Growol: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Halaman baru Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 16:
Rasa penganan ini hambar dan sedikit gurih, sehingga biasa disajikan dengan sayur besengek, yakni sayur kuah yang terdiri dari [[tempe]], daun so, dan diberi sedikit [[santan]]. Terkadang juga bersama pentho (olahan kelapa muda dan telur) atau kethak yang merupakan olahan endapan minyak [[kelapa]].
==Sejarah==
pada tahun [[1814]] dalam [[Serat Centhini]] Jilid V, Pupuh 349 Bait 25-29 diceritakan, makanan sayur besengek yang pada umumnya dihidangkan dengan nasi. Oleh masyarakat [[Kulon Progo]], penyajiannya diubah menjadi dihidangkan bersama growol.<ref>{{cite web |url=https://referenceworks.brillonline.com/entries/encyclopaedia-of-islam-3/*-COM_23877|title= “Centhini, Serat”, in: Encyclopaedia of Islam|author=Ricklefs, M. C.,|website=referenceworks.brillonline.com|publisher=Encyclopedia of Islam|access-date=29 Januari 2024}}</ref>
Di masa lalu, makanan tradisional ini menjadi andalan bagi masyarakat desa di Kulon Progo untuk menghilangkan rasa lapar. Khususnya bagi para petani, growol dijadikan sebagai pengganti [[nasi]] saat mereka memanen [[padi]] di sawah atau saat terjadi musim [[paceklik]] (krisis pangan).<ref>{{cite web |url=https://staffnew.uny.ac.id/upload/198305022009122003/penelitian/b.6.Revitalisasi%20dan%20Reaktualisasi%20Makanan%20Tradisional%20Jawa%20dalam%20Serat%20Centhini.pdf|title=Revitalisasi dan Reaktualisasi Makanan Tradisional Jawa Dalam Serat Centhini|author=<!--Not stated--> |website=staffnew.uny.ac.id|publisher=Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta|access-date=29 Januari 2024}}</ref>▼
▲Di masa lalu, makanan tradisional ini menjadi andalan bagi masyarakat desa di Kulon Progo untuk menghilangkan rasa lapar. Khususnya bagi para petani, growol dijadikan sebagai pengganti nasi saat mereka memanen padi di sawah atau saat terjadi musim paceklik (krisis pangan).<ref>{{cite web |url=https://staffnew.uny.ac.id/upload/198305022009122003/penelitian/b.6.Revitalisasi%20dan%20Reaktualisasi%20Makanan%20Tradisional%20Jawa%20dalam%20Serat%20Centhini.pdf|title=Revitalisasi dan Reaktualisasi Makanan Tradisional Jawa Dalam Serat Centhini|author=<!--Not stated--> |website=staffnew.uny.ac.id|publisher=Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta|access-date=29 Januari 2024}}</ref>
==Pembuatan==
Cara membuat growol, pertama ketela atau singkong dikupas kulitnya. Kemudian, singkong yang sudah dikupas kulitnya, direndam selama tiga sampai empat hari berturut-turut di dalam bak besar. Untuk menghilangkan bau kecut setelah direndam, lalu singkong dicuci tujuh sampai sepuluh kali hingga bersih sambil dipisahkan dari serat-serat kasar. Selanjutnya dimasukan ke dalam karung atau bahan lain yang memungkinkan untuk ditekan agar kadar airnya berkurang. Setelah kadar airnya berkurang, kemudian di giling dan dikukus sampai matang. Lama pengukusan kurang lebih membutuhkan waktu sekitar 15 menit. Proses terakhir, biasanya growol dicetak menggunakan ceting atau bakul dari bambu yang telah dibuat dengan dukuran khusus.
|