Wayang Kedu Wonosaban: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Masa Keterpurukan ditambahi perkembangan masa kini
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Penambahan keterangan dalam bab Bahasa, sebelumnya ungkapan "Madhidhik ana lawang, dst." kurang lengkap
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
Baris 66:
 
== Bahasa atau Kata yang hanya ada di Wayang Kedu Wonosaban ==
Bahasa atau kata yang tidak dimiliki gaya lain adalah:
Bahasa atau kata yang tidak dimiliki gaya lain adalah: Maḍiḍík Ånå Lawaṅ Paṅglèḍègan Sayåkå (Madhidhik Ana Lawang Panggledhegan Sayaka). Kata ini diucapkan ketika Raja saat jejeran akan berbicara.<ref>{{Cite web|last=Official Wonosobo|first=WEB TV|title=Live Loka Karya Wayang Kedu Gagrag Wonosobo|url=https://www.youtube.com/watch?v=KyaYl8Cwez4&t=28s|website=YouTube}}</ref>
 
''"Maḍiḍík ånå lawaṅ paṅglèḍègan sayåkå, kadyå tĕlik sanḍi dĕrpåmåyå, satru jåyå dalĕm, blĕndok minḍå mĕñan, kawulå minḍa gusti (Madhidhik ana lawang panggledhegan sayaka, kadya telik sandhi derpamaya, blendok mindha menyan, kawula mindha gusti)."''<ref>Rekaman Pentas Wayang Gaya Kedu Wonosaban "Sinom Pradapa".</ref>
 
Bahasa atau kata yang tidak dimiliki gaya lain adalah: Maḍiḍík Ånå Lawaṅ Paṅglèḍègan Sayåkå (Madhidhik Ana Lawang Panggledhegan Sayaka). Kata ini diucapkan ketika Raja saat jejeran akan berbicara.<ref>{{Cite web|last=Official Wonosobo|first=WEB TV|title=Live Loka Karya Wayang Kedu Gagrag Wonosobo|url=https://www.youtube.com/watch?v=KyaYl8Cwez4&t=28s|website=YouTube}}</ref>. Untuk makna pastinya belum ada literasi maupun pendapat dalang sepuh yang menjabarkan. Adapun terjemahan bebasnya kurang lebih demikian:
 
"Ketukan pada pintu (tuasnya) berputar (bagai) roda, seperti mata-mata berpura-pura galak, (melawan) musuh bebuyutan raja, getah seolah-olah (menjadi) kemenyan, rakyat seolah-olah (menjadi) bangsawan."
 
Dapat diamati ungkapan tersebut merupakan suatu peribahasa atau kiasan. Sampai ada informasi lanjut, makna peribahasa tersebut masih misteri dan perlu sikap hati-hati sebelum mengambil kesimpulan. Dalam istilah seni pedalangan ungkapan tersebut termasuk ''gunem blangkon'' atau sebuah kalimat klise dan paten sebagai pendukung suasana suatu adegan<ref>{{Cite book|last=Arps|first=Bernard|date=2016|url=https://books.google.co.id/books?id=urJ4DAAAQBAJ&pg=PA77&source=gbs_selected_pages&cad=2#v=onepage&q&f=false|title=Tall Tree, Nest of the Wind: The Javanese Shadow-play Dewa Ruci Performed by Ki Anom Soeroto: A Study in Performance Philology|location=Singapura|publisher=NUS Press Singapore|isbn=9789814722155|pages=68-69|url-status=live}}</ref>.
 
== Contoh Sanggit Kedu Wonosaban ==