Nero: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ~cite
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Baris 2:
| name = Nero
| image = Nero Glyptothek Munich 321.jpg|250px
| caption = Patung Nero di [[Glyptothek]], [[Munich]]
| succession = [[Kaisar Romawi ke-5]]
| reign = 13 Oktober 54 – 9 Juni 68 (13 tahun)
Baris 26:
}}
 
'''Nero Claudius Caesar Augustus Germanicus''' ([[15 Desember]] [[37]] – [[9 Juni]] [[68]]),<ref>Nero's birth day is listed in Suetonius, ''The Lives of Twelve Caesars'', Life of Nero [http://penelope.uchicago.edu/Thayer/E/Roman/Texts/Suetonius/12Caesars/Nero*.html#6 6]. His death day is uncertain, though, perhaps because Galba was declared emperor before Nero died. A June 9th death day comes from Jerome, ''Chronicle'', which lists Nero's rule as 13 years, 7 months and 28 days. Cassius Dio, ''Roman History'' LXII.3 and Josephus, ''War of the Jews'' IV, say Nero's rule was 13 years, 8 months which would be June 11th</ref> lahir '''Lucius Domitius Ahenobarbus''', juga disebut '''Nero Claudius Caesar Germanicus''', adalah [[kaisar Romawi]] kelimake-5 dan terakhir dari [[dinasti Julio-Claudian]]. Nero diadopsi oleh pamannya, [[Claudius]] untuk menjadi penerus tahtanya. Ia naik tahta pada tanggal [[13 Oktober]] [[54]] karena kematian Claudius.
 
Nero berkuasa darisejak tahun 54 sampai tahun 68, yang fokus lebih besar dengan diplomasi, perdagangan, dan meningkatkan budaya ibu kota kekaisaran. Ia memerintahkan pembangunan [[teater]] dan permainan [[atletik]]. Kekuasaannya juga berhasil memenangkan perang dan berdamai dengan [[kekaisaran Partia]] (58–63) dan menambah tali hubungan diplomasi dengan Yunani. Pada tahun 68, kudeta militer menurunkan Nero.<ref>Suetonius claims that Nero commited suicide in Suetonius, ''The Lives of Twelve Caesars'', Life of Nero [http://penelope.uchicago.edu/Thayer/E/Roman/Texts/Suetonius/12Caesars/Nero*.html#49 49]; Sulpicius Severus, who possibly used Tacitus' lost fragments as a source, reports that is was uncertain whether Nero commited suicide, Sulpicius Severus, ''Chronica'' II.29, also see T.D. Barnes, "The Fragments of Tacitus' Histories", ''Classical Philology'' (1977), p.228</ref>
 
Kekuasaan Nero sering berhubungan dengan tirani dan kekejaman.<ref>Galba criticized Nero's ''luxuria'', both his public and private excessive spending, during rebellion, Tacitus, ''Annals'' I.16; Kragelund, Patrick, "Nero's Luxuria, in Tacitus and in the Octavia", ''The Classical Quarterly'', 2000, p. 494-515</ref> Ia telah melakukan beberapa eksekusi, termasuk ibunya<ref>References to Nero's matricide appear in the ''Sibylline Oracles'' 5.490-520, Geoffrey Chaucer's ''Canterbury Tales'' The Monk's Tale, and William Shakespeare's ''Hamlet'' 3.ii</ref> dan saudara kandung adopsinya, dan juga kaisar yang "membakar Roma"<ref name="fiddle">Nero was not a fiddle player, but a lyre player. Suetonius claims Nero played the lyre while Rome burned, see Suetonius, ''The Lives of Twelve Caesars'', Life of Nero [http://penelope.uchicago.edu/Thayer/E/Roman/Texts/Suetonius/12Caesars/Nero*.html#38 38]; For a detailed explanation of this transition see M.F. Gyles "Nero Fiddled while Rome Burned", ''The Classical Journal'' (1948), p. 211-217 [http://penelope.uchicago.edu/Thayer/E/Roman/Texts/secondary/journals/CJ/42/4/Nero_Fiddled*.html]</ref> dan pembunuh [[Kekristenan]] awal. Penglihatan ini dilihat berdasarkan referensi dari [[Tacitus]], [[Suetonius]] dan [[Cassius Dio]].
 
