Suciwati: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Memperbaiki tulisan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 18:
}}
 
'''Suciwati''' ({{lahirmati|[[Malang]]|28|3|1968}})<ref name="merdeka.com">{{cite web |url=http://www.merdeka.com/khas/saya-tagih-sampai-mati-penuntasan-kasus-munir-wawancara-suciwati-1.html |title=Saya tagih sampai mati penuntasan kasus Munir |trans-title= |author= |date= |work=merdeka.com |publisher= |accessdate={{date|February 1, 2016}} |language= |quote= |archivedate= |archiveurl= |dead-url=no}}</ref> adalah seorang aktivis hak asasi manusia yangIndonesia meneruskandan kegiatan almarhum suaminya,istri [[Munir Said Thalib]]. Ia juga merupakan pendiri museum Indonesia, Omah Munir, yang didirikan pada 2013,. danSuciwati juga penggagas kampanye bertajuk "Menolak Lupa", yang dimaksudkan untuk mengajak masyarakat agar tidak melupakan apa yang telah dilakukan oleh suaminya, Munir, untuk [[Indonesia]].
 
== Kehidupan pribadi ==
Suciwati adalah lulusan [[IKIP]] Negeri Malang Jurusan Sastra Indonesia. Ia pernah mengajar di MIN Malang I yang beralamat di Jalan Bandung, Malang. serta setelahSetelah lulus kuliah, ia sempat mengajar di SMA Swasta Cokroaminoto Malang. Setelah mendengar keluhan teman-teman masa kecilnya atas pelecehan yang terjadi di tempat kerja mereka, Suciwati memutuskan keluar dari profesi guru dan menjadi buruh. Di pabrik itu, Suciwati mengorganisir buruh dan sesudahnya berhasil mendirikan PUK SPSI disana dan sejak itu dia terjun mengadvokasi buruh jauh sebelum bertemu dengan suaminya, Munir. DiSuciwati ruangbertemu aktivismedengan buruhMunir di Malangkegiatan yangaktivisme akhirnyaburuh mempertemukandi merekaMalang.
 
Suciwati menikah dengan aktivis Munir Said Thalib pada 1996. Mereka mempunyai dua anak, yang pertama seorang putra bernama Soultan Alif Allende (lahir pada 12 Oktober 1998), dan yang kedua seorang putri bernama Diva Suukyi Larasati (lahir pada 18 Juli 2002).
 
== Aktivisme ==