Klepon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Memperbaharui konten dan menambahkan rujukan
Baris 29:
Klepon yang bulat memiliki makna filosofis tersendiri, yaitu tentang hidup [[manusia]] yang tidak diketahui ujung dan pangkalnya. Bentuknya yang tidak rata juga melambangkan kehidupan yang tidak selalu mulus dan penuh dengan cobaan. Rasanya yang manis dari gula merah yang meleleh juga melambangkan kebaikan yang bisa dirasakan walaupun tidak selalu terlihat oleh mata kepala manusia. Adapun kelapa yang parutannya digunakan sebagai bahan taburan melambangkan kehidupan manusia yang bertahap, di mana buah kelapa sendiri memliki bagian luar yang keras dan bagian dalam yang lunak.<ref>{{Cite web|last=Tim Redaksi|date=24 Februari 2022|title=Asal Mula Kue Klepon, Kuliner Khas Martapura|url=https://banjarmasin.apahabar.com/post/asal-mula-kue-klepon-kuliner-khas-martapura-l7cnkd4f|website=APAHABAR|access-date=23 November 2023}}</ref>[[Berkas:Kalalapun 001.jpg|jmpl|Klepon Banjar atau ''Kalalapun/Kelelepon'']]
 
Klepon atau onde-onde ini merupakan salah satu di antara kue-kue yang disajikan dalam upacara naik rumah, yakni suatu syukuran pada [[suku Bugis|masyarakat Bugis]] yang merayakan dan menandai bahwa rumah baru sudah dihuni.<ref name="{{sfn|Lathief & Sumiani H.L.|1999|pp=51}} Selain klepon, ada pula ''lana-lana'', beras ketan yang ditumbuk dan dicampur kelapa serta kue lainnya yang disajikan. Kue-kue ini secara kolektif dikenal sebagai ''panasa'' yang artinya ">cita-cita yang baik".{{citesfn|Lathief book& Sumiani H.L.|1999|pp=51}}
| last1 = Lathief
| first1 = Halilintar
| last2 = Sumiani H. L.
| first2 = Niniek
| author-link =
| date = 1999
| title = Tari daerah Bugis: tinjauan melalui bentuk dan fungsi
| url = https://www.google.co.id/books/edition/Tari_daerah_Bugis/y16DAAAAMAAJ?hl=en&gbpv=1&bsq=onde+onde+bugis&dq=onde+onde+bugis&printsec=frontcover
| location = Jakarta
| publisher = Proyek Pengembangan Media Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan Nasional
| page = 51
| isbn =
}} Selain klepon, ada pula ''lana-lana'', beras ketan yang ditumbuk dan dicampur kelapa serta kue lainnya yang disajikan. Kue-kue ini secara kolektif dikenal sebagai ''panasa'' yang artinya "cita-cita yang baik".<ref name="Lathief & Sumiani H.L."/>
 
== Varian modern ==