Kwee Thiam Tjing: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k merapikan sedikit |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 5:
Pada [[1926]] ia dikenai sembilan delik pers, sehingga terpaksa mendekam selama sepuluh bulan di [[penjara Kalisosok]], [[Surabaya]] dan [[penjara Cipinang]], [[Jakarta]].
Tulisan-tulisannya banyak dimuat di berbagai penerbitan saat itu, seperti [[Pewarta Soerabaia]], [[Soeara Poeblik]], [[Sin Tit Po]], [[Matahari Semarang]] hingga [[Indonesia Raya (surat kabar)|Indonesia Raja]]. Kwee sendiri mengelola langsung [[Pembrita Djember]].
Dipertengahan taon 1941, Uniforem Stadwacht Waak ia kenaken demi seboewah persamaan hak dan koeadjiban manoesia, hingga setengah djam sebeloem balatentara Da`i Nippon indjak kota Malang.
Baris 16:
Berbagai kejadian yang diamatinya itu, termasuk masa-masa sebelumnya yang terjadi pada masa paling kacau di Indonesia ([[1939]]-[[1947]]) tulisnya dalam sebuah buku setebal 200 halaman dengan menggunakan kertas merang, tanpa penerbit dan nama pengarang. Isinya adalah sebuah catatan peringatan untuk anak-cucunya, sebuah kenangan yang diberinya judul "[[Indonesia dalem Api dan Bara]]".
Setelah terbitnya buku kenangan itu, Kwee lama menghilang dari dunia jurnalisme Indonesia. Baru 24 tahun kemudian ia mendadak muncul kembali dalam sebuah tulisan semacam obituari di harian "[[Indonesia Raya (surat kabar)|Indonesia Raya]]" yang dikelola [[Mochtar Lubis]]. Tulisannya muncul dalam 34 judul dengan 91 edisi penerbitan selama [[1971]]-[[1973]].
Pada akhir Mei 1974, Kwee meninggal dunia dan dikebumikan di pemakaman Tanah Abang I (kini [[Taman Prasasti]]) di [[Jakarta]]. Ketika pemakaman Tanah Abang I digusur, makam Kwee digali kembali dan tulang-belulangnya dikremasikan dan abunya dibuang ke [[Laut Jawa]].
|