== Pemerintahan dan kekejamannya ( 54 - 6854–68 M ) ==
Menurut catatan sejarawan [[Roma]], [[Tacitus]] (56-12056–120 M), agar dapat mendirikan sebuah kota Roma yang baru, maka Nero dengan sengaja membakar kota Roma. Setelah kebakaran besar terjadi, penduduk [[Roma]] umumnya percaya bahwa biang keladi kebakaran itu adalah Nero, namun Nero mengkambinghitamkan umat [[Kristen]] sebagai penyebab kebakaran, dan menggunakan cara yang sangat jahat untuk menghukum mereka. Dalam sebuah arena perlombaan, sebagian umat [[Kristen]] ditutupi dengan kulit hewan lalu melepas serombongan anjing pemburu, untuk menggigit dan mencabik-cabik mereka hingga mati. Bagi umat [[Kristen]] yang masih tersisa, Nero memerintahkan anak buahnya supaya mengikat mereka bersama jerami kering untuk dijadikan obor, dan disusun di dalam sebuah taman, dan dibakar pada tengah malam, menjadi hiburan bagi Nero yang lalim. Pengikut [[Yesus]] yang bernama [[Petrus]] dan [[Paulus]] meninggal dalam penindasan itu.
 
Dalam sejarah kekaisaran [[RomaKekaisaran Romawi]], Nero diakui sebagai seorang yang paling kejam.
 
Simon Petrus, menurut keyakinan dari pengikut [[Gereja Katolik Roma]], wafat setelah disalibkan oleh Kaisar Nero. Penyalibannya dilakukan di [[Bukit Vatikan]] yang berada di bagian barat Roma. Kaisar Nero melakukan [[pembantaian]] manusia pada malam hari. Ia mengadakan pesta yang diterangi dengan cahaya dari tubuh para pengikut Kristen yang dibakarnya hidup-hidup. Ia menggantung orang-orang di tiang. Lokasi pestanya di [[Taman Vatikan]].<ref>{{Cite book|last=Thavis|first=John|date=2014|title=Buku-Buku Harian Vatikan|location=Jakarta|publisher=Penerbit PT Elex Media Komputindo|isbn=978-602-02-4021-3|pages=10|translator-last=Sitepoe|translator-first=Eta|trans-title=The Vatican Diaries|url-status=live}}</ref>
 
=== Menuju Tangga Kekuasaan ===
Baris 43:
[[Berkas:Nero Palatino Inv618.jpg|jmpl|250px|Nero]]
 
Pada tahun 37 M, Nero lahir di sebuah kota pesisir yang ramai sekitar [[Roma]] bernama [[Anzio|Anchio]]. Ayahnya adalah seorang pejabat administrasi yang mempunyai reputasi jelek dan berperilaku buruk, dia pernah membunuh banyak rakyat yang tak berdosa dengan sewenang-wenang. Ibu Nero bernama [[Agrippina Minor]] atau [[AgrippinaMuda|Agrippina Muda]], adik dari Kaisar [[Caligula]], parasnya cantik bagaikan bidadari tetapi jahatnya seperti ular berbisa, seorang yang penuh dengan tipu muslihat dan licik, gemar akan kekuasaan dan serakah terhadap kedudukan. Suka melakukan pembunuhan massal, dan menyiksa orang lain untuk meraih kesenangan.
 
