Lingkungan (permukiman): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Illchy (bicara | kontrib)
k Illchy memindahkan halaman Ketetanggaan ke Lingkungan (permukiman)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
k ~cite
 
Baris 3:
 
== Kota-kota praindustri ==
Dalam kata-kata cendekiawan urban [[Lewis Mumford]], "Ketetanggaan, dalam beberapa cara yang menjengkelkan dan tidak masuk akal ada di mana pun manusia berkumpul, di tempat tinggal keluarga permanen; dan banyak fungsi kota cenderung didistribusikan secara alami—yaitu, tanpa teoretis apa pun. keasyikan atau arah politik-ke lingkungan." <ref>Mumford, Lewis (1954). The Neighborhood and the Neighborhood Unit. Town Planning Review 24:256–270, p. 258.</ref> Sebagian besar kota paling awal di seluruh dunia yang digali oleh para arkeolog memiliki bukti keberadaan lingkungan sosial. <ref>For example, Spence, Michael W. (1992) Tlailotlacan, a Zapotec Enclave in Teotihuacan. In Art, Ideology, and the City of Teotihuacan, edited by Janet C. Berlo, pp. 59–88. Dumbarton Oaks, Washington, D.C. Stone, Elizabeth C. (1987) Nippur Neighbourhoods. Studies in Ancient Oriental Civilization vol. 44. Oriental Institute, University of Chicago, Chicago</ref> Dokumen sejarah menyoroti kehidupan lingkungan bertetangga di banyak kota praindustri atau non-barat bersejarah. <ref>Some examples: Heng, Chye Kiang (1999) Cities of Aristocrats and Bureaucrats: The Development of Medieval Chinese Cityscapes. University of Hawai'i Press, Honolulu. Marcus, Abraham (1989) The Middle East on the Eve of Modernity: Aleppo in the Eighteenth Century. Columbia University Press, New York. Smail, Daniel Lord (2000). Imaginary Cartographies: Possession and Identity in Late Medieval Marseille. Cornell University Press, Ithaca.</ref>
 
Ketetanggaan biasanya dihasilkan oleh interaksi sosial antara orang-orang yang tinggal di dekat satu sama lain. Dalam pengertian ini mereka adalah unit sosial lokal yang lebih besar dari [[rumah tangga]] yang tidak secara langsung berada di bawah kendali pejabat kota atau negara bagian. Dalam beberapa tradisi perkotaan praindustri, fungsi dasar kota seperti perlindungan, pengaturan sosial kelahiran dan perkawinan, pembersihan dan pemeliharaan ditangani secara informal oleh ketetanggaan sekitar dan bukan oleh pemerintah kota; pola ini didokumentasikan dengan baik untuk kota-kota Islam bersejarah. <ref>Abu-Lughod, Janet L. (1987) The Islamic City: Historic Myth, Islamic Essence, and Contemporary Relevance. International Journal of Middle East Studies 19:155–176.</ref>
 
Selain ketetanggaan sosial, sebagian besar kota kuno dan bersejarah juga memiliki distrik administratif yang digunakan oleh pejabat untuk perpajakan, pencatatan, dan kontrol sosial. <ref>Dickinson, Robert E. (1961) The West European City: A Geographical Interpretation. Routledge & Paul, London, p. 529. See also: Jacobs, Jane (1961) The Death and Life of Great American Cities. Random House, New York, p. 117.</ref> Distrik administratif biasanya lebih besar dari lingkungan hunian dan batas-batasnya mungkin melintasi divisi lingkungan hunian. Namun, dalam beberapa kasus, distrik administratif bertepatan dengan lingkungan hunian, yang menyebabkan pengaturan kehidupan sosial tingkat tinggi oleh para pejabat. Misalnya, pada periode T'ang ibu kota Cina Chang'an, lingkungan bertetangga adalah distrik dan ada pejabat negara yang dengan hati-hati mengontrol kehidupan dan aktivitas di tingkat ketetanggaan. <ref>Xiong, Victor Cunrui (2000) Sui-Tang Chang'an: A Study in the Urban History of Medieval China. Center for Chinese Studies, University of Michigan, Ann Arbor.</ref>Contoh sederhana lainnya dari distrik administratif adalah adanya lingkup kecamatan, kelurahan, RT dan RW.
 
Permukiman di kota-kota praindustri sering kali memiliki tingkat spesialisasi atau diferensiasi sosial tertentu. Lingkungan bertetangga etnis penting di banyak kota masa lalu dan tetap umum di kota-kota saat ini. Spesialis ekonomi, termasuk produsen kerajinan, pedagang, dan lain-lain, dapat terkonsentrasi di lingkungan bertetangga, dan dalam masyarakat dengan lingkungan bertetangga pluralisme agama sering dikhususkan oleh agama. Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap kekhasan lingkungan bertetangga dan kohesi sosial di kota-kota masa lalu adalah peran migrasi desa ke kota. Ini adalah proses yang berkelanjutan di kota-kota praindustri, dan para migran cenderung pindah dengan kerabat dan kenalan dari masa lalu pedesaan mereka. <ref>Kemper, Robert V. (1977) Migration and Adaptation: Tzintzuntzan Peasants in Mexico City. Sage Publications, Beverly Hills. Greenshields, T. H. (1980) "Quarters" and Ethnicity. In The Changing Middle Eastern City, edited by G. H. Blake and R. I. Lawless, pp. 120–140. Croom Helm, London.</ref>
 
