Sindo Citra Media: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
Baris 21:
Awalnya, Chrys tidak bermaksud untuk mendirikan PT Sindo, dikarenakan RCTI pada waktu awal bersiaran tidak menyiarkan siaran berita, namun tetap berusaha untuk menyampaikan informasi berupa bincang-bincang dalam acara ''[[Dialog Ekonomi]]'' setiap hari [[Minggu]] pagi. Keadaan berubah ketika seorang anak [[diplomat]], [[Desi Anwar]] direkrut oleh Gontha yang mengusulkan pembentukan semacam acara berita ''[[features]]'' atau [[berita ringan]], mencontoh dari [[BBC]] di Inggris. Ide Desi ini kemudian mengarah ke pembentukan program berita ''Seputar Jakarta'' yang tayang sejak 1 September 1989. Pada tanggal 2 November 1990, Program Seputar Jakarta resmi diganti namanya menjadi ''Seputar Indonesia''. Namun, [[Harmoko]] selaku [[Menteri Penerangan]] pada saat itu selalu memperingatkan RCTI agar tidak membuat program berita, dan harus tetap merelai siaran berita dari [[Televisi Republik Indonesia|TVRI]]. Hal ini merujuk pada SK Menpen Nomor 111/1990 tentang larangan televisi swasta membuat berita sendiri.<ref>Ishadi S.K. 2014. Media dan Kekuasaan - Televisi di Hari-hari Terakhir Presiden Soeharto. Jakarta: Penerbit Buku Kompas</ref> Sebelumnya, pada 1 November 1989 RCTI sebenarnya sudah memiliki redaksinya sendiri,<ref name="RCTISCTV">[https://forum.detik.com/acara-televisi-jadul-t59526p429.html DARI SEPUTAR JAKARTA (RCTI) KE SEPUTAR INDONESIA (RCTI/SCTV)]</ref> namun karena peringatan itu, di titik inilah, PT Sindo seperti mendapat "keharusan" untuk berdiri. Sahamnya dipegang oleh PT Bima Intan Kencana yang masih dimiliki oleh pemilik RCTI, [[Bambang Trihatmodjo]].<ref>[https://www.kompasiana.com/jilal.mardhani/5b5c9b5a5e137318e61b9334/transformasi-proses-bisnis-untuk-mengendalikan-mencegah-dan-memberantas-kkn-studi-kasus Korupsi Berjamaah, Sebuah Studi Kasus]</ref>
 
Dalam kerjanya, meskipun terpisah operasinya untuk menyiasati larangan pembuatan berita oleh televisi swasta namun PT Sindo berada satu kompleks dengan RCTI, di Kawasan Studio 5 [[Kebon Jeruk, Kebon Jeruk, Jakarta Barat]] sejak 24 Agustus 1993 silam. Gontha waktu itu juga berharap agar PT Sindo bisa mendapatkan keuntungan tersendiri, terpisah dari RCTI. Harapan lain dari pendirian PT Sindo adalah, agar jika pemerintah [[Orde Baru]] merasa terganggu oleh pemberitaannya, maka bukan RCTI yang mendapatkan akibatnya, melainkan PT Sindo.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=8B9qDwAAQBAJ&pg=PT122&dq=PT+SINDO+CITRA+MEDIA&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwijqNSeoa_uAhWG5nMBHfvBBVcQ6AEwAnoECAcQAg#v=onepage&q=PT%20SINDO%20CITRA%20MEDIA&f=false Media Fortunes, Changing Times]</ref> Seiring waktu, acara berita yang dihasilkan oleh PT Sindo bertambah menjadi 6: ''[[Nuansa Pagi]]'' dan ''[[Buletin Siang]]'' (sejak 24 Agustus 1993), ''[[Indonesia Today]]'' (sejak 4 November 1996), ''Sekilas Info'', dan ''[[Buletin Malam]]'' (sejak 1 Februari 1991) ditambah ''Seputar Indonesia'' sendiri dan yang sekarang ''[[Seputar iNews]]
'' (sejak 1 November 2017). Selain program berita, PT Sindo juga memproduksi acara [[gelar wicara]] bernama ''[[Aneka Dialog]]''. Berbagai program lain juga dihasilkan seperti ''Dialog Ekonomi'', ''Fokus Kita'', ''Forum Bandung'', ''Sarasehan'', ''Liputan Khusus'', ''Krucil'', ''Visi Warta'', ''Profil Niaga'', dan ''Forum''. Tidak semua program ini ditayangkan bersama oleh RCTI dan [[SCTV]], melainkan ada beberapa yang ditayangkan sendiri oleh SCTV dan RCTI masing-masing.<ref name=RCTISCTV/> Untuk membantu kinerjanya, sepanjang 1989/1990 PT Sindo juga merekrut sejumlah penyiar, [[reporter]] dan kamerawan yang ditempatkan di RCTI Kebon Jeruk dan SCTV Darmo Surabaya. Namun, kemudian PT Sindo yang awalnya dikelola secara bersama oleh RCTI dan SCTV, kemudian berpisah karena adanya rencana kebijakan pemerintah yang membolehkan TV swasta memproduksi beritanya sendiri dan upaya SCTV untuk membangun siaran berita yang lebih baik. RCTI kemudian tetap mempertahankan program PT Sindo, sedangkan SCTV membentuk acaranya sendiri yaitu [[Liputan 6]].<ref>[http://repository.umsu1.ac.id/bitstream/123456789/10475/1/SKRIPSI%20NURUL%20FADILLAH.pdf]</ref><ref>Jurnalisme: liputan 6 SCTV : antara peristiwa dan ruang publik, Yogyakarta: LP3ES, hlm. 50</ref>
 
Pasca kejatuhan Orde Baru, relevansi PT Sindo menurun karena kebijakan pemerintah seperti "membebaskan" stasiun televisi swasta untuk memproduksi beritanya sendiri. Ditambah dengan konflik yang terjadi pada Agustus dan September 1999, perusahaan yang dipimpin oleh Chrys dan [[Adolf Posumah]], seorang presenter berita RCTI ini pada akhirnya diputuskan untuk ditutup pada 1 Oktober 1999. Kinerjanya sendiri diteruskan oleh Dewan Redaksi RCTI, sedangkan karyawan PT Sindo sejak 1 November 1999 dan 6 April 2015 resmi menjadi karyawan RCTI dan ''[[iNews]]''.<ref>Pers dalam "Revolusi Mei": runtuhnya sebuah hegemoni, hlm. 222. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama</ref><ref>[https://majalah.tempo.co/read/media/96072/rcti-diguncang-mosi RCTI diguncang mosi]</ref>
 
== Hubungan PT Sindo dan stasiun televisi lain ==