Arsitektur Minangkabau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 69:
 
== Pertukangan ==
Di Minangkabau, pekerjaan pendirian bangunan dipimpin oleh seorang tukang yang disebut "''nankodoh rajo''", khususnya pada rumah gadang. Ada pameo atau ungkapan dalam [[bahasa Minangkabau]] yang menyebut seorang "tukang tidak membuang kayu". Artinya, tidak ada material yang tidak bisa dimanfaatkan oleh seorang tukang. Dalam penggunaan kayu, terdapat ungakapan: ''nan kuek ka tonggak tiang, nan luruih diambiak kabalayah, nan lantiak ka balok bubuangan, nan ketek ka pasak suntiang.'' Artinya, kayu dapat dimanfaatkan sesuai dengan keadaan kayu, yaitu kayu yang kuat dipakai untuk tiang, kayu yang lurus untuk mistar, kayu yang melengkung untuk bubungan, dan kayu yang kecil untuk pasak.{{sfn|Gemala Dewi|2010|pp=54–55}} Dalam penggunaan bambu, terdapat ungakapan: ''nan panjang ka pembuluhpambuluh aia, nan singkek kapariah, rambuangnyo ambiak ka gulai''. Artinya, bambu yang panjang dipakai untuk pembuluh air, yang pendek untuk perian, dan [[rebung]] atau bambu muda dapat dimasak jadi sayur.{{sfn|Syafwandi|1993|pp=28}}
 
Menurut Syafwandi, seorang nankodoh rajo dalam memimpin pekerjaan pembangunan tidak mempunyai gambar kerja, persiapan bahan yang lengkap ataupun bentuk-bentuk struktur yang akan dibuat. Nankodoh rajo lebih banyak bergantung pada pengalaman dan naluri. Tidak ada ukuran yang pasti. Oleh sebab itu, pandangan seorang nankodoh rajo sangat berpengaruh terhadap hasil pekerjaan.{{sfn|Okezone.com|31 Desember 2011}}