Abdullah bin Ali al-Abbasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
A154 (bicara | kontrib)
Gabung
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
A154 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 39:
Kebenaran klaim Abdullah dan tingkat legitimasi yang ia nikmati dibandingkan Al-Mansur sulit untuk dinilai mengingat banyaknya riwayat yang memusuhinya setelah kekalahannya, namun, seperti yang dikomentari oleh [[Paul M. Cobb|P. Cobb]], "yang disepakati oleh semua pihak adalah bahwa jabatan khalifah setelah As-Saffah tidak dijamin secara pasti sebelum kematiannya", dan terdapat indikasi bahwa Abdullah "telah menganggap dirinya sebagai penerus yang jelas [...] dalam beberapa tahun sebelum kematian As-Saffah.{{sfn|Cobb|2001|pp=23–24}} Abdullah mendapat dukungan luas di Suriah, baik dari pasukan asli Suriah–Al-Jazirah maupun elit Suriah yang berusaha mendapatkan kembali posisi istimewa yang mereka pegang di bawah pemerintahan Bani Umayyah, serta pasukan Khurasan yang berperan dalam Revolusi.{{sfn|Kennedy|2004|p=129}}{{sfn|Cobb|2001|p=24}}
 
Ketika pasukan Abdullah mulai bergerak ke Irak, Al-Mansur meminta dukungan Abu Muslim. Meskipun khalifah tidak mempercayai kekuatan Abu Muslim, fakta bahwa ia terkenal di kalangan prajurit pasukan Khurasan yang turut serta dalam Revolusi menjadikannya pilihan yang ideal untuk menghadapi Abdullah dan mengumpulkan sebagian besar prajurit Khurasan, yang merupakan pilar utama rezim, ke pihak khalifah.{{sfn|Kennedy|2004|p=129}} Kedua pasukan bertemu di [[Nisibis]] pada bulan November 754. Pasukan Abdullah merasa ragu-ragu, karena pasukan Khurasan enggan melawan Abu Muslim. Menurut Zetterstéen, memang benar adanya karena Abdullah "dikatakan telah membunuh 17.000 orang Khurasan di pasukannya, karena dia takut mereka akan menolak berperang melawan Abu Muslim.{{sfn|Zetterstéen|1987|pp=22–23}} Penduduk Suriah masih membenci kekalahan mereka di tangan Abdullah di Zab. [[Hugh N. Kennedy]] mengatakan "Abdullah mencurigai adanya pengkhianatan dan melarikan diri sebelum pertempuran benar-benar meletus". Ia lalu mencari perlindungan di [[Bashrah]], tempat saudaranya yang lain, [[Sulaiman bin Ali]], menjadi gubernur.{{butuh rujukan}}
 
Abdullah tetap di Bashrah di bawah perlindungan saudaranya sampai saudaranya diberhentikan, dua tahun kemudian.{{sfn|Zetterstéen|1987|pp=22–23}} Al-Mansur kemudian memberikan jaminan keamanan kepadanya dan memerintahkan bawahannya agar Abdullah dibawa ke [[Baghdad]]. Al-Mansur kemudian memenjarakannya dan rumah tempat dia dipenjara roboh lalu membunuhnya. Ia terkubur di bawah reruntuhan.<ref name="Al-A'lam" />