Pupuk Kujang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ichwan Rezky (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Ichwan Rezky (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 32:
 
== Sejarah ==
PT Pupuk Kujang didirikan pada tanggal 9 Juni 1975. Dewan direksi pertama terdiri dari Ir. Salmon Mustafa (Direktur Utama), Brigjen TNI [[Lucky Ichwan Anwar]] (Direktur Umum), Drs. Sukarwandi (Direktur Keuangan) dan Ir. Didi (Direktur Teknik). Pabrik pertama Pupuk Kujang (kini diberi nama Pabrik Kujang 1A) dibangun dengan biaya sebesar US$260 juta, yang berasal dari pinjaman Pemerintah Iran sebesar US$200 juta dan penyertaan modal dari Pemerintah Indonesia sebesar US$60 juta. Pembangunan pabrik berkapasitas produksi urea 570.000 ton/tahun dan amoniak 330.000 ton/tahun tersebut dilaksanakan oleh Kellogg Overseas Corporation asal Amerika Serikat dan [[Toyo Engineering Corporation]] asal Jepang. Pembangunan pabrik tersebut berhasil diselesaikan dalam waktu 36 bulan dan akhirnya diresmikan oleh Presiden [[Soeharto]] pada tanggal 12 Desember 1978. Pinjaman dari Pemerintah Iran kemudian berhasil dilunasi pada tahun 1989. Pada tahun 1997, pemerintah resmi menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini ke [[Pupuk Sriwidjaja]] sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN yang bergerak di bidang produksi pupuk.<ref name="pupuk">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/6452/PP0281997.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 28 tahun 1997|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=10 Maret 2023}}</ref>
 
Dengan makin bertambahnya usia Pabrik Kujang 1A, maka biaya pemeliharaannya juga makin tinggi, sehingga perusahaan ini kemudian memutuskan untuk membangun Pabrik Kujang 1B dengan kapasitas produksi urea 570.000 ton/tahun dan amonia 330.000 ton/tahun. Pembangunan pabrik tersebut didanai dengan [[ekuitas]] dari perusahaan ini, serta dengan pinjaman dari [[Japan Bank for International Cooperation]] sebesar 27,048 milyar yen. Pembangunan pabrik tersebut pun dilaksanakan oleh [[Toyo Engineering Corporation]] asal Jepang dan didukung oleh 2 kontraktor dalam negeri, yakni [[Rekayasa Industri]] dan [[Inti Karya Persada Tehnik]]. Pembangunan pabrik tersebut berhasil diselesaikan dalam waktu 36 bulan dan akhirnya diresmikan oleh Presiden [[Susilo Bambang Yudhoyono]] pada tanggal 3 April 2006.