Pengeroyokan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Axionzyle (bicara | kontrib)
Dibuat dengan menerjemahkan halaman "Mobbing"
 
k ~cite
Baris 1:
 
'''Pengeroyokan''' atau '''perundungan kelompok ('''[[bahasa Inggris]] : '''''Mobbing'')''', sebagai istilah sosiologis, berarti [[perundungan]] terhadap individu oleh suatu kelompok, dalam konteks apa pun, seperti [[keluarga]], [[Kelompok belajar|kelompok sebaya]], [[sekolah]], [[tempat kerja]], lingkungan, [[komunitas]], atau secara daring. Ketika itu terjadi sebagai pelecehan fisik dan [[Emosi|emosional]] di tempat kerja, seperti "berkerumun" oleh rekan kerja, [[Hierarki|bawahan]] atau atasan, memaksa seseorang keluar dari tempat kerja melalui [[Isu|rumor]], sindiran, [[intimidasi]], penghinaan, [[Kampanye hitam|mendiskreditkan]], dan isolasi, itu adalah juga disebut sebagai [[pelecehan]] umum yang berbahaya, nonseksual, non-rasial/rasial . <ref>''Mobbing: Emotional Abuse in the American Workplace'' by Noa Davenport, Ruth D. Schwartz and Gail Pursell Elliott.</ref>
 
== Efek psikologis dan kesehatan ==
Baris 8:
 
== Pengembangan konsep ==
[[Konrad Lorenz]], dalam bukunya berjudul ''On Aggression'' (1966), pertama kali mendeskripsikan mobbing di antara burung dan hewan, menghubungkannya dengan naluri yang berakar pada perjuangan [[Darwinisme|Darwin]] untuk berkembang (lihat perilaku pengeroyokan hewan ). Dalam pandangannya, kebanyakan manusia tunduk pada impuls bawaan yang serupa tetapi mampu membawa mereka di bawah kendali rasional. <ref name="Westhues">{{Cite web|title=Workplace Mobbing in Academe|url=http://arts.uwaterloo.ca/~kwesthue/mobbing.htm|website=arts.uwaterloo.ca|archive-url=https://web.archive.org/web/20110812072428/http://arts.uwaterloo.ca/~kwesthue/mobbing.htm|archive-date=12 August 2011|access-date=19 July 2006|url-status=dead}}</ref> Penjelasan Lorenz atas pilihan kata bahasa Inggris "mobbing" dihilangkan dalam terjemahan bahasa Inggris oleh Marjorie Kerr Wilson. Menurut Kenneth Westhues, Lorenz memilih kata "mobbing" karena dia ingat dalam serangan kolektif burung, istilah Jerman kuno ''hassen auf'', yang berarti "membenci" atau "dengki" diterapkan dan ini menekankan " kedalaman antipati yang membuat serangan itu" daripada kata bahasa Inggris 'mobbing' yang menekankan aspek kolektif dari serangan itu. <ref> Westhues, Kenneth.(2007) [http://www.kwesthues.com/graz0701.htm Mobbing a Natural Fact], Adapted and revised from "Mobbing am akademischen Arbeitsplatz," a lecture given in the Society for Sociology at the University of Graz, Austria, on 23 January 2007, Retrieved on 17 August 2018</ref>
 
Pada tahun 1970-an, dokter Swedia {{Interlanguage link|Peter-Paul Heinemann|sv|Peter-Paul Heinemann|de||pl|}} menerapkan konseptualisasi Lorenz pada agresi kolektif anak-anak terhadap anak sasaran. <ref name="Westhues" /> Pada 1980-an, profesor dan psikolog praktik Heinz Leymann menerapkan istilah tersebut untuk mengeroyok di tempat kerja. <ref name="Westhues" /> Pada tahun 2011, antropolog Janice Harper menyarankan bahwa beberapa pendekatan anti-intimidasi secara efektif merupakan bentuk pengeroyokan dengan menggunakan label "perundungan" untuk perilaku tidak manusiawi, mendorong orang untuk menjauhi dan menghindari orang-orang berlabel pengganggu, dan dalam beberapa kasus menyabotase pekerjaan mereka atau menolak untuk bekerja. dengan mereka, sementara hampir selalu menyerukan pengucilan dan pemutusan hubungan kerja. <ref>{{Cite web|last=Harper|first=Janice|date=1 November 2011|title=The Bully Label Has to Go|url=https://www.huffingtonpost.com/janice-harper/the-bully-label-has-to-go_b_1068456.html|website=[[HuffPost]]}}</ref>
 
== Menyebabkan ==
Baris 16:
 
== Penanganan ==
Dari perspektif organisasi, telah dikemukakan bahwa perilaku pengeroyokan dapat dikurangi dengan mengakui perilaku sebagai pengeroyokan dan bahwa perilaku tersebut mengakibatkan bahaya dan/atau konsekuensi negatif. <ref>{{Cite journal|last=Sperry|first=Len|date=2009|title=Workplace mobbing and bullying: a consulting psychology perspective and overview|journal=Consulting Psychology Journal: Practice and Research|volume=61|issue=3|pages=165–168|doi=10.1037/a0016936}}</ref> Definisi yang tepat dari ciri-ciri tersebut sangat penting karena ambiguitas perilaku yang tidak dapat diterima dan dapat diterima yang berpotensi mengarah pada perilaku pengeroyokan yang tidak disengaja. Atenuasi perilaku pengeroyokan selanjutnya dapat ditingkatkan dengan mengembangkan kebijakan yang secara eksplisit membahas perilaku tertentu yang diterima secara budaya untuk mengakibatkan bahaya atau pengaruh negatif. <ref>{{Cite journal|last=Duffy|first=Maureen|date=2009|title=Preventing workplace mobbing and bullying with effective organizational consultation, policies, and legislation|journal=Consulting Psychology Journal: Practice and Research|volume=61|issue=3|pages=242–262|doi=10.1037/a0016783}}</ref> Ini menyediakan kerangka kerja dari mana korban pengeroyokan dapat menanggapi pengeroyokan. Kurangnya kerangka kerja semacam itu dapat mengakibatkan situasi di mana setiap contoh pengeroyokan diperlakukan secara individual tanpa pencegahan. Ini juga dapat menunjukkan bahwa perilaku seperti itu dibenarkan dan berada dalam ranah perilaku yang dapat diterima dalam suatu organisasi. <ref>{{Cite journal|last=Ferris|first=Patricia|date=2009|title=The role of the consulting psychologist in the prevention, detection, and correction of bullying and mobbing in the workplace|journal=Consulting Psychology Journal: Practice and Research|volume=61|issue=3|pages=169–189|doi=10.1037/a0016783}}</ref> Tanggapan langsung terhadap keluhan terkait pengeroyokan yang ditangani di luar ruang sidang dan program pelatihan yang menguraikan tindakan pencegahan antiperundungan juga menunjukkan penurunan perilaku pengeroyokan.
 
== Referensi ==