Kerajaan Bali: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib) k →top |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 2:
| conventional_long_name = Kerajaan Bali
| common_name = Bali
| native_name = {{unicode|ᬓ᭄ᬭᬚᬵᬦ᭄ᬩᬮᬶ}} ([[Bahasa bali|
| religion = • [[Hindu Bali|Hindu]] (resmi)<br>• [[Buddha Mahayana]]<br>• [[animisme]]
| p1 = Prasejarah Indonesia
Baris 66:
}}
{{Sejarah Indonesia|Kerajaan Hindu-Buddha}}
'''Kerajaan Bali'''([[Aksara Bali]]: {{unicode|ᬓ᭄ᬭᬚᬵᬦ᭄ᬩᬮᬶ}} translit.
Karena kedekatan dan hubungan budaya yang erat dengan [[pulau Jawa]] yang berdekatan selama periode [[Sejarah Nusantara pada era kerajaan Hindu-Buddha|Hindu-Budha]] Indonesia, sejarah Kerajaan Bali sering terjalin dan sangat dipengaruhi oleh kerajaan di Jawa, dari kerajaan Medang pada abad ke-9 sampai ke kerajaan Majapahit pada abad ke-13 hingga 15. [[Budaya]], [[bahasa]], [[seni]], dan [[arsitektur]] di pulau Bali dipengaruhi oleh Jawa. Pengaruh dan kehadiran orang Jawa semakin kuat dengan jatuhnya [[Majapahit|kerajaan Majapahit]] pada akhir abad ke-15. Setelah kekaisaran jatuh di bawah Kesultanan Muslim Demak, sejumlah abdi dalem Hindu, [[bangsawan]], [[pendeta]], dan pengrajin, menemukan tempat perlindungan di pulau Bali. Akibatnya, Bali menjadi apa yang digambarkan oleh sejarawan Ramesh Chandra Majumdar sebagai benteng terakhir budaya dan peradaban Indo-Jawa. Kerajaan Bali pada abad-abad berikutnya memperluas pengaruhnya ke pulau-pulau tetangga. Kerajaan Gelgel Bali misalnya memperluas pengaruh mereka dan mendirikan [[koloni]] di wilayah Blambangan di ujung timur Jawa, pulau tetangga Lombok, hingga bagian barat pulau [[Sumbawa, Sumbawa|Sumbawa]], sementara Karangasem mendirikan [[Koloni]] mereka di [[Kabupaten Lombok Barat|Lombok Barat]] pada periode selanjutnya.
|