Suku Mongondow: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
PENAMBAHAN DAN PERUBAHAN KATA DALAM PENULISAN Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Perubahan kecil pada kata dan kalimat Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 33:
ejaan penulisan marga Al-gaus adalah Alghout atau Alghawht dari Al Hasani (bersambung ke sayyidina Hasan) itu dibuktikan dengan adanya manuscript silsilah keluarga mereka yang bersambung kepada Sayyidina Hasan r.a yang tidak semua orang di perlihatkan manuscript tersebut. hanya saja keturunan [[Syarif]] ini banyak dari mereka menyembunyikan diri dan bergaul dengan masyarakat lokal pada umumnya, serta mereka tidak ingin di ketahui atau di hormati apalagi untuk membanggakan leluhurnya, datuk' datuk' mereka menyampaikan dan mengajarkan pada mereka (anak cucu nya) bahwa mereka masih [[Syarif]] dan tidak boleh sembarangan berucap apalagi sampai bersumpah serapah, dalam pesan kakek mereka semua manusia sama di mata Allah swt, yang membedakan hanyalah ketaqwaan, dan wasiat itu turun temurun dari orang tua mereka sampaikan kepada anak cucunya, sampai dengan sekarang. di samping itu marga Algaus atau [[Al ghawth]] atau al ghauts adalah tabaruk kepada Wali Qutub atau al-Ghauts. Syarif Alwi yang menikah dengan putri raja bernama Bua' Sarah itu tahun [[1866|(1866]]) dan melahirkan anak bernama [[Syarif]] Hasan bin Alwi Algaus Kotabagon, masyarakat kotabangon mengenal nya dengan nama Tuan Syarif<ref>{{Cite book|last=Kohnstamm|first=Rita|date=2011|url=http://dx.doi.org/10.1007/978-90-313-8157-9_1|title=Ieder mensenkind wordt te vroeg geboren|location=Houten|publisher=Bohn Stafleu van Loghum|isbn=978-90-313-8156-2|pages=8–11}}</ref> yang dimakamkan di desa Langgagon. [[Berkas:Makam_Syarif_Hasan_bin_Syarif_Alwi_Algaus.jpg|jmpl|ka|Makam Syarif Hasan bin Syarif Alwi Algaus]]
Tuan Syarif Hasan bin Alwi Algaus memkliki 4 orang anak yang melanjutkan dengan marga istri nya yaitu Bua' Zaenab Makalalag
* Ahlul bait<ref>{{Cite journal|last=Suib|first=Muhammad|date=2023-12-05|title=Makna Ahlul Bait dalam Al-Qur’an Menurut Ulama Tafsir Nusantara|url=http://dx.doi.org/10.58578/anwarul.v4i1.2215|journal=ANWARUL|volume=4|issue=1|pages=81–100|doi=10.58578/anwarul.v4i1.2215|issn=2808-7895}}</ref> Nabi ini terjadi sejak zaman Bani Umayyah dan Bani Abbas, diburu dan dibunuh oleh penguasa terutama para ulamanya, ini berlangsung kurang lebih sekitar 750 tahun.
▲* Berikut beberapa faktor atau alasan pergantian marga keluarga Syarif Alwi Algaus
* Mahal nya pajak untuk para Syarif, dan pedagang arab pada masa kerajaan/dan beberapa alasan yang tidak di sebutkan.
Disamping itu masyarakat suku bolango yang bermukim di Bolaang Oeki pada zaman kolonial menyebut/memanggil dengan [[Syarif]]
* Ariel C. Lopez, “Conversion and Colonialism: Islam and Christianity in North Sulawesi, c. 1700-1900”,Dissertation (Leiden: Universiteit Leiden, 2018), 88. ⁷⁰
|