Gereja Katolik di Saba: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ~kat |
k ~cite |
||
Baris 3:
Pada tahun 1701, Pastor [[Ordo Dominikan|Dominikan]], Jean Baptiste Labat mengunjungi [[Saba]] dan menulis catatan paling awal tentang pulau tersebut. Pada tahun 1836 Mgr. Martinus Niewindt, [[Prefek Apostolik]] dari
Gereja Katolik Roma di [[Antillen Belanda]], mengunjungi [[Gereja Katolik di Sint Maarten|Sint Maarten]] dan [[Gereja Katolik di Sint Eustatius|Sint Eustatius]] sebelum tiba di Saba dengan tujuan penginjilan. Dia datang bersama seorang Pastor asal [[Gereja Katolik di Venezuela|Venezuela]], Manuel Romero yang telah menjadi pengungsi politik di [[Gereja Katolik di Curaçao|Curaçao]] sejak tahun sebelumnya. Di antara kedua pria itu, mereka berbicara bahasa Prancis, Belanda, dan Spanyol. Seorang wanita dari [[Gereja Katolik di Guadeloupe|Guadeloupe]] yang berada di pulau itu berbicara bahasa Prancis dan membantu kedua pria itu berkomunikasi dengan suku Saban yang berbahasa Inggris. Sehari setelah kedatangan mereka, 21 Juni 1836, [[Misa|Misa Katolik]] pertama diadakan di Saba. Setelah misa, lima anak dipersembahkan untuk [[baptisan#Katolik|baptisan]] dan [[Katekismus Gereja Katolik|katekismus]] bahasa Inggris dibagikan secara gratis di antara penduduk. Sejak saat itu, Saba menjadi wilayah mayoritas Katolik hingga saat ini.<ref name="History of Saba">{{cite web |last1=Dr. Hartog |pertama1=J. |title=Sejarah Saba |url=https://www.saba-news.com/wp-content/uploads/2018/02/History-of-Saba-J.-Hartog.pdf |publisher=saba-news.
==Referensi==
|