Fakhri Pasya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ~PL
k ~cite
Baris 28:
Menyusul runtuhnya [[Front Makedonia (Perang Dunia I)|front Makedonia]] dan [[Kampanye Sinai dan Palestina|Palestina]] yang hampir bersamaan pada September 1918, meyakinkan bahwa perang sudah tidak dapat dimenangkan. [[Gencatan Senjata Mudros|Gencatan senjata di Mudros]] antara Kesultanan Utsmaniyah dan [[Blok Sekutu dalam Perang Dunia I|Sekutu]] kemudian disepakati pada tanggal 30 Oktober 1918. Dengan keluarnya Utsmaniyah dari perang, Fakhri Pasya diperkirakan juga akan menyerah. Akan tetapi, dia menolak melakukannya dan menolak gencatan senjata .
 
Selama [[pengepungan Madinah]], Fahrettin mengirimkan artefak suci dan manuskrip Medina ke Istanbul untuk melindunginya dari penyitaan. Sebagian besar manuskrip dikembalikan ke Madinah oleh Kesultanan Utsmaniyah dan sekarang disimpan di perpustakaan kota,<ref name="sabah/22dec2017">{{Cite news|date=22 December 2017|title=Fahreddin Pasha: Ottoman officer who defended the holy lands with all he had|url=https://www.dailysabah.com/feature/2017/12/22/fahreddin-pasha-ottoman-officer-who-defended-the-holy-lands-with-all-he-had|work=Daily Sabah|access-date=24 December 2017}}<cite class="citation news cs1" data-ve-ignore="true">[https://www.dailysabah.com/feature/2017/12/22/fahreddin-pasha-ottoman-officer-who-defended-the-holy-lands-with-all-he-had "Fahreddin Pasha: Ottoman officer who defended the holy lands with all he had"]. ''Daily Sabah''. 22 December 2017<span class="reference-accessdate">. Retrieved <span class="nowrap">24 December</span> 2017</span>.</cite></ref> sementara sisanya tetap berada di [[Istana Topkapı]] di Istanbul. <ref>{{Cite news|title=Money spoiled you: Erdoğan slams UAE FM in Ottoman Pasha row|url=http://www.hurriyetdailynews.com/uae-fm-spoiled-with-oil-money-turkeys-erdogan-124541|work=Hürriyet Daily News|language=en|access-date=24 December 2017}}</ref>
 
Menurut memoar saksi mata dari penulis [[Turki]] Feridun Kandemir, yang merupakan sukarelawan [[Bulan Sabit Merah]] pada waktu itu di Madinah, pada suatu hari Jumat di musim semi tahun 1918, setelah salat di [[Masjid Nabawi|Masjid al-Nabawi]] (Masjid Nabawi), Fahreddin berpidato di pasukannya: <ref name="ReferenceA">Medine Müdafaası, Feridun Kandemir, Nehir Yayınları, s. 530, İstanbul, 1991</ref><blockquote>''"Tentara!'' ''Aku memohon kepada kalian atas nama Nabi sebagai saksi.'' ''Aku perintahkan kalian untuk mempertahankan dia dan kotanya sampai peluru terakhir dan nafas terakhir, terlepas dari kekuatan musuh.'' ''Semoga [[Allah]] menolong kita, dan semoga doa [[Muhammad]] menyertai kita.''</blockquote><blockquote>''“Perwira Turki yang heroik! Wahai Muhammad kecil, majulah dan berjanjilah padaku, di hadapan Tuhan dan Nabi kita, untuk menghormati imanmu dengan pengorbanan tertinggi dalam hidupmu.”''</blockquote>Fakhri Pasya pernah berkata jika ia mendapat penglihatan dalam mimpinya bahwa [[Nabi Muhammad SAW]] memerintahkannya untuk tidak menyerah. Pada bulan Agustus 1918, ia menerima seruan untuk menyerah dari [[Syarif Husain]]. Fakhri Pasya menjawabnya dengan kata-kata berikut: <ref name="ReferenceA">Medine Müdafaası, Feridun Kandemir, Nehir Yayınları, s. 530, İstanbul, 1991</ref><blockquote>''"Fakhr-ud-Din, Jenderal, Pembela Kota Suci Madinah.'' ''Hamba Nabi."''</blockquote><blockquote>''Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Kuasa.'' ''Bagi-Nya yang mematahkan kekuasaan Islam, menyebabkan pertumpahan darah di kalangan umat Islam, membahayakan [[Khilafah|kekhalifahan]] Amirul Mukminin, dan memaparkannya pada dominasi Inggris.''</blockquote><blockquote>''Pada malam Kamis tanggal 14 [[Zulhijah|Dzulhijjah]], aku sedang berjalan, lelah dan lelah, memikirkan perlindungan dan pertahanan Madinah, ketika aku mendapati diriku berada di antara orang-orang tak dikenal yang bekerja di sebuah alun-alun kecil.'' ''Lalu aku melihat berdiri di hadapanku seorang laki-laki dengan wajah yang luhur.'' ''Dia adalah Nabi, semoga berkah Allah besertanya!'' ''Lengan kirinya bertumpu pada pinggul di bawah jubahnya, dan dia berkata kepadaku dengan sikap protektif,'' 'Ikuti aku.' ''Aku mengikutinya dua atau tiga langkah dan terbangun.'' ''Aku segera menuju masjid sucinya dan bersujud dalam doa dan syukur [di dekat makamnya].''</blockquote>
 
