Bisri Syansuri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 73:
[[Berkas:K.H. Bisri Syansuri.jpg|jmpl|150px|K.H. Bisri Syansuri]]
 
'''[[Kiai]] [[Haji]] Bisri Syansuri''' ({{lahirmati|[[Kabupaten Pati|Pati]]|18|9|1886|[[Kabupaten Jombang|Jombang]]|25|4|1980}}) seorang ulama dan tokoh [[Nahdlatul Ulama]] (NU).<ref>{{Cite web|last=Sugendal|first=Zainuddin|date=16 September 2021|title=Kiai Bisri Syansuri; dari Melawan Penjajah sampai Orde Baru|url=https://www.tebuireng.co/kiai-bisri-syansuri-melawan-penjajah-sampai-orde-baru/|website=Tabuireng Initiatives}}</ref> Ia adalah pendiri Pondok Pesantren Denanyar, Jombang dan terkenal atas penguasaannya di bidang fikih agama Islam.{{Bio muslim butuh rujukan}} Bisri Syansuri juga pernah aktif berpolitik<ref>{{Cite web|last=Sugendal|first=Zainuddin|date=2021-09-16|title=Kiai Bisri Syansuri; dari Melawan Penjajah sampai Orde Baru|url=https://www.tebuireng.co/kiai-bisri-syansuri-melawan-penjajah-sampai-orde-baru/|website=Tebuireng Initiatives|language=id|access-date=2023-01-21}}</ref>, antara lain sempat sebagai anggota [[Komite Nasional Indonesia Pusat]] (KNIP) mewakili [[Masyumi]], menjadi anggota Dewan Konstituante, ketua Majelis Syuro [[Partai Persatuan Pembangunan]] dan sebagai Rais Aam NU. Ia adalah kakek dari [[Abdurrahman Wahid]], Presiden Republik Indonesia keempat.{{Bio muslim butuh rujukan}}
 
Ia adalah pendiri Pondok Pesantren Denanyar, Jombang dan terkenal atas penguasaannya di bidang fikih agama Islam.{{Bio muslim butuh rujukan}} Bisri Syansuri juga pernah aktif berpolitik<ref>{{Cite web|last=Sugendal|first=Zainuddin|date=2021-09-16|title=Kiai Bisri Syansuri; dari Melawan Penjajah sampai Orde Baru|url=https://www.tebuireng.co/kiai-bisri-syansuri-melawan-penjajah-sampai-orde-baru/|website=Tebuireng Initiatives|language=id|access-date=2023-01-21}}</ref>, antara lain sempat sebagai anggota [[Komite Nasional Indonesia Pusat]] (KNIP) mewakili [[Masyumi]], menjadi anggota Dewan Konstituante, ketua Majelis Syuro [[Partai Persatuan Pembangunan]] dan sebagai Rais Aam NU.
== Masa awal ==
 
Ia juga dikenal sebagai kakek dari [[Abdurrahman Wahid]], Presiden Republik Indonesia keempat.{{Bio muslim butuh rujukan}}
 
== Riwayat Hidup ==
 
=== Masa awal ===
Bisri Syansuri dilahirkan di Kecamatan [[Tayu, Pati|Tayu]], [[Kabupaten Pati|Pati]], [[Jawa Tengah]], tanggal 18 September 1886. Ayahnya bernama Syansuri dan ibunya bernama Mariah. Ia adalah anak ketiga dari lima bersaudara.{{Bio muslim butuh rujukan}} Ia memperoleh pendidikan awal di beberapa [[pesantren]] lokal, antara lain pada KH Abdul Salam di Kajen, KH Fathurrahman bin Ghazali di Sarang Rembang, [[Kholil al-Bangkalani|Syaikhona Muhammad Kholil]] di [[Kabupaten Bangkalan|Bangkalan]], dan [[Hasyim Asy'arie|KH Hasyim Asy'arie]] di Tebu Ireng, [[Kabupaten Jombang|Jombang]].{{Bio muslim butuh rujukan}} Saat belajar tersebut ia juga berkenalan dengan rekan sesama santri, [[Wahab Hasbullah|Abdul Wahab Chasbullah]], yang kelak juga menjadi tokoh NU<ref>{{Cite news|last=Sugendal|first=Zainuddin|date=23 Juni 2022|title=Kiai Wahab dan Kiai Bisri Menurut Hadratussyaikh|url=https://www.tebuireng.co/kiai-wahab-dan-kiai-bisri-menurut-hadratussyaikh/|work=tebuireng.co|access-date=21 Januari 2023}}</ref>
 
