Majalengka, Majalengka: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wikijuara50 (bicara | kontrib) eksplorasi ditambahkan pranala dalam |
Touminciba (bicara | kontrib) Memperbaiki artikel |
||
Baris 33:
Karena Majalengka ini juga sebagai ibu kota Kabupaten Majalengka, kesejarahannya sebagai kabupaten sering tumpang tindih dengan kesejarahan kota kecamatan. Setiap kecamatan memiliki kesejarahannya sendiri-sendiri yang biasa dikenal sebagai asal-usul atau sasakala.<ref>{{Cite web|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/sasakala|title=Arti kata sasakala - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online|last=Setiawan|first=Ebta|website=kbbi.kemdikbud.go.id|access-date=2018-03-20}}</ref>
Sejarah
Untuk melengkapi sejarah
== Legenda Masyarakat ==
Masyarakat Kabupaten Majalengka memiliki banyak mitos sebagai upaya memperkaya khasanah kebudayaan suatu masyarakat dan tingkat perkembangan pola pemikiran atau mentalitas masyarakat pada suatu periode. Mitos-mitos itu antara lain terkait pada asal-usul nama tempat atau daerah, benda dan budaya. Mitos yang menceritakan tentang asal usul nama Majalengka. Cerita asal-usul nama Majalengka berkaitan dengan
Dalam penelitiannya Nina Lubis (2012) menceritakan berdasarkan cerita rakyat menerangkan bahwa
Lebih jauh dikatakan Nina Lubis bahwa kekuasaan Nyi Rambutkasih di Sindangkasih bermula dari keinginannya untuk menemui saudaranya yang bernama Raden Munding Sariageng yang pada waktu berkuasa di Talaga. Akan tetapi, sesampainya di perbatasan Majalengka dan Talaga, Nyi Rambutkasih mengurungkan keinginannya itu karena mendengar daerah Talaga telah diislamkan. Sang Ratu kemudian memutuskan untuk menetap di Sindangkasih dengan wilayah kekuasaanya meliputi Sindangkasih, Kulur, Kawunghilir, Cieurih, Cicenang, Cigasong, Babakan Jawa, Munjul, dan Cijati.
Nyi Rambutkasih berhasil membawa
Namun demikian, eksistensi Kerajaan Sindangkasih tidak berlangsung lama karena ketidakmampuan Nyi Rambutkasih membendung pengaruh Islam. Atas perintah Sunan Gunung Jati, Pangeran Muhammad beserta istrinya yang bernama Nyi Siti Armilah berangkat ke Kerajaan Sindangkasih. Mereka berdua diberi tugas untuk mencari pohon maja karena pada waktu itu banyak penduduk Cirebon yang sakit demam. Selain itu, kedua utusan Sunan Gunung Jati tersebut diperintahkan juga untuk mengislamkan Kerajaan Sindangkasih. Tujuan pertama dari kedua utusan tersebut tidak dapat dilaksanakan karena pohon maja yang banyak tumbuh di Kerajaan Sindangkasih telah “disembunyikan” oleh Nyi Rambutkasih.<ref>{{Cite news|url=https://daerah.sindonews.com/read/1033199/29/nyai-rambut-kasih-ratu-majalengka-nan-sakti-dan-cantik-1439564268|title=Nyai Rambut Kasih, Ratu Majalengka nan Sakti dan Cantik|work=[[Sindonews.com]]|language=id-ID|access-date=2018-03-19}}</ref>
|