== Sosiologi ==
'''Sosiologi ketetanggaan''' adalah subbidang [[sosiologi perkotaan]] yang mempelajari komunitas lokal <ref>Wellman, B. & Leighton, B. (1979, March). Networks, neighbourhoods and communities: Approaches to the study of the community question. ''Urban Affairs Quarterly'', 14(3): 363-390.</ref> <ref>Warren, D. (1977). The functional diversity of urban neighbourhoods. ''Urban Affairs Quarterly'', 13(2): 151-180.</ref> Lingkungan bertetangga juga digunakan dalam studi penelitian dari kode pos dan [[Kesetaraan kesehatan|kesenjangan kesehatan]], untuk korelasi dengan tingkat putus sekolah atau penggunaan narkoba. <ref>Overman, H.G. (2002). Neighborhood effects in large and small neighborhoods. ''Urban Studies'', 39(1): 117-130.</ref> Beberapa perhatian juga telah dicurahkan untuk melihat lingkungan bertetangga sebagai [[demokrasi]] skala kecil, diatur terutama oleh gagasan timbal balik antara tetangga. <ref>{{Cite journal|last=Rosenblum|first=Nancy L.|date=2020-12-01|title=The Democracy of Everyday Life in Disaster: Holding Our Lives in Their Hands|url=http://berghahnjournals.com/view/journals/democratic-theory/7/2/dt070209.xml|journal=Democratic Theory|volume=7|issue=2|pages=69–74|doi=10.3167/dt.2020.070209|issn=2332-8894}}</ref>
 
== Peningkatan ==
Permukiman telah menjadi tempat penyampaian layanan atau "intervensi layanan" sebagian sebagai upaya untuk menyediakan layanan lokal yang berkualitas, dan untuk meningkatkan derajat kontrol dan kepemilikan lokal. <ref>King, B. & Meyers, J. (1996). The Annie E. Casey Foundation's mental health initiative for urban children. (pp. 249-261). In: B. Stroul & R.M. Friedman, ''Children's Mental Health''. Baltimore, MD: Paul H. Brookes.</ref> Alfred Kahn, sejak pertengahan 1970-an, menggambarkan "pengalaman, teori, dan mode" penyampaian layanan lingkungan bertetangga selama dekade sebelumnya, termasuk diskusi tentang transfer pendapatan dan kemiskinan. <ref>Kahn, A.J. (1976). Service delivery at the neighborhood level: Experience, theory and fads. ''Social Service Review'', 50(1): 23-56.</ref> Tetangga, sebagai aspek inti dari komunitas, juga merupakan tempat layanan bagi remaja, termasuk anak-anak penyandang disabilitas <ref>Kutash, K., Duchnowski, A.J., Meyers, J. & King, B. (1997). Ch. 3: Community and neighborhood-based services for youth. In: S. Henggeler & A. B. Santor, ''Innovative Approaches to Difficult to Treat Populations''. Washington, DC: American Psychiatric Press.</ref> dan pendekatan terkoordinasi untuk populasi berpenghasilan rendah. <ref>Riessman, F. (1967). A neighborhood-based mental health approach. (pp.1620184). In: E. Cowen, E. Gardier, & M. Zak, ''Emergent Approaches to Mental Health Problems''. NY, NY: Appleton-Century-Crofts.</ref> Sementara istilah organisasi lingkungan bertetangga<ref>Cunningham, J V. & Kotler, M. (1983). ''Building Neighborhood Organizations''. Notre Dame & London: Notre Dame Press.</ref> tidak umum pada tahun 2015, organisasi ini seringkali bersifat nirlaba, kadang-kadang akar rumput atau bahkan pusat atau cabang pengembangan komunitas yang didanai inti.
 
Aktivis pembangunan masyarakat dan ekonomi telah mendesak untuk reinvestasi di masyarakat lokal dan lingkungan bertetangga. Pada awal tahun 2000-an, Korporasi Pengembangan Masyarakat, Jaringan Rehabilitasi, Korporasi Pengembangan Ketetanggaan, dan organisasi Pengembangan Ekonomi akan bekerja sama untuk menangani stok perumahan dan infrastruktur komunitas dan lingkungan bertetangga (misalnya, pusat komunitas). <ref>Rubin, H.J. (2000). ''Renewing Hope Within Neighborhoods of Despair: The Community-Based Development Model''. Albany, NY: State University of New York.</ref> Pembangunan Komunitas dan Ekonomi dapat dipahami dengan cara yang berbeda, dan mungkin melibatkan kelompok dan jemaat "berbasis agama" di kota-kota. <ref>[http://www.nhi.org/online/issues/115/McRoberts.html Mc Roberts, O.M. (2001, January/February). Black Churches, community and development. ''Shelterforce Online''. Washington, DC: Author. at nhi.org]</ref>
 
== Sebagai satu kesatuan dalam desain perkotaan ==
Pada tahun 1900-an, Clarence Perry menggambarkan gagasan unit ketetanggaan sebagai kawasan pemukiman mandiri di dalam kota. Konsep tersebut masih berpengaruh dalam [[Urbanisme baru|New Urbanism]]. Praktisi berusaha untuk menghidupkan kembali sosialisasi tradisional di perumahan pinggiran kota yang direncanakan berdasarkan seperangkat prinsip. Pada saat yang sama, lingkungan bertetangga adalah tempat intervensi untuk menciptakan Kota dan Komunitas Ramah Usia (AFCC) karena banyak lansia cenderung memiliki ruang hidup yang lebih sempit. Studi desain perkotaan dengan demikian menggunakan lingkungan bertetangga sebagai unit analisis. <ref>{{Cite journal|last=Gan|first=Daniel R. Y.|last2=Fung|first2=John Chye|last3=Cho|first3=Im Sik|year=2019|title=Neighborhood Experiences of People Over Age 50: Factor Structure and Validity of a Scale|journal=The Gerontologist|volume=60|issue=8|pages=e559–e571|doi=10.1093/geront/gnz111|pmid=31504478}}</ref>
 
== Referensi ==