meminta proses rekonstruksi segera dilakukan dan memerintahkan pemulihan situasi keamanan.
 
Peristiwa ini mengingatkan kembali kejadian '''"Wamena Berdarah"''' yang terjadi pada tanggal '''6 Oktober 2000'''. Saat itu terjadi konfilik horisontal antara warga pendatang dan pribumi. Kejadian tersebut menyebabkan tujuh orang Papua dan 24 warga pendatang meninggal.<ref>{{Cite news|title=Wamena: Wilayah yang pernah dilanda peristiwa berdarah 'perlu waktu' untuk memulihkan trauma warga pendatang dan Papua|url=https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-49835477|newspaper=BBC News Indonesia|language=id|access-date=2021-04-11|archive-date=2021-03-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20210319024131/https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-49835477|dead-url=no}}</ref> Pasca kerusahan, terdapat lebih dari 5.000 warga Wamena saat ini mengungsi di markas kepolisian dan militer, sedangkan sekitar 400 warga memilih pindah untuk sementara ke Jayapura.