Edwin Hidayat Abdullah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 19:
Pada 2013, ia menerbitkan buku yang menunjukkan penguasaannya terhadap silat berjudul ''Keajaiban Silat: Kaidah Ilmu Kehidupan dalam Gerakan Mematikan'' yang diterbitkan [[Gramedia Pustaka Utama]].<ref name=":1">{{Cite book|last=Abdullah|first=Edwin Hidayat|date=2013-09-23|url=https://books.google.com/books?id=KR9QDwAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=Keajaiban+Silat:+Kaidah+Ilmu+Kehidupan+dalam+Gerakan+Mematikan&hl=en|title=Keajaiban Silat: Kaidah Ilmu Kehidupan dalam Gerakan Mematikan|publisher=Gramedia Pustaka Utama|isbn=978-979-22-9908-3|language=id}}</ref> Dalam buku itu, ia menulis, jika otak tak digunakan untuk berpikir, tangan ada tapi bukan untuk bekerja, mulut tapi diam, punya kejujuran tapi takut bicara, maka ia tak bisa jadi pesilat. Pesilat tak demikian. Ia mengolah pikirannya dan tubuhnya. Musuh jangan dicari, bersua dihindari, tangkisan ada dalam diri. Ini ajaran silek Kumango. Karena itu, katanya, jangan pernah tunjukan kelemahan, dengan cara mempertontonkan kekuatan. Lantas, ia meyakini sebaik-baiknya gerakan atau serangan adalah menutup adanya serangan atau masalah baru.<ref name=":0" />
 
Mengenai Silek Kumango, Edwin dalammenulis bukunyarefleksinya menulistentang dalamberbagai silatgerakan, kebenaran yang berdiri dengan sendirinya. Hal itu sebagaimana apa yang dikenal luas dalam khasanah silat Minangkabau sebagaiseperti ''tagak alif'' (berdiri tegak seperti huruf alif). Secara fisik artinya, berdiri yang amat kokoh, tak bisa tumbang diserang dari arah manapun, sedangkan secara batin tak lain, penyautanpenyatuan seluruh elemen tubuh. Hal itu sesuai<ref name=":0" />
 
== Kehidupan pribadi ==