Ekonomi ungu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Matabulanhari (bicara | kontrib)
BobVillars (bicara | kontrib)
Emmanuel Faber
Baris 25:
Sesungguhnya, sejak awal mulanya, unsur budaya merupakan isu yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan berkelanjutan. Bahwasanya, [[tanggung jawab sosial perusahaan]] bersumber pada [[Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya]] yang telah ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1966.
 
Namun, isu ini hanya merupakan salah satu unsur [[pembangunan berkelanjutan]], bersamaan dengan problematik yang berhubungan dengan [[lingkungan hidup|lingkungan alam]] ([[ekonomi hijau]]) dan lingkungan sosial ([[sosial ekonomi|ekonomi sosial]]). Berbagai komponen perekonomian berkelanjutan tersebut saling melengkapi, dan hal ini telah ditegaskan dalam imbauan<ref>[http://www.lemonde.fr/idees/article/2015/06/30/la-reponse-au-rechauffement-est-aussi-culturelle_4664807_3232.html ''Le Monde Économie'']</ref><ref>Ditandatangani oleh: Pierre Bellon, Véronique Cayla, Bertrand Collomb, Pascal Colombani, Mercedes Erra, [[Emmanuel Faber]], Pierre Fonlupt, Jean-Baptiste de Foucauld, Pierre-Antoine Gailly, Jérôme Gouadain, Philippe d'Iribarne, [[Pascal Lamy]], Gilles Lipovetsky, Jean-Pierre Masseret, Gérard Mestrallet, Radu Mihăileanu, Jean Musitelli, Grégoire Postel-Vinay, Jean-Jack Queyranne, Odile Quintin, Bernard Ramanantsoa, Jean-François Rial, [[Franck Riboud]], Michel de Rosen, Pierre Simon.</ref> yang dirilis pada tahun 2015 oleh surat kabar ''Le Monde Économie'' menjelang [[Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2015|Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-21]].{{clr}}
 
== Lihat pula ==