Madumongso: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbarui referensi situs berita Indonesia
Apriadi ap (bicara | kontrib)
menambahkan penjelasan lebih untuk pengembangan artikel "Kue Tradisional Indonesia"
Baris 17:
 
== Sejarah ==
Madumongso dibuat oleh orang-orang Ponorogo yang pernah melakukan Haji, saat melaksanakan ibadah Haji sering memakan buah Kurma sehingga membuat rindu akan buah kurma ketika berada di Ponorogo. Maka dari itu dibuatlah Jajanan yang rasanya manis dan teksturnya seperti buah kurma.
 
Madumongso merupakan istilah yang berasal dari gabungan kata "madu" dan "mongso". "Madu" mengacu pada cairan manis yang dihasilkan oleh lebah atau bunga, sementara "mongso" berasal dari bahasa Jawa yang berarti "dimakan". Dengan demikian, madumongso dapat diartikan sebagai makanan yang menggunakan bahan cair manis seperti madu dan siap untuk dikonsumsi. <ref name=":0">{{Cite web|last=Maskhurun|first=Fadillah Insani|title=Madumongso, Suguhan Khas dan Manis saat Hajatan|url=https://www.goodnewsfromindonesia.id/2023/04/11/madumongso-suguhan-khas-manis-hajatan|website=www.goodnewsfromindonesia.id|language=id-ID|access-date=2024-02-03}}</ref>
 
Dikatakan bahwa jajanan ini telah ada sejak zaman [[Kerajaan Mataram Kuno]] sebagai hidangan untuk tamu-tamu istimewa dan dalam acara-acara ritual kerajaan. Karena menggunakan bahan ketan yang mahal dan langka, madumongso dianggap sebagai makanan yang mewah dan biasanya disajikan di kalangan elit.<ref name=":0" />
 
Namun, seiring berjalannya waktu, penggunaan ketan semakin luas dan tidak lagi terbatas pada kalangan kerajaan. Masyarakat umum juga mulai mengolahnya untuk membuat madumongso. Hal ini didorong oleh fakta bahwa tape ketan hitam, salah satu bahan dasar madumongso, memiliki masa simpan yang terbatas, sehingga masyarakat mencari cara untuk mengolahnya kembali agar bisa dinikmati lebih lama.<ref name=":0" />
 
== Pranala luar ==