KB Bank: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 39:
Sayangnya, "keberhasilan" Bukopin tersebut bisa dikatakan "semu", karena pertumbuhannya yang didorong oleh pihak non-koperasi, dalam hal ini kekuasaan.<ref name=tigt/> Mulanya yang mengendalikan bank ini adalah Bustanil, yang diperkuat dengan masuknya pendanaan dari Yayasan [[Badan Urusan Logistik]] (Bulog),<ref name=kencing>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=4KuNAAAAMAAJ&dq=bukopin+yayasan+bulog&focus=searchwithinvolume&q=+bulog Dari Soeharto ke Habibie: guru kencing berdiri, murid kencing berlari : kedua puncak korupsi, kolusi, dan nepotisme rezim Orde Baru]</ref> serta upayanya mengalirkan dana-dana Bulog dari Bank Duta kepada bank ini.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=JcBvoA5DCy0C&pg=PA180&dq=duta+bank+bukopin&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiOkL_NjOyDAxUs3TgGHX-ID0s4ChDoAXoECAcQAg#v=onepage&q=duta%20bank%20bukopin&f=false Pahlawan-pahlawan belia: keluarga Indonesia dalam politik]</ref> Bustanil juga menggunakan Bukopin untuk kepentingan pribadi usaha anaknya. Tercatat Bukopin pernah menyalurkan kredit Rp 18,5 miliar ke perusahaan milik putrinya, Arnie Arifin bernama PT [[Indo Komoditi Korpora|Indocitra Finance]] dengan bunga rendah.<ref name=tigt/> Kredit tersebut akhirnya menjadi bumerang di awal [[1990-an]], ketika Bukopin mengalami masalah kredit macet yang mencapai 15% dari total kredit (Rp 185 miliar),<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=_PEWAQAAMAAJ&dq=mooy+on+bukopin%27s&focus=searchwithinvolume&q=IRp185bn Trade Finance, Masalah 93-98]</ref> ditambah mengalami kekurangan modal.<ref name=tigt/>
Sebagai penyelamat, masuklah dua [[cukong]] kepercayaan [[keluarga Cendana]], yaitu [[Soedono Salim]] dan [[Bob Hasan]] pada periode 1991-1995 ke bank ini. Adapun Salim menyelamatkan Bukopin di saat-saat kritisnya dengan men[[deposito]]kan Rp 15 miliar dana segar di bank ini dengan bunga hanya 6% (di saat suku bunga saat itu sudah mencapai 24%).<ref>[https://books.google.co.id/books?id=GnKZBQAAQBAJ&pg=PA286&dq=duta+bank+bukopin&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwi3y8vbieyDAxX9SmwGHaZwC-A4FBDoAXoECAoQAg#v=onepage&q=duta%20bank%20bukopin&f=false Liem Sioe Liong's Salim Group: The Business Pillar of Suharto's Indonesia]</ref> Pada saat yang bersamaan (sejak 1989),<ref>[https://books.google.co.id/books?id=3mmuttCrCesC&pg=PA65&dq=duta+bank+bukopin&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwis5KHXjOyDAxXOxjgGHYmsA_0Q6AF6BAgKEAI#v=onepage&q=duta%20bank%20bukopin&f=false The Rise of the Corporate Economy in Southeast Asia]</ref> Bob masuk sebagai pemegang saham Bukopin. Dirinya kemudian tampil sebagai salah satu pemegang saham utamanya, dengan secara personal memiliki 6%<ref>[https://books.google.co.id/books?id=wXtfwKzHA2EC&pg=PA210&dq=bukopin+bob+hasan&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjRsJbWhOyDAxUZ7jgGHVzfCOwQ6AF6BAgNEAI#v=onepage&q=bukopin%20bob%20hasan&f=false The Politics of Economic Liberalization in Indonesia: State, Market and Power]</ref> dan secara tidak langsung melalui lembaga pimpinannya: [[Asosiasi Panel Kayu Indonesia]] (
Pada saat hampir bersamaan, Bukopin mengalami perubahan status. Pada 2 Januari 1990, berdasarkan Rapat Anggota Bank Umum Koperasi Indonesia, "Bukopin" sebagai singkatan pun ditinggalkan, sehingga nama resminya menjadi Bank Bukopin. Lalu, Rapat Anggota Khusus pada 2 Desember 1992 menyetujui perubahan status Bank Bukopin dari koperasi menjadi [[perseroan terbatas]].<ref name=pasca/> Perubahan status ini seiring pengesahan UU Perbankan No. 7/1992, ditambah upaya memperkuat struktur permodalan lewat masuknya pemegang saham non-koperasi. Status baru tersebut resmi berlaku sejak 29 Juni 1993. Dengan perubahan bentuk perusahaan tersebut, sekitar 2.787 koperasi anggotanya berubah menjadi pemegang saham bank ini.<ref name=gkbi/>
|