Alex Ferguson: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Membatalkan 1 suntingan by 182.0.224.17 (bicara) (TW)
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 44:
Ferguson menjadi manajer Aberdeen menggantikan Billy McNeil yang pindah ke [[Glasgow Celtic]], ia diharapkan untuk mengembalikan masa kejayaan Aberdeen yang menjuarai Liga Skotlandia terakhir kali pada 1955. Namun karena usia Ferguson yang terbilang cukup muda (36 tahun) tetap saja ia kesulitan meraih respek dari para pemain yang beberapa di antaranya lebih tua dari manajer mereka sendiri. Pada musim debutnya, Aberdeen meraih peringkat ke 4 walaupun tidak pernah kalah sebelum Desember 1978. Ferguson juga membawa Aberdeen ke semifinal Piala Skotlandia dan Piala Liga Skotlandia. Pada musim berikutnya Aberdeen kembali kalah dalam final ajang Piala Liga Skotlandia oleh Dundee United setelah pertandingan replay. Ferguson menyalahkan dirinya sendiri yang seharusnya mengubah taktik dan komposisi pemain dalam pertandingan replay tersebut. Setelah pertandingan final itu, performa Aberdeen mengalami peningkatan sampai mereka menjadi juara Liga Skotlandia pada akhir musim 1979/80. Hal ini membuat Ferguson mendapatkan kepercayaan dan respek dari para pemain dan direktur klub. Ia tetap menjadi manajer yang penuh disiplin sehingga pemain-pemainnya menjulukinya "''Furious Fergie''" atau "''Fergie yang Galak''". Ia bahkan pernah mendenda salah satu pemainnya, John Hewitt karena mendahuluinya ketika mengendarai mobil di jalan. Ia juga pernah menendang sebuah teko teh kepada para pemainnya saat mereka tampil buruk dalam babak pertama. Ferguson juga menuduh pers mengutamakan 2 klub saja (Rangers dan Celtic) dalam pemberitaannya. Aberdeen terus meraih sukses dalam musim-musim berikutnya. Di antaranya meraih Piala Skotlandia pada musim 1981/82. Trofi ini mengantarkan Aberdeen unutk berpartisipasi lagi dalam ajang Eropa, kali ini di ajang [[Piala Winners]]. Performa Fergie bersama Aberdeen mendapat sorotan media setelah mereka secara mengejutkan menyingkirkan [[FC Bayern München|Bayern München]] setelah klub itu mengalahkan [[Tottenham Hotspur F.C.|Tottenham Hotspur]] 4-1 dalam ronde sebelumnya. Kesuksesan ini mendatangkan kepercayaan diri pada skuab Aberdeen yang percaya mereka dapat meraih sukses dalam ajang [[Piala Winners]]. Hal yang menjadi kenyataan ketika pada 11 Mei 1983 mereka sukses mengalahkan raksasa [[Spanyol]], [[Real Madrid]] 2-1 dalam final. Aberdeen menjadi klub ketiga [[Skotlandia]] yang meraih sukses Eropa setelah Rangers dan Celtic. Dalam kompetisi domestik Aberdeen berhasil mempertahankan mahkota juara Piala Skotlandia dengan kemenangan 1–0 atas Rangers di final. musim berikutnya Aberdeen kembali meraih gelar juara Piala Skotlandia untuk ke tiga kalinya secara berturut-turut, dan meraih gelar juara Liga Skotlandia. Hal ini membuat Ferguson dianugerahi gelar [[Order of the British Empire|OBE]] pada 1984.<ref>{{cite web|url = http://newsvote.bbc.co.uk/1/hi/sport/561724.stm|title = Lewis heads sporting honours|accessdate = 2007-06-18|author =|authorlink =|coauthors =|date = 1999-12-12|publisher = BBC News|pages =|archiveurl =|archivedate =|quote = }}</ref> Fergie kembali membawa Aberdeen mempertahankan gelar juara Liga Skotlandia pada musim 1984-85. Musim berikutnya (1985/86) mereka gagal dalam ajang Liga, posisi 4 dalam klasemen, walaupun mereka meraih juara Piala Liga dan Piala Skotlandia pada tahun yang sama. Pada musim yang sama, Ferguson adalah salah satu staf pelatih dalam tim nasional [[tim nasioanal sepak bola Skotlandia|Skotlandia]] ketika menghadapi ajang [[Piala Dunia 1986]]. Namun meninggalnya pelatih utama mereka, Jock Stein, membuat Ferguson ditunjuk menjadi pelatih utama [[tim nasional sepak bola Skotlandia|Skotlandia]] pada [[Piala Dunia 1986]]. Ia kemudian menunjuk Archie Knox menjadi asisten manajer yang mana adalah juga asistennya di Aberdeen. Karena jasa-jasanya di Aberdeen, Ferguson kemudian diusulkan untuk menjadi salah satu direktur di klub tersebut, tetapi Fergie menolaknya dan mengatakan bahwa ia berniat untuk pindah dari Aberdeen pada akhir musim 1985/86. Walaupun ia tetap berada bersama Aberdeen pada awal musim 1986/87, tetapi pada November 1986, Ferguson akhirnya menerima pinangan [[Manchester United]] untuk menjadi manajer mereka menggantikan jabatan yang dipegang Ron Atkinson.
