La Ode Bulae: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Andang Parsan (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Andang Parsan (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 11:
Raja La Ode Bulae yang masih begitu muda belum cukup mampu melawan maklumat tersebut, dan juga Bonto Balano La Aka y ang hanya seorang pelaksana raja, belum mampu memobilisasi rakyat untuk melakukan perlawanan, Belanda dengan leluasa menunjuk seorang Wali Raja dari Kesultanan Buton untuk menguasai Muna.
 
Setelah Dewasa, La Ode Bulae mejalankan pemerintahan melanjutkan kebijakan Ayahandanya, La Ode Saete, menyerukan untuk melakukan konfrontasi dengan Kolonial Belanda dan Sekutunya, Kesultanan Buton. La Ode Bulae menyerukan perang semesta terhadap Kolonial Belanda dan Buton sehingga terjadi berang besar antara Kerajaan Muna denganmelawan Belanda melaluidimana sekutunyaseperti biasa, Belanda menggunakan kakitangannya, yaitu Kesultanan Buton.
 
Dalam sebuah perang di tahun 1861, Belanda dan sekutunya, Buton, berhasil menangkap La ode Bulae dan membawanya ke persidangan pengadilan di Makassar. Dalam persidangan pengadilan tersebut, La Ode bulae dinyatakan bersalah dan diasingkan di Pulau Nusa Kambangan. Pengasingan ke Nusakambangan terjadi kemungkinan karena di tahun 1861 itu Belanda sedang membangun benteng yang kelak akan menjadi penjara. Pembangunan benteng tersebut menggunakan tenaga para tahanan dari berbagai daerah di Hindia Belanda