Antropologi pendidikan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sultan23081993 (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
k ~cite
 
Baris 3:
Antropologi pendidikan memusatkan perhatian pada topik-topik seperti pendidikan ''multikultural'', ''pluralisme'' pendidikan, ''pedagogi'' yang sesuai dengan budaya, serta metode pembelajaran dan bersosialisasi yang cocok dengan budaya. Bidang ini juga tertarik pada pendidikan di komunitas-komunitas yang berada di pinggiran atau tepi-tapi dari [[struktur sosial]], politik, dan ekonomi masyarakat yang lebih besar. Komunitas-komunitas seperti ini seringkali mengalami ketidakadilan, ketidaksetaraan, dan diskriminasi, dan mungkin memiliki akses terbatas terhadap sumber daya dan layanan publik seperti pendidikan. Oleh karena itu, antropologi pendidikan tertarik pada memahami dan meningkatkan pendidikan di komunitas-komunitas seperti ini terutama di negara-negara besar.<ref>Dar, W. A., & Najar, I. A. (2018). Educational Anthropology, Tribal Education and Responsible Citizenship in India. South Asia Research, 38(3), 327-346</ref> Antropologi pendidikan merupakan ilmu terapan, karena berfokus pada peningkatan proses pembelajaran dan pengajaran dalam konteks keberagaman budaya. Seiring dengan munculnya globalisasi, antropologi pendidikan semakin relevan karena ruang kelas menjadi tempat bagi penyatuan budaya yang berbeda.
 
Dalam pendidikan, identitas budaya sangat penting, dan oleh karena itu, tidak mengherankan jika diktum paling terkenal dalam antropologi pendidikan adalah bahwa fokus bidang ini adalah pada transmisi budaya.<ref>Comitas, L. and Dolgin, J. 1979. 'On Anthropology and Education: Retrospect and Prospect'. Anthropology and Education Quarterly. 9(1): 87-89</ref> Proses transmisi budaya melibatkan transfer identitas budaya dari satu generasi ke generasi lainnya, yang biasa dikenal sebagai ''[[enkulturasi]],''<ref>Page, J.S. Education and Acculturation on Malaita: An Ethnography of Intraethnic and Interethnic Affinities'. The Journal of Intercultural Studies. 1988. #15/16:74-81.</ref> dan transfer identitas antar budaya, yang kadang-kadang dikenal sebagai ''[[akulturasi]].'' <ref>Page, J.S. Education and Acculturation on Malaita: An Ethnography of Intraethnic and Interethnic Affinities'. The Journal of Intercultural Studies. 1988. #15/16:74-81, available on-line at http://eprints.qut.edu.au/archive/00003566/</ref> Itu sebabnya antropologi pendidikan semakin terfokus pada identitas etnis dan perubahannya. <ref>Dynneson, T.L. 1984. 'An Anthropological Approach to Learning and Teaching'. Social Education. 48(6): 410-418.</ref> <ref>Schensul, J.J. 1985. 'Cultural Maintenance and Cultural Transformation: Educational Anthropology in the Eighties'. Education and Anthropology Quarterly. 15(1): 63-68.</ref>
 
== Jurnal ==