Hajar Aswad: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 32:
Sebuah "batu merah" dikaitkan dengan dewa kota Arab selatan Ghaiman, dan ada "batu putih" di Ka'bah al-Abalat (dekat kota [[Tabalah]], selatan Mekah). Ibadah pada masa itu sering dikaitkan dengan pemujaan batu , gunung, formasi batuan khusus, atau pohon khas.<ref>{{cite web |title=The Names of God |url=http://www.themitzvahproject.org/serv03111.htm |website=www.themitzvahproject.org |publisher=The Mitzvah Project |access-date=15 September 2021 |archive-date=2021-09-15 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210915170953/http://www.themitzvahproject.org/serv03111.htm |dead-url=no }}</ref> Ka'bah menandai lokasi di mana dunia suci bersinggungan dengan yang profan, dan Batu Hitam yang tertanam adalah simbol lebih lanjut dari ini sebagai objek sebagai penghubung antara langit dan bumi.<ref name="tate"/><ref name="camphausen"/> Aziz Al-Azmeh mengklaim bahwa nama ''[[ar-Rahman]]'' (salah satu nama Tuhan dalam Islam dan serumpun dengan salah satu [[Nama Allah (Ibrani)|nama Tuhan Yahudi]], ''Ha'Rachaman'' keduanya berarti ''"Yang Maha Penyayang"'' atau ''"Yang Pemurah"'')<ref name="Burke 1991 222"/><ref name="Hassan 1991 262"/> digunakan untuk dewa astral di Mekah dan mungkin diasosiasikan dengan Hajar Aswad.<ref name="ʻAẓmah2007">{{cite book|last=ʻAẓmah|first=ʻAzīz|title=The Times of History: Universal Topics in Islamic Historiography|url=https://books.google.com/books?id=XiqeclAyH-4C&pg=PA105|year=2007|publisher=Central European University Press|isbn=978-963-7326-73-8|page=105}}</ref><ref name="ʻAẓmah2007"/> Batu itu juga dianggap terkait dengan [[Allah]].<ref name="Azmeh219">Al-Azmeh, hlm. 219</ref> Muhammad dikatakan menyebut batu itu sebagai ''"tangan kanan ar-Rahman"''.
 
=== Nabi Muhammad SawShalallahu alaihi Wassalam===
Menurut kepercayaan Islam, [[Nabi Muhammad Saw]] dikreditkan dengan menempatkan Hajar Aswad di tempat saat ini di dinding [[Ka'bah]]. Sebuah kisah yang ditemukan dalam ''Sirah Rasul Allah'' karya [[Ibnu Ishaq]] menceritakan bagaimana [[Suku Quraisy]] Makkkah merenovasi Ka'bah setelah banjir besar yang telah menghancurkan sebagian strukturnya. Hajar Aswad telah dipindahkan sementara untuk memfasilitasi pekerjaan dan mempermudah pembangunan ulang. Suku-suku tersebut tidak dapat menyetujui siapa di antara mereka yang mendapat kehormatan untuk mengembalikan Hajar Aswad ke tempatnya.<ref name="Dairesi">{{cite book|title=The sacred trusts: Pavilion of the Sacred Relics, Topkapı Palace Museum, Istanbul|editor1=Uğurluel, Talha|editor2=Doğru, Ahmet|author1=Dairesi, Hırka-i Saadet|author2=Aydın, Hilmi|publisher=Tughra Books|year=2004|isbn=978-1-932099-72-0}}</ref><ref name="Al-A'zami">{{cite book|last=Al-A'zami|first=Muhammad Mustafa|year=2003|title=The History of The Qur'anic Text: From Revelation to Compilation: A Comparative Study with the Old and New Testaments|page=24|publisher=UK Islamic Academy|isbn=978-1-872531-65-6}}</ref>