Islam Nusantara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Super Hylos (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Super Hylos (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 10:
{{lihat|Islam di Indonesia}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een Koranschool op Java TMnr 10002385.jpg|jmpl|ka|Sekolah pengajian Alquran tradisional di Hindia Belanda.]]
[[Penyebaran Islam di Indonesia]] adalah proses yang perlahan, bertahap, dan berlangsung secara damai. Satu teori menyebutkan bahwa Islam datang secara langsung dari [[jazirahJazirah Arab]] sebelum abad ke-8 M, sementara pihak lain menyebutkan peranan kaum pedagang dan ulama [[Sufisufi]] yang membawa Islam ke Nusantara pada kurun abad ke-12 atau ke-13, baik melalui [[Gujarat]] di [[India]] ataumaupun langsung dari [[Timur Tengah]].<ref>{{cite book|title=Islam in Indonesia: Contrasting Images and Interpretations|page=109|author= Nina Nurmila| editor=Jajat Burhanudin, Kees van Dijk|publisher=Amsterdam University Press|url=https://books.google.com/books?id=Ma38W_8unrUC&pg=PA109| language = Bahasa Inggris}}</ref> Pada abad ke-16, Islam menggantikan agama Hindu dan Buddha sebagai agama mayoritas di Nusantara. Aliran Islam yang pertama kali berkembang di Indonesia adalah cabang dari [[Sunni]] (''ahlussunnah wal-jama'ah''), yang diajarkan oleh kaum ulama, para [[kiai]] di [[pesantren]]. Model penyebaran Islam seperti ini terutama ditemukan di Jawa. Beberapa aspek dari Islam telah memasukkan berbagai budaya dan adat istiadat setempat.
 
Praktik Islam awal di Nusantara sedikit banyak dipengaruhi oleh ajaran [[Sufisme]] dan aliran spiritual Jawa yang telah ada sebelumnya. Beberapa tradisi, seperti menghormati otoritas kyai, menghormati tokoh-tokoh Islam seperti [[Wali SongoSanga]], juga ikut ambil bagian dalam tradisi Islam seperti [[Ziarahziarah]], [[tahlilan]], dan memperingati [[Maulidmaulid]], termasuk perayaan [[sekaten]], secara taat dijalankan oleh Muslim tradisional Indonesia. Akan tetapi, setelah datangnya Islam aliran [[WahhabiWahabi]], golongan Islam puritan skripturalis ini menolak semua bentuk tradisi itu dan mencelanya sebagai perbuatan [[syirik]] atau [[bid'ah]], direndahkan sebagai bentuk sinkretisme yang merusak kesuciankemurnian Islam. Kondisi ini telah menimbulkan ketegangan beragama, kebersamaan yang kurang mengenakkan, dan persaingan spiritual antara Nahdlatul Ulama yang tradisional dan [[Muhammadiyah]] yang modernis dan puritan.
[[Berkas:Grave of Maulana Hasanuddin, Indonesia Tanah Airku, p88.jpg|jmpl|lurus|kiri|Ziarah kubur, mengunjungi makam tokoh Muslim terkemuka.]]
Sementara warga Indonesia secara seksama memperhatikan kehancuran Timur Tengah yang tercabik-cabik konflik dan perang berkepanjangan; mulai dari [[konflik Israel–Palestina]], [[kebangkitan dunia Arab]], serta [[Perang Irak|perang di Irak]] dan [[perangPerang Saudara Suriah|Suriah]], disadari bahwa ada aspek keagamaan dalam konflik ini, yaitu munculnya masalah [[Radikalismeradikalisme Islam|Islam radikal]]. Indonesia juga menderita akibat [[terorisme di Indonesia]] yang dilancarkan oleh kelompok [[jihadisme]] seperti [[Jamaah Islamiyah]] dengan peristiwa [[Bom Bali 2002]]. Doktrin ultrakonservatif [[Wahhabi]]Wahabi yang disponsori pemerintah [[Arab Saudi]] selama ini telah mendominasi diskursus global mengenai Islam. Kekhawatiran semakin diperparah dengan munculnya [[Negara Islam Irak dan Syam]] pada 2013 yang melakukan tindakan kekejian atas nama Islam. Di dalam negeri, organisasi berhaluan [[Islamis]] seperti [[Hizbut Tahrir Indonesia]] (HTI) dan [[Front Pembela Islam]] (FPI) telah dianggap mengancam [[Pancasila (politik)|ideologi nasional Indonesia]].<ref>{{Cite web|title=Islam and Identity Politics in Indonesia|url=https://thediplomat.com/2017/11/islam-and-identity-politics-in-indonesia/|website=thediplomat.com|language=en-US|access-date=2021-11-17}}</ref>
 
Akhirnya, muncullah desakan dari golongan cendekiawan Muslim moderat yang hendak mengambil jarak dan membedakan diri mereka dari apa yang disebut [[Arabisasi]], dengan mendefinisikan [[Islam di Indonesia]]. Dibandingkan dengan Muslim di Timur Tengah, Muslim di Indonesia menikmati perdamaian dan keselarasan selama beberapa dekade. Dipercaya hal ini berkat pemahaman Islam di Indonesia yang bersifat moderat, inklusif, dan toleran. Ditambah lagi telah muncul dukungan dari dunia internasional yang mendorong Indonesia—sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar, agar berkontribusi dalam evolusi dan perkembangan dunia Islam, dengan menawarkan aliran Islam sebagai alternatif terhadap WahhabismeWahabisme Saudi.<ref>{{cite web | title = Indonesia. un altro Islam? | work = Cultura & Culture | url = http://www.culturaeculture.it/diari/indonesia-islam-religione/ | language = Bahasa Italia}}</ref> Maka selanjutnya, Islam Nusantara diidentifikasi, dirumuskan, dipromosikan, dan digalakkan.
 
== Karakteristik ==