Kota Sorong: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ~cite
Arlan11 (bicara | kontrib)
Baris 56:
[[Berkas:Doom Island 1955.jpg|jmpl|220px|ki|Pulau Doom pada tahun 1955]]
 
Berdirinya kota Sorong tidak lepas dari sejarahnya sebagai Kota Minyak. Berawal sejak kedatangan surveyor minyak di daerah [[Semenanjung Doberai]], [[Pulau Papua]] hingga ditemukannya sumber minyak pada tahun 1908 menjadi titik awal masuknyapendudukan Belanda menduduki wilayah tersebut. Pada masa itu, sebagian besar wilayah [[Kepulauan Nusantara]], termasuk Pulau Papua bagian barat adalah [[koloni]] dari [[Kerajaan Belanda]]. Pada tahun 1932 pengeboran [[sumur minyak]] pertama kali dilakukan di wilayah Sorong. Perusahaan minyak Belanda, [[Royal Dutch Shell]] melalui anak usahanya [[Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM)|''Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM)'']] di [[Hindia Belanda]] kemudian mendirikan '''''Nederlandsche Nieuw Guinea Petroleum Maatschappij (NNGPM)''''' sebagai perusahaan tambang minyak bumi di wilayah Nieuw Guinea (Papua) pada tahun 1935. Sebelum dipindahkan ke Sorong, Shell (NNGPM) pada awalnya mendirikan ''base-camp'' dan fasilitaskantor penunjangpertamanya di wilayah[[Pulau pesisirDoom]], sebuah pulau kecil yang terletak berhadapan di sebelah barat daya Sorong. Pada masa itu, sementarasebutan kegiatan"Sorong" administrasimasih pemerintahansangat berpusatmelekat didengan [[Pulau Doom]] (Sorong-Doom) yangkarena terletakkegiatan berhadapanadministrasi dipemerintahan sebelahmasih baratterpusat dayadisana. Setelah perpindahan NNGPM ke Sorong, Pulau Doom tetap ditinggali keluarga-keluarga yang bekerja untuk perusahaan-perusahaan lain di masa kolonial. <ref name=":0" />
 
=== Masa Pendudukan Jepang ===
Sebelum dan selama peristiwa [[Perang Pasifik]], wilayah Sorong masih menjadi bagian dari koloni Hindia Belanda. Pada 28 Desember 1941 Sorong menjadi sasaran serangan udara Jepang yang menjatuhkan bom di Lapangan Udara Sorong. Dalam serangan udara tersebut terdapat 3 korban meninggal dan 6 korban luka. Selama tahun 1942 pasukan Jepang berhasil menduduki wilayah Sorong dan wilayah-wilayah koloni Belanda lainnya di Papua. Pada pertengahan tahun 1943 hingga akhir tahun 1944 Sorong menjadi target serangan bom dan pesawat tempur [[Blok Sekutu dalam Perang Dunia II|Sekutu]]. Pendudukan Jepang di Sorong terus berlangsung hingga berakhirnya [[Perang Dunia II]] ketika [[Menyerahnya Jepang|Jepang secara resmi menyatakan menyerah kepada Sekutu]]<ref>{{Cite web|last=Liputan6.com|date=2022-05-19|title=Warga Sorong Papua Temukan Bom Perang Dunia Saat Keruk Pembuangan Air|url=https://www.liputan6.com/regional/read/4965837/warga-sorong-papua-temukan-bom-perang-dunia-saat-keruk-pembuangan-air|website=liputan6.com|language=id|access-date=2024-02-20}}</ref><ref>{{Cite web|last=PacificWrecks.com|title=Pacific Wrecks|url=http://pacificwrecks.com/|website=pacificwrecks.com|language=en|access-date=2024-02-21}}</ref>
 
=== Masa Nugini Belanda ===
Setelah [[Perang Dunia II]] berakhir, industri perminyakan baru benar-benar berkembang pesat di Sorong. Minyak bumi adalah salah satu alasan Belanda ingin mempertahankan wilayah Papua. Pada masa kolonial, wilayah Sorong terdiri atas dua area: '''Sorong-Doom''' dan '''Sorong''-''vaste-wal''' (disebut juga '''Sorong-olie'''). ''Sorong-vaste-wal'' (Indonesia: Sorong Daratan) atau ''Sorong Olie'' (Indonesia: Sorong Minyak) adalah dua sebutan dalam bahasa Belanda yang pada masa itu sering digunakan untuk membedakan antara "Sorong" yang terletak di daratan utama ''(mainland)'' [[Pulau Papua]] dengan Sorong-Doom yang sejatinya adalah sebuah pulau tersendiri tetapi memakai nama "Sorong" karena faktor administratif. <ref>{{Cite web|title=Pulau Doom island - Reisverslag uit Sorong, Indonesië van Stephan Manie - WaarBenJij.nu|url=https://stephanmanie.waarbenjij.nu/reisverslag/2301739/pulau-doom-island|website=stephanmanie.waarbenjij.nu|access-date=2024-02-21}}</ref>
Setelah Perang Dunia Kedua berakhir, industri perminyakan baru benar-benar berkembang pesat di Sorong. Minyak bumi adalah salah satu alasan Belanda ingin mempertahankan wilayah Papua.
 
