Tukul Arwana: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 81:
Dengan bakat alaminya, Tukul muda sudah mulai melawak sejak kelas VI [[SD]]. Berbagai macam perlombaan [[lawak]], mulai dari tingkat [[Kota Semarang]], [[Jawa Tengah]], [[DKI]], dan [[Jabotabek]], serta tingkat nasional ia coba. Usahanya ini tidak sia-sia. Ia berhasil menjuarai berbagai perlombaan melawak. Setelah lulus SD, putra ketiga dari pasangan Abdul Wahid dan almarhumah Sutimah itu melanjutkan sekolahnya ke SMP Muhammadiyah Indraprasta. Namun, pada saat Tukul duduk di bangku kelas III, orang tua angkatnya, Suwandi mengalami kesulitan ekonomi. Bahkan, rumah yang selama itu ditempatinya harus dijual. Puncaknya, saat menuntut ilmu di [[SMA Ibu Kartini]], Jalan Sultan Agung, Semarang, Tukul mulai kesulitan untuk membayar biaya sekolah. Tukul pun mulai mencari pekerjaan untuk membiayai sekolahnya.
Selepas SMA, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, selain melawak ia juga pernah bekerja sebagai [[supir]] [[angkutan]] (jurusan Johar-Panggung di Semarang). Setelah dua tahun, Tukul berganti pekerjaan menjadi sopir truk gas [[elpiji]] di daerah Tanah Mas, Semarang Utara selama dua tahun, sebelum akhirnya kembali menjadi sopir angkutan. Setelah berganti-ganti pekerjaan, Tukul akhirnya memutuskan untuk hijrah [[Jakarta]] atas ajakan temannya Joko Dewo dan [[Tony Q Rastafara|Tony Rastafara]] sekitar tahun 1992. Selama beberapa tahun di Jakarta, nasibnya belum juga berubah.<ref>{{Cite news|last=Sari|first=Siska Permata|date=19 Maret 2022|title=Perjalanan Tukul Arwana dari Sopir Angkot hingga Jadi Pelawak Papan Atas|url=https://www.inews.id/lifestyle/seleb/perjalanan-tukul-arwana-dari-supir-angkot-hingga-jadi-pelawak-papan-atas|work=iNews}}</ref>
Di kontrakannya yang terletak di bilangan Blok S [[Jakarta Selatan]], Tukul banyak dibantu Joko Dewo dan Tony Rastafara untuk kebutuhan sehari-hari. Dalam keadaan ekonomi yang belum berkecukupan, Tukul menikah dengan gadis berdarah [[Minang]] bernama Susiana. Ia dikaruniai dua orang anak yang bernama Novita Eka Afriana dan Wahyu Jovan Utama.
|