 
=== Awal karier di Manchester United anjay ===
[[Berkas:The Cliff.jpg|jmpl|Pusat Latihan Manchester United, The Cliff]]
Awal kariernya di [[Old Trafford]] tidaklah semulus yang ia kira. Saat itu [[Manchester United|MU]] terbelit dalam masalah alkohol yang kritis. Beberapa pemain andalan mereka ([[Norman Whiteside]], [[Paul McGrath (footballer)|Paul McGrath]] dan [[Bryan Robson]]), mempunyai hobi menenggak minuman keras dan mempunyai level kebugaran yang "menyedihkan". Ferguson, bersama-sama dengan Archie Knox yang diangkat menjadi asisten manajer saat itu, secara perlahan-lahan mengubah kebiasaan buruk itu dan menanamkan disiplin ketat bagi para pemain, hal yang masih berlaku sampai saat ini di [[Manchester United|MU]]. Pertandingan debutnya berakhir dengan kekalahan 2-0 atas klub ''underdog'', Oxford United. Diikuti oleh hasil imbang 0-0 7 hari berikutnya melawan Norwich City. Kemenangan pertama United di bawah asuhan Fergie hadir pada 22 November 1986 ketika ''Red Devils'' mengalahkan Queens Park Rangers 1–0 di [[Old Trafford]]. Selain itu Fergie juga berhasil memenangkan pertandingan tandang satu-satunya yang mereka raih musim itu. Yang istimewa, lawan mereka adalah rival abadi United, [[Liverpool F.C.|Liverpool]] pada [[Boxing Day]], hal yang mana telah dijanjikan oleh Fergie ketika konferensi pers pertamanya sebagai manajer United yaitu "akan menggantikan Liverpool sebagai klub Inggris paling dominan mulai saat ini". Dalam musim perdananya di United, Fergie membawa [[Manchester United|MU]] duduk di peringkat 11, setelah sebelumnya mereka sempat terdampar di peringkat 21. Musim berikutnya Ferguson mendatangkan beberapa pemain baru untuk membela United. Mereka adalah [[Steve Bruce]], [[Viv Anderson]], [[Brian McClair]] dan [[kiper]] [[Jim Leighton]]. Dengan tambahan pemain-pemain baru ia meraih posisi 2 di belakang [[Liverpool F.C.|Liverpool]] yang menjadi juara Liga Inggris. Musim 1988/89 Ferguson kembali mendatangkan pemain baru, kali ini [[Mark Hughes]] yang kembali bergabung dengan United setelah penampilan mengecewakan selama 2 tahun di [[FC Barcelona]]. United diunggulkan untuk menjadi juara pada musim itu namun penampilan mereka mengecewakan dan akhirnya kembali terdampar di posisi 11 pada klasemen akhir. Pada awal musim, United tampil dalam partai persahabatan melawan tim nasional [[Kepulauan Bermuda|Bermuda]] dan Somerset County di mana Fergie turun sebagai salah satu pemain saat laga melawan Somerset. Ini merupakan satu-satunya penampilan Fergie berseragam ''Setan Merah'' dalam pertandingan.