[[Pulau Doom|'''Sorong-Doom''']] pada awalnya merupakanpernah pusatmenjadi administrasipusat pemerintahan didan kediaman [[Keresidenan|residen]] divisi barat [[Nugini Belanda]], bagianadministrator baratdepartemen untuk Sorong dan Raja Ampat juga berkedudukan disana. Pada tahunbulan Maret 1957 pemerintahkantor [[Keresidenan|residen]] memindahkandivisi pusatbarat pemerintahan kawasandipindahkan ke [[Manokwari (kota)|Manokwari]]. Menjelangdan pemindahankantor tersebutdepartemen paraSorong pekerjadipindahkan administrasi pemerintah dike ''Sorong-Doomvaste-wal'' dipindahkan(Sorong keDaratan).<ref>{{Cite Remoelandweb|title=Sorong, sebuahNederlands lokasiNieuw baruGuinea/Netherlands yangNew dibukaGuinea/Irian olehJaya/West NNGPMPapua|url=http://www.vanderheijden.org/ng/towns/sorong.html|website=www.vanderheijden.org|access-date=2024-02-21}}</ref> SebelumWilayah dikenalSorong-Doom sebagaikemudian Remoeland,ditempatkan wilayahdibawah itudepartemen lebihRaja duluAmpat dikenaldan dalam bahasaperkembangannya Belandamenjadi sebagailebih ''"Sorongdikenal Olie"''dengan (Indonesia:sebutan SorongPulau Minyak,Doom. Inggris:Para ''Sorongpekerja Oil'')pemerintah ataudi ''"Sorong-vaste-wal"'' (Indonesia:departemen Sorong Daratan,mulai Inggris:dipindahkan ''Mainlanddari Sorong'').Pulau PadaDoom masake itu,Remoeland. keduaRemoeland namaatau tersebut''Remoe seringComplex'' digunakanadalah untuksebuah membedakanlokasi antarabaru di "Sorong Daratan", danterletak "Sorong-Doom".6 Sorong-Doomkilometer kemudiandi lebihsebelah dikenalselatan sebagaisentra Pulauperminyakan Doomyang ataudibuka Pulauoleh Dum,NNGPM sedangkandan Remoelanddiserahkan sebagian kepada pemerintah. (Remoe/Remu) kemudian menjadi bagian dari Distrik Sorong.
 
Perpindahan NNGPM ke Sorong Daratan/''Sorong Olie'' berkontribusi dalam membentuk suatu komunitas tersendiri yang kondisi kehidupan masyarakatnya sangat berbeda dengan kondisi kehidupan masyarakat di wilayah lain di Papua. Untuk mendukung pekerjaan pertambangan minyak di Sorong, NNGPM membangun sejumlah kawasan pemukiman dengan perabotan lengkap untuk para pekerjakaryawannya. Kawasan pemukiman Klademak I, Klademak II dan Klademak III diperuntukkan bagi para pekerja buruh yang berasal dari berbagai daerah lain di Indonesia. Kawasan pemukiman di Krani Heuvel (Puncak Cendrawasih) diperuntukkan bagi staf administrasi tingkat rendah (kerani). Dibangun juga kawasan pemukiman untuk para pekerja Papua dan Tionghoa, serta pemukiman di Lido untuk para pekerja ekspatriat Eropa. PerusahaanNNGPM juga membangun fasilitas-fasilitas penunjang seperti pembangkit tenaga listrik, toko, rumah sakit. Selain itu, perusahaan pengiriman pelayaranbarang Belanda ''[[Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM)]]'' membuka jalur pelayaranlogistik reguler antara Sorong dengan [[Holandia|Hollandia]] ([[Kota Jayapura|Jayapura]]), [[Merauke, Merauke|Merauke]] dan [[Singapura]]. Maskapai penerbangan Belanda [[KLM]] terbangmembuka jalur penerbangan setiap dua minggu antara Sorong dan [[Bandar Udara Frans Kaisiepo-Biak|Biak]]. <ref>{{Cite web|title=Sorong, Nederlands Nieuw Guinea/Netherlands New Guinea/Irian Jaya/West Papua|url=http://www.vanderheijden.org/ng/towns/sorong.html|website=www.vanderheijden.org|access-date=2024-02-21}}</ref>
 
Pada tahun 1956, populasi penduduk di wilayah Sorong Daratan adalah 7.689 jiwa yang terdiri dari 3.075 orang Papua, 3.728 orang Asia (terutama orang Indonesia dan Tionghoa) dan 886 orang Eropa. Populasi penduduk di wilayah Sorong Daratan tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan 1.667 jiwa penduduk di wilayah Sorong-Doom.
 
Tahun 1954 adalah tahun puncak bagi NNGPM, ketika setengah juta ton minyak (yang nilainya sebesar 26,4 juta [[Gulden Papua Barat|Gulden]]) berhasil diekspor dari Sorong. Namun setelah itu, penambangan minyak mulai menurun secara drastis, ditambah dengan adanya gejolak politik sertadan perkiraan bahwa masa depan pertambangan minyak dan Sorong akan suram. Pada tahun 1961, sebagian besar pekerja ekspatriat Eropa meninggalkan Sorong dan sejumlah tentara Belanda ditempatkan di Distrik [[Klademak, Sorong, Kota Sorong|Klademak]] untuk mengawal keberangkatan mereka. Pada akhirnya NNGPM menjual seluruh asetnya sebelum Republik Indonesia menguasai Papua. Pertambangan minyak di Sorong kemudian diambil alih oleh Perusahaan Minyak Negara (Permina) yang kemudian menjadi Pertamina.
 
=== Masa Pemerintahan Indonesia ===