Hutan gugur Timor dan Wetar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
 
Baris 40:
Pulau Timor, Wetar, Rote, dan Sabu merupakan bagian dari [[Kepulauan Nusa Tenggara]]. Kawasan ekologi ini pun merupakan bagian dari [[Wallacea]] yang merupakan sekumpulan pulau yang termasuk pada [[Lingkup Australasia]], tetapi tidak pernah tergabung dengan benua Asia maupun Australia. Pulau-pulau di kawasan Wallacea merupakan rumah bagi pelbagai jenis flora dan fauna campuran dari kedua kawasan tersebut serta mempunyai spesies-spesies yang uni sebagai akibat dari terisolasinya flora dan fauna di wilayah ini.<ref>Wikramanayake, Eric; Eric Dinerstein; Colby J. Loucks; et al. (2002). ''Terrestrial Ecoregions of the Indo-Pacific: a Conservation Assessment.'' Washington, DC: Island Press.</ref>
 
Pulau Timor merupakan pulau terbesar dari kawasan ekologi ini dengan luas sebesar 30.777&nbsp;km². Pulau Timor secara politis terbagi ke dalam dua wilayah negara berdaulat, yaitu [[Timor Leste]] di sebelah timur Pulau Timor, dan wilayah [[Timor Barat]] dan pulau lain di sekitarnya yang merupakan bagian dari Indonesia. Timor Barat, Pulau Rote, dan Pulau Sabu termasuk bagian dari Provinsi [[Nusa Tenggara Timur]], sedangkan Pulau Wetar merupakan bagian dari [[Provinsi Maluku]].
 
Sebagian besar pulau-pulau ini memiliki kontur atau topografi yang berbukit-bukit dan bergelombang. Gunung [[Tatamailau]] di Pulau Timor merupakan titik tertinggi dengan ketinggian 2.986 mdpl. Sementara itu, titik tertinggi Pulau Wetar mencapai 1.407 mdpl.
Baris 50:
Kawasan ekologi ini mempunyai setidaknya beberapa jenis hutan, yakni hutan hujan di wilayah pegunungan bercurah hujan tinggi, hutan gugur lembap, hutan gugur kering, serta hutan ataupun semak berduri. Hutan gugur baik lembap maupun kering tersebar merata hampir di seluruh wilayah kawasan ekologi Timor dan Wetar. Sebagian kecil hutan di kawasan ekologi ini bersifat [[hutan primer]], sedangkan sebagian besar lainnya bersifat [[hutan sekunder]]. Bentuk aktivitas manusia seperti pembukaan lahan dengan pembakaran, sistem ladang berpindah, dan peternakan hewan telah mengubah banyak bentuk bioma alami kawasan ekologi ini yang tadinya merupakan bioma hutan gugur menjadi kawasan [[bioma antropogenik]] sepert padang sabana dan padang semak belukar yang luas.<ref>Cowie, Ian (2006). "A Survey of Flora and Vegetation of the Proposed Jaco– Tutuala–Lore National Park, Timor-Leste (East Timor)". ''Birdlife International'', Mei 2006.</ref><ref>''Timor-Leste’s Fourth National Report to the UN Convention on Biological Diversity''. National Biodiversity Working Group, Ministry of Economy and Development, Democratic Republic of Timor-Leste. Oktober 2011.</ref>
 
Padang sabana sangat umum dijumpai di wilayah dataran rendah dan pesisir. Area padang sabana sendiri memiliki setidaknya empat jenis sabana, yaitu sabana palem dengan ''[[Siwalan]]'', sabana [[eukaliptus]] dengan ''Eucalyptus alba'', sabana akasia, dan sabana casuarina. Komunitas tumbuhan lainnya melingkupi [[padang rumput]] dan semak belukar di wilayah pesisir pantai,<ref>Wikramanayake, Eric; Eric Dinerstein; Colby J. Loucks; et al. (2002). ''Terrestrial Ecoregions of the Indo-Pacific: a Conservation Assessment.'' Washington, DC: Island Press.</ref>
 
Pohon [[cendana]] (''Santalum album'') dan pohon [[kemiri]] (''Aleurites moluccanus'') merupakan pepohonan yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia dan biasanya dipanen dari hutan liar. Minyak dari pohon [[cendana]] merupakan salah satu komoditi terpenting bagi masyarakat Asia, terutama [[Asia Tenggara]] dan Asia Selatan, sehingga mengakibatkan pemanenan berlebih yang kemudian menyebabkan tumbuhan ini menjadi langka dan termasuk flora yang terancam.
 
==Fauna==