 
<blockquote>''Aku sekarang berada di bawah perlindungan Nabi, Panglima Tertinggiku.'' ''Aku menyibukkan diri dengan memperkuat pertahanan, membangun jalan dan alun-alun di Madinah.'' ''Jangan ganggu aku dengan tawaran yang tidak berguna.'' ''"''</blockquote>Ia menolak menyerahkan pedangnya bahkan setelah menerima perintah langsung dari menteri perang Utsmaniyah. Pemerintah Utsmaniyah kesal atas perilakunya dan Sultan [[Mehmed VI]] memecatnya dari jabatannya. Namun, Fakhri tetap menolak untuk menyerah dan tetap membiarkan bendera Utsmaniyah berkibar di Madinah sampai 72 hari setelah perang berakhir. Setelah Gencatan Senjata Mudros sendiri, satuan Utsmani yang terdekat berjarak {{Convert|1300|km|mi}} dari Madinah. <ref>[http://www.sabah.com.tr/Gundem/2012/03/24/basbakan-erdoganin-sir-konusmasi ''Başbakan Erdoğan'ın sır konuşması''], Sabah, 24.03.2012 {{In lang|tr}}</ref>
 
Ia membalas ultimatum Jenderal Inggris [[Reginald Wingate]] pada tanggal 15 Desember 1918 dengan kata-kata: "Aku seorang Muhammadan. Aku seorang Utsmani. Aku putra Bayer Bey. Aku seorang tentara." <ref>{{Cite book|last=Peters|first=Francis E.|date=1994|url=https://books.google.com/books?id=E50rDgAAQBAJ&pg=PA375|title=Mecca: A Literary History of the Muslim Holy Land|publisher=Princeton University Press|isbn=9781400887361|page=375}}</ref>
Baris 40:
 
== Kehidupan Setelah Perang ==
Setelah penangkapan Fahrettin, ia dibawa ke barak militer di [[Kairo|Kairo, Mesir]]. Ia kemudian dipindahkan ke [[Malta]], di mana ia tinggal sebagai tawanan perang sampai tahun 1921. <ref name="zaman">[http://www.todayszaman.com/newsDetail_getNewsById.action?load=detay&link=161177 ''Fahreddin Paşa exhibition commemorates hidden jewel in Turkish photography''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20151122220259/http://www.todayszaman.com/newsDetail_getNewsById.action?load=detay&link=161177|date=22 November 2015}}, Today's Zaman, Ömer Faruk Șerifoğlu, 14.12.2008</ref> Setelah dibebaskan, ia bergabung dengan pasukan nasionalis Turki di bawah komando [[Mustafa Kemal Atatürk]] dan [[Perang Kemerdekaan Turki|berperang]] [[Perang Yunani-Turki (1919–1922)|melawan tentara Yunani]] dan [[Perang Prancis-Turki|Prancis]] yang menduduki [[Anatolia]] . Setelah [[Perang Kemerdekaan Turki]], ia menjadi duta besar Turki untuk [[Kabul]], Afghanistan dari tahun 1922 hingga 1926. <ref>Bilal N. Șimșir, [http://www.atam.gov.tr/index.php?Page=DergiIcerik&IcerikNo=1089 "Cumhuriyetin İlk Çeyrek Yüzyılında Türk Diplomatik Temsilcilikleri ve Temsilcileri (1920–1950)"], ''Atatürk Araștırma Merkezi Dergisi'', Sayı 64-65-66, Cilt: XXII, Mart-Temmuz-Kasım 2006. {{In lang|tr}}</ref> Pada tahun 1936, ia dipromosikan menjadi ferik (letnan jenderal) dan pensiun dari Angkatan Darat Turki . Fakhri Pasha wafat pada tanggal 22 November 1948, setelah menderita [[serangan jantung]] selama perjalanan kereta api di sekitar [[Eskişehir]] . <ref name="zaman" /> Sesuai wasiatnya, ia kemudian dimakamkan di Pemakaman Aşiyan di Istanbul. <ref name="zaman" />
 
== Warisan ==