Kim Il-sung: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20240213sim)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot |
k ~cite |
||
Baris 170:
Pada tanggal 12 Oktober, Uni Soviet mengakui pemerintahan Kim sebagai pemerintahan berdaulat di seluruh semenanjung, termasuk wilayah selatan.<ref>{{Cite web|url=https://www.ncnk.org/resources/briefing-papers/all-briefing-papers/dprk-diplomatic-relations|archive-url=https://web.archive.org/web/20140419051757/http://www.ncnk.org/resources/briefing-papers/all-briefing-papers/dprk-diplomatic-relations|url-status=dead|title=DPRK Diplomatic Relations|date=11 April 2017|archive-date=19 April 2014|website=NCNK}}</ref> Partai Komunis bergabung dengan Partai Rakyat Baru Korea untuk membentuk [[Partai Buruh Korea]] (PBK), dengan Kim sebagai wakil ketuanya. Pada tahun 1949, Kim dan komunis telah mengkonsolidasikan kekuasaan mereka di Korea Utara. Sekitar waktu ini, Kim mulai mempromosikan kultus kepribadian yang intens. Patung dirinya yang pertama muncul, dan dia mulai menyebut dirinya "Pemimpin Besar".
Pada bulan Februari 1946, Kim Il Sung memutuskan untuk melakukan sejumlah reformasi. Lebih dari 50% tanah subur didistribusikan kembali, hari kerja 8 jam diproklamasikan dan semua industri berat dinasionalisasi. Ada peningkatan dalam kesehatan penduduk setelah ia menasionalisasi layanan kesehatan dan menyediakannya untuk semua warga negara.
===Perang Korea===
Baris 191:
Pada tahun-tahun berikutnya, Kim mengukuhkan dirinya sebagai pemimpin komunisme internasional yang independen. Pada tahun 1956, ia bergabung dengan [[Mao Zedong]] di kubu "[[Anti-revisionisme|anti-revisionis]]", yang tidak menerima program de-Stalinisasi [[Nikita Khrushchev]], namun ia sendiri tidak menjadi seorang Maois. Pada saat yang sama, ia mengkonsolidasikan kekuasaannya atas gerakan komunis Korea. Para pemimpin saingannya tersingkir. [[Pak Hon-yong]], pemimpin Partai Komunis Korea, disingkirkan dan dieksekusi pada tahun 1955. [[Choe Chang-ik]] tampaknya juga telah disingkirkan. Yi Sang-Cho, duta besar Korea Utara untuk Uni Soviet dan pengkritik Kim yang membelot ke Uni Soviet pada tahun 1956, dinyatakan sebagai faksionalis dan pengkhianat.<ref>{{cite journal |last1=Lankov |first1=Andrei |last2=Selivanov |first2=Igor |date=22 October 2018 |title=A peculiar case of a runaway ambassador: Yi Sang-Cho's defection and the 1956 crisis in North Korea |url=https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/14682745.2018.1507022 |journal=[[Cold War History (journal)|Cold War History]] |volume=19 |issue=2 |pages=233–251 |doi=10.1080/14682745.2018.1507022 |s2cid=158492110 |access-date=18 February 2023}}</ref> Pidato ''Juche'' tahun 1955 yang menekankan kemerdekaan Korea, pertama kali muncul dalam konteks perebutan kekuasaan Kim melawan para pemimpin seperti Pak, yang mendapat dukungan Soviet. Hal ini tidak begitu diperhatikan pada saat itu hingga media pemerintah mulai membicarakannya pada tahun 1963. Kim mengembangkan kebijakan dan ideologi ''Juche'' yang bertentangan dengan gagasan Korea Utara sebagai negara satelit Tiongkok atau Uni Soviet.
Kim mengubah Korea Utara menjadi apa yang Wonjun Song dan Joseph Wright anggap sebagai kediktatoran personalis, di mana kekuasaan dipusatkan pada Kim secara pribadi. Kultus terhadap kepribadian Kim Il Sung awalnya dikritik oleh beberapa anggota pemerintah. Duta Besar Korea Utara untuk Uni Soviet, Li Sangjo, seorang anggota faksi Yan'an, melaporkan bahwa mennampilkan foto Kim di surat kabar merupakan pelanggaran pidana dan Li Sangjo juga mengatakan bahwa Kim Il Sung telah diangkat ke status Marx, Lenin, Mao, dan Stalin dalam jajaran komunis. Dia juga menuduh Kim menulis ulang sejarah sehingga tampak seolah-olah faksi gerilyanya telah sendirian membebaskan Korea dari Jepang, dan sama sekali mengabaikan bantuan dari Relawan Rakyat Tiongkok. Selain itu, Li menyatakan bahwa dalam proses kolektivisasi pertanian, gandum disita secara paksa dari para petani sehingga menyebabkan "setidaknya 300 kasus bunuh diri" dan dia juga menyatakan bahwa Kim sendiri yang membuat hampir semua keputusan dan penunjukan kebijakan penting. Li melaporkan bahwa lebih dari 30.000 orang dipenjara karena alasan yang sangat tidak adil dan sewenang-wenang, termasuk tidak mencetak potret Kim Il Sung pada kertas berkualitas memadai atau menggunakan koran yang memuat fotonya untuk membungkus makanan. Penyitaan gabah dan pemungutan pajak juga dilakukan secara paksa, berupa kekerasan, pemukulan, dan ancaman penjara.
Selama Insiden Fraksi Agustus 1956, Kim Il Sung berhasil melawan upaya Soviet dan Tiongkok untuk menggulingkannya demi mendukung warga Korea yang pro-Soviet atau warga Korea yang tergabung dalam faksi Yan'an yang pro-Tiongkok.<ref name=NKMajorPowers>{{cite journal|jstor=2643582|author1=Kim Young Kun|last2=Zagoria|first2=Donald S.|title=North Korea and the Major Powers|url=https://archive.org/details/sim_asian-survey_1975-12_15_12/page/1017|journal=Asian Survey|volume=15|number=12|date=December 1975|pages=1017–1035|doi=10.2307/2643582}}</ref> Pasukan Tiongkok terakhir menarik diri dari negara tersebut pada bulan Oktober 1958, yang merupakan konsensus sebagai tanggal terakhir ketika Korea Utara secara efektif merdeka, meskipun beberapa pakar percaya bahwa insiden bulan Agustus 1956 menunjukkan kemerdekaan Korea Utara.<ref name=NKMajorPowers />
|