=== Belajar di Mekkah ===
Ia kemudian mendalami pendidikannya di [[Mekkah]] dan belajar ke pada sejumlah ulama terkemuka antara lain Syekh Muhammad Baqir, Syekh Muhammad Sa'id Yamani, Syekh Ibrahim Madani, Syekh Jamal Maliki, [[Syekh Ahmad Khatib Padang]], Syekh Syu'aib Daghistani, dan Kiai Mahfuz Termas.{{Bio muslim butuh rujukan}} Ketika berada di Mekkah, Bisri Syansuri menikahi adik perempuan Abdul Wahab Chasbullah.{{Bio muslim butuh rujukan}} Di kemudian hari, anak perempuan Bisri Syansuri menikah dengan [[Wahid Hasyim|KH Wahid Hasyim]] dan menurunkan [[Abdurrahman Wahid|KH Abdurrahman Wahid]] dan [[Solahuddin Wahid|Ir.H. Solahuddin Wahid]].{{Bio muslim butuh rujukan}}
 
Sepulangnya dari Mekkah, dia menetap di pesantren mertuanya di Tambak Beras, Jombang, selama dua tahun.{{Bio muslim butuh rujukan}} Ia kemudian berdiri sendiri dan pada 1917 mendirikan Pondok Pesantren Mambaul Ma'arif.{{Bio muslim butuh rujukan}} Syansuri menjadi ulama di [[Denanyar, Jombang, Jombang|Denanyar]], Jombang.<ref>{{Cite book|last=Rozak|first=Abdul|date=Desember 2022|url=https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/69108/1/Buku%20Pemikiran%20Politik-Repository-ok.pdf|title=Pemikiran Politik dan Gerakan Sosia-kultural Kewarganegaraan|location=Pasaman Barat|publisher=CV. Azka Pustaka|isbn=978-623-8044-67-2|editor-last=Safrinal|pages=20|url-status=live}}</ref> Saat itu, Bisri Syansuri adalah kiai pertama yang mendirikan kelas khusus untuk santri-santri wanita di pesantren yang didirikannya.{{Bio muslim butuh rujukan}}
 
=== Pergerakan dan politik ===
[[Berkas:Head of Plenary Session of the People&#039;s Representative Council 1971, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Periode 1971 - 1977, p7.jpg|jmpl|Bisri Syamsuri (tengah) memimpin Sidang Umum DPR-RI tahun 1971.]]
Di sisi pergerakan, ia bersama-sama para kiai muda saat itu antara lain KH Abdul Wahab Chasbullah, [[Mas Mansyur|KH Mas Mansyur]], KH Dahlan Kebondalem, dan KH Ridwan, membentuk klub kajian yang diberi nama Taswirul Afkar (konseptualisasi pemikiran) dan sekolah agama dengan nama yang sama, yaitu Madrasah Taswirul Afkar.{{Bio muslim butuh rujukan}} Ia adalah peserta aktif dalam musyawarah hukum agama, yang sering berlangsung di antara lingkungan para kiai pesantren, sehingga pada akhirnya terbentuklah organisasi [[Nahdlatul Ulama]] (NU).{{Bio muslim butuh rujukan}} Keterlibatannya dalam upaya pengembangan organisasi NU antara lain berupa pendirian rumah-rumah yatim piatu dan pelayanan kesehatan yang dirintisnya di berbagai tempat.{{Bio muslim butuh rujukan}}