Papua Tengah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 123:
=== Topografi ===
[[Berkas:Forest, Akimuga, Mimika.jpg|jmpl|Hutan di Agimuga, Mimika]]
Secara sederhana Papua Tengah dapat dibagi menjadi tiga wilayah besar, yaitu dataran rendah dan pesisir di utara yang menjadi lokasi ibukota provinsi yaitu Nabire, kawasan [[Pegunungan Tengah]] di bagian tengah, dan dataran rendah serta pesisir di bagian selatan yang menjadi lokasi Kabupaten Mimika. Pegunungan Tengah adalah rantai pegunungan di tengah [[Pulau Papua]] yang memanjang dari Papua Tengah hingga [[Papua Nugini]] dan memiliki berbagai puncak dengan ketinggian lebih dari 4.000 mdpl. Wilayah Pegunungan Tengah di Indonesia sering disebut dengan [[Pegunungan Jayawijaya]] dan ada juga yang memberi nama [[Barisan Sudirman|Pegunungan Sudirman]]. Puncak tertinggi Indonesia sekaligus [[
Diantara gunung gunung itu terdapat berbagai lembah dengan ketinggian lebih dari 1.500 mdpl yang menjadi tempat pemukiman suku asli terutama [[Suku Mee]]. Ditengah kawasan ini terdapat tiga danau besar yaitu [[Danau Paniai]], Tigi, dan Tage. Ibukota Paniai dan Deiyai berada di tepian danau tersebut.
Wilayah dataran rendah di Papua Tengah memiliki topografi yang lebih datar sehingga perkembangannya jauh lebih pesat dan menarik banyak pendatang terutama Timika yang merupakan salah satu kota terbesar di Papua dan Nabire yang dijadikan ibukota provinsi. Nabire dan Mimika juga menjadi salah satu tujuan [[transmigrasi]], serta pembentukan sawah padi dan perkebunan [[sawit]]. Meskipun sama-sama berupa dataran rendah, wilayah selatan di Mimika lebih banyak ditemukan zona ekoregion hutan hujan dataran rendah yang mirip dengan [[Papua Selatan]] serta zona [[mangrove]] yang menjadi rumah bagi [[Suku Kamoro]] dan [[Suku Sempan]]. Pesisir Nabire termasuk dalam [[Taman Nasional Teluk Cenderawasih]] dengan pantai berpasir putih dan pulau-pulau serta perairan yang menyimpan keanekaragaman bahari yang tinggi seperti [[hiu paus]] dan [[terumbu karang]].<ref name="teluk"></ref><ref>{{Cite book|title=Atlas Sawit Papua : Dibawah Kendali Penguasa Modal|url=https://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2016/09/Atlas-Sawit-Papua.pdf|last=Franky|first=Y. L.|publisher=PUSAKA|isbn=9786029879414|location=Jakarta|last2=Morgan|first2=Selwyn|year=2015|access-date=2023-05-17|archive-date=2023-06-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20230608084740/http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2016/09/Atlas-Sawit-Papua.pdf|dead-url=no}}</ref><ref name=oneearth>{{Cite web|url=https://www.oneearth.org/bioregions/new-guinea-surrounding-islands-au13/|title=New Guinea & Surrounding Islands bioregion|website=oneearth.org|publisher=One Earth}}</ref>
Kawasan utara Kabupaten Mimika masih termasuk bagian dari [[Pegunungan Jayawijaya]]. Di wilayah inilah terjadi penambangan [[emas]] yang dilakukan oleh PT [[Freeport Indonesia]] tepatnya di [[tambang Grasberg]]. PT Freeport membangun sebuah kota kecil bernama Tembagapura untuk menjalankan operasinya. Limbah sisa atau ''tailing'' dari penambangan ini dialirkan ke sungai-sungai di Mimika seperti Sungai Ajkwa dan Otomona yang sekarang dipenuhi lumpur. Namun lumpur ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mencari sisa sisa emas dengan alat sederhana.<ref name=tailing></ref>
== Demografi ==
|