KB Bank: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 57:
Pada Juni 2013, kelompok usaha milik keluarga [[Aksa Mahmud]], [[Bosowa Corporation]] masuk sebagai pemegang saham Bank Bukopin dengan membeli 14% sahamnya senilai Rp 1,17 triliun, yang kemudian di akhir tahun tersebut (Desember 2013) naik menjadi 30%. Transaksi tersebut menjadikan Bosowa sebagai pemegang saham terbesar, sehingga di tahun 2015 ditetapkan menjadi pemegang saham pengendali Bank Bukopin. Namun, pengendalian di bawah grup tersebut justru tidak berefek positif pada bank ini, dengan pada 2017 mencatatkan kredit macet yang naik dari 2,87% menjadi 6,37% dan [[rasio kecukupan modal]] yang hanya mencapai 10,52%.<ref name=tirto>[https://tirto.id/sengkarut-perebutan-bukopin-mengapa-bosowa-gugat-ojk-kookmin-f9yN#google_vignette Sengkarut perebutan Bukopin]</ref> Kredit macet tersebut jelas di atas persyaratan OJK yang hanya mencapai 5%. Tidak hanya itu, bank ini juga mengalami kesulitan permodalan<ref name=cnbc>[https://www.cnbcindonesia.com/market/20180405100741-17-9773/ujian-berat-bank-bukopin-masalah-npl-dan-modal-minim Ujian Berat Bank Bukopin, Masalah NPL dan Modal Minim]</ref> dan sempat merevisi laporan tahunannya pada 2016 hingga 2018.<ref>[https://www.cnbcindonesia.com/market/20180427144303-17-12810/drama-bank-bukopin-kartu-kredit-modifikasi-dan-rights-issue Drama Bank Bukopin: Kartu Kredit Modifikasi dan Rights Issue]</ref> Diduga kuat, kredit bermasalah tersebut salah satunya berasal dari pinjaman yang disalurkan kepada kelompok berelasi, yaitu kepada perusahaan-perusahaan Bosowa dan keluarga [[Jusuf Kalla]] yang pada akhir 2019 mencapai Rp 433 miliar.<Ref>[https://www.nawacitapost.com/nasional/2730006/bukopin-dalam-masalah-siapa-untung Bukopin Dalam Masalah, Siapa Untung?]</ref> Puncaknya adalah di tahun 2018, ketika OJK memasukkan Bukopin sebagai bank dalam pengawasan intensif.<ref name=ojka/>
 
Seretnya kondisi keuangan bank ini membuat Bank Bukopin memutuskan mengundang investor baru, yaitu [[KB Kookmin Bank]] dari [[Korea Selatan]], yang terpilih dari dua calon lainnya, yaitu ([[CVC Capital]] dan [[TPG Capital]]).<ref name=cnbc/> (Kookmin sempat memiliki sebagian saham di Bank Internasional Indonesia/BII (sekarang [[Bank Maybank Indonesia]]) dari 2003 hingga 2008). Pada 27 Juli 2018, dalam ''[[rights issue]]'', Kookmin masuk sebagai pemegang 22% saham Bukopin dalam transaksi senilai Rp 1,46 triliun.<ref>[https://www.cnbcindonesia.com/market/20180726202529-17-25617/besok-kookmin-bank-resmi-masuk-ke-bukopin Besok, Kookmin Bank Resmi Masuk ke Bukopin]</ref> Akibatnya, jumlah saham milik pemegang saham lain terdilusi, dengan Bosowa menjadi 23,39%, Kopelindo 11,5% dan pemerintah RI 8,9%. Meskipun kondisi keuangan Bukopin sempat membaik pasca-masuknya Kookmin, yang terjadi selanjutnya justru adalah perebutan kepemilikan antara Bosowa dan Kookmin,<ref>[https://finansial.bisnis.com/read/20200220/90/1203839/bosowa-dan-kookmin-berebut-pemegang-saham-pengendali-di-bukopin-bbkp Bosowa dan Kookmin Berebut Pemegang Saham Pengendali di Bukopin (BBKP)]</ref> suatu hal yang sangat berpengaruh ketika bank ini terkena kondisi yang genting dua tahun kemudian. Dalam rencana awalnya, Bank Bukopin di tahun 2020 akan mengadakan penawaran umum terbatas (PUT) ke V, di mana Kookmin dan Bosowa bersedia mengambil haknya.<ref name=tirto/> Kedua pihak menyampaikan bahwa mereka masing-masing telah menyiapkan dana siaga di ''escrow account'' sebesar US$ 200 juta dan Rp 193 miliar demi memenuhi persyaratan.<ref>[https://finansial.bisnis.com/read/20200617/90/1253690/adu-kuat-bosowa-dan-kookmin-siapa-kendalikan-bukopin Adu Kuat Bosowa dan Kookmin, Siapa Kendalikan Bukopin?]</ref>
 
Adapun hingga akhir 2019, Bukopin memiliki 409 kantor cabang yang tersedia di 24 provinsi, 843 ATM dan memiliki aset Rp 92,44 triliun.<ref>[https://www.trenasia.com/ojk-restui-rights-issue-adu-kuat-kb-kookmin-dan-bosowa-kuasai-bukopin OJK Restui Rights Issue, Adu Kuat KB Kookmin dan Bosowa Kuasai Bukopin]</ref>