Dewan Bangsawan Britania Raya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Om Kumis (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
Om Kumis (bicara | kontrib)
k menambahkan pranala
Baris 29:
 
== Sejarah ==
Parlemen Kerajaan Bersatu [[Britania Raya]] berasal dari dewan penasihat raja pada abad pertengahan. Pada waktu itu, anggota dewan kerajaan terdiri dari rohaniwan, bangsawan, dan perwakilan dari pemerintah lokal yang disebut county (daerah administrasi [[borough]] juga kemudian mengirimkan wakilnya). Parlemen pertama yang dimiliki Kerajaan Bersatu ([[1295]]) terdiri dari [[uskup agung]], [[uskup]], kepala biara, bangsawan bergelar Earl dan Baron, dan wakil-wakil dari daerah-daerah administrasi shire dan borough. Kekuasaan parlemen berkembang secara lambat, serta bisa berkurang atau bertambah bergantung kondisi kerajaan yang sedang menguat atau melemah. Pada masa pemerintahan [[Raja Edward II dari Inggris]], kekuasaan kalangan bangsawan lebih kuat dari kekuasaan istana, tetapi sebaliknya wakil-wakil dari shire dan borough sama sekali tidak berdaya. Pada tahun [[1322]], kekuasaan parlemen untuk pertama kali diakui bukan oleh piagam kerajaan, melainkan dengan undang-undang yang disahkan oleh parlemen sendiri. Perkembangan penting terjadi pada masa pemerintahan [[Raja Edward III dari Inggris]] yang mewariskan tahta dari Raja Edward II. Pada masa pemerintahan Raja Edward III, Parlemen Kerajaan Bersatu mulai menggunakan [[sistem dua kamar]] yang terpisah. Majelis rendah yang disebut House of Commons yang anggotanya terdiri dari wakil-wakil daerah administrasi shire/borough, dan majelis tinggi House of Lords yang terdiri dari pendeta senior dan bangsawan. Sepanjang abad ke-15, kekuasaan majelis rendah dan majelis tinggi juga berkembang melebihi kekuasaan yang pernah dimiliki sebelumnya. Majelis tinggi (House of Lords) jauh lebih berkuasa dari majelis rendah (House of Commons) karena pengaruh kuat kalangan aristokrat dan wali gereja.
 
Kekuatan kalangan bangsawan mengalami kemunduran selama perang saudara pada akhir abad ke-15 yang disebut [[Perang Bunga Mawar]]. Kalangan bangsawan banyak yang tewas di medan pertempuran atau dihukum mati. Selain itu, tanah milik kalangan bangsawan banyak yang jatuh ke tangan pihak kerajaan. Akibat perang tersebut, pihak kerajaan mengambil alih kekuasaan yang selama ini berada di kalangan bangsawan. Dominasi kerajaan terus berkembang semasa berkuasanya [[Dinasti Tudor]] pada abad ke-16. Kekuasaan pihak kerajaan mengalami puncak kejayaan pada masa pemerintahan [[Raja Henry VIII dari Inggris]] (1509-1547).
 
Walaupun House of Lords tetap lebih berkuasa dari House of Commons, majelis rendah terus mengembangkan pengaruhnya hingga kedudukannya menjadi sama tinggi dengan House of Commons pada pertengahan abad ke-17. Pertentangan antara Raja dan Parlemen (sebagian besar dengan House of Commons) akhirnya menjadi penyebab [[Perang Saudara Inggris]] sepanjang dekade 1640-an. Setelah kekalahan [[Raja Charles I dari Inggris]] yang menyebabkan dirinya dihukum mati, pemerintahan republik yang disebut [[Persemakmuran Inggris]] dibentuk tahun [[1649]]. Namun pemerintahan pada praktiknya berada di tangan [[Oliver Cromwell]]. House of Lords hanya tinggal lembaga tanpa kekuasaan, sementara Cromwell dan pendukungnya di House of Commons mendominasi pemerintahan. Pada [[19 Maret]] [[1649]], House of Lords dihapus berdasarkan Akta Parlemen yang mendeklarasikan, "Rakyat Inggris [menyadari] melalui pengalaman yang sudah terlalu lama bahwa House of Lords tidak berguna dan berbahaya bagi orang Inggris." House of Lords tidak lagi bersidang hingga parlemen yang dikenal sebagai [[Convention Parliament]] bersidang pada tahun [[1660]] dan kekuasaan [[monarki]] dipulihkan. Kedudukan House of Lords juga dipulihkan dan berada di atas House of Commons hingga pada abad ke-19.
[[Berkas:Queen Anne in the House of Lords by Peter Tillemans.jpeg|kiri|jmpl|232x232px|[[Anne, Ratu Britania Raya|Ratu Anne]] berpidato dalam Aula Sidang House of Lords, k. 1708–14, oleh [[Peter Tillemans]]]]
Sejumlah perubahan terjadi di dalam House of Lords pada abad ke-19. Jumlah kursi dalam majelis yang sebelumnya hanya sekitar 50 menjadi bertambah banyak akibat kemurahan [[Raja George III dari Kerajaan Bersatu|Raja George III]] dan penerusnya dalam memberikan posisi sosial dan gelar-gelar kebangsawanan. Kekuasaan House Lords berkurang, dan sebaliknya kekuasaan House of Commons bertambah besar. Perkembangan penting menyangkut superioritas majelis rendah terjadi dalam bentuk [[Akta Reformasi 1832]]. Pada waktu itu, sistem elektoral yang digunakan House of Commons tidak bisa disebut demokratis. Besar elektorat sangat dibatasi status tanah, sedangkan batas-batas daerah pemilihan sudah berabad-abad tidak diperbarui. Kota-kota seperti [[Manchester]] misalnya, tidak memiliki seorang wakil pun di majelis rendah, tetapi 11 pemilih dari [[Old Sarum]] berhak mempertahankan hak pilihnya sejak zaman kuno untuk memilih 2 anggota parlemen.