Dia menikah lagi dengan seorang bangsawan kaya, sehingga berkesempatan menyediakan pendidikan kelas satu bagi Nero. Kemudian, ketika istri ketiga dari kaisar imperialis [[Roma]] Klautikse meninggal dunia, dengan mengandalkan hubungan famili berdalih bahwa kaisar yang juga pamannya hendak menikahinya, dia pun memanfaatkan kecantikannya untuk memikat kaisar tua itu. Akhirnya pada tahun 49 M, dia berhasil menjadi seorang permaisuri. Tahun berikutnya, dia berusaha membuat kaisar menerima Nero sebagai anak angkat, serta mengupayakan agar putri kaisar menikah dengan Nero, dan menghapus kedudukan Britannicus yang tadinya putra mahkota, dan mengangkat Nero sebagai penggantinya. Ketika Kaisar [[Claudius]] merasa menyesal atas pengangkatan Nero sebagai pewaris takhta, dia melancarkan intrik pembunuhan yang keji dengan seporsi hidangan jamur beracun untuk meracuni kaisar Claudius, dan menggunakan uang dalam jumlah besar untuk membeli pasukan pengawal istana, kemudian memproklamirkan Nero yang baru berusia 17 tahun itu sebagai kaisar baru [[Roma]]. Setelah Nero naik takhta, sudah tergenggam tampuk kekuasaan besar.
Baris 49:
Disebabkan oleh pengaruh dan didikan sang ibu dalam jangka waktu panjang, maka sejak kecil Nero sudah terdidik dengan sifat yang bengis, serakah dan sewenang-wenang, serta haus kekuasaan.
 
=== Membunuh Ibu, Istri, dan Adiknya ===
 
Begitu Nero yang masih belia itu naik takhta, dia sudah menganggap Britannicus sang adik sebagai musuh bebuyutan. Pada kesempatan sebuah pesta kerajaan, dia berhasil meracuni Britannicus yang masih berusia 14 tahun dengan arak beracun. Ketika pesta sedang berlangsung, pada saat adiknya sekarat, Nero tetap dengan asyik menikmati hidangan, sambil menjelaskan dengan tenang seakan-akan tidak terjadi apa-apa. "Ini hanyalah penyakit ayan yang sedang kumat saja," katanya yang membuat para tamu di pesta ini ketakutan.
Baris 65:
Akan tetapi kecemerlangan segemerlap apa pun tetaplah sebuah kecemerlangan yang tersisa, ditambah lagi dengan sifat bawaan Nero yang jahat dan tidak terkendali, maka dengan cepat sekali mengembang, jadi saat-saat yang baik pun layu dengan cepat seperti bunga. Dia mulai menghambur-hamburkan uang seenaknya, berjudi gila-gilaan, ketika bepergian dan piknik dia dikawal oleh 1.000 iring-iringan kereta mewah. Ketika kas negara kosong, dia menyita harta kekayaan pribadi, membunuh puluhan tuan tanah [[Spanyol]] dan [[Afrika Utara]] dan merampas harta-kekayaan mereka. Dia pun menghapus pengurangan pajak serta subsidi terhadap fakir miskin dan orang jompo yang diterapkan pada masa lalu, menguasai paksa harta kekayaan kuil dan mendepresiasi nilai mata uang. Nero bahkan memaksa istri para anggota parlemen imperialis yang mengenakan perhiasan emas dan perak itu agar masuk ke gelanggang gulat untuk saling bunuh-membunuh, sedangkan dia sendiri justru menyaksikan adegan gumulan berdarah dan gila-gilaan itu.
 
Nero merasa dirinya seorang yang serba bisa, baik melukis, mengukir, bernyanyi, bermain musik, maupun bahasa [[Yunani]] dan bahasa [[Latin]] serta berpuisi dan sebagainya, dikuasai semua. Dia sudah memulai pertunjukan terbukanya pada tahun 59 M. Sering mengundang rakyat kecil untuk menyaksikan bermain musik dan nyanyi di teater terbuka pada taman istana atau di jalanan. Pada hari raya, dia menyelenggarakan sebuah pertunjukan sangat mewah di dalam istana, dia sendiri mengadakan pertunjukan di atas panggung sebagai seorang penyair, penyanyi, konduktor bahkan pegulat. Ketika dia mengadakan pertunjukan di teater, pintu teater pun ditutup rapat olehnya, penonton tidak diizinkan penonton pulang sebelum pertunjukan selesai. Bagi beberapa penonton yang tak tahan terhadap suara nyanyian yang memekakkan telinga dan pertunjukannya yang jelek itu, mereka satu per satu terpaksa kabur dengan meloncat tembok. Merasa tidak mendapat pendengar yang setia di [[Roma]], maka Nero mengadakan dan memimpin rombongan teater untuk pertunjukan keliling di [[Yunani]] selama setahun, orang-orang Yunani menikmatinya. Karena kegembiraan sesaat, dia pun menganugerahkan hak otonomi kepada [[Yunani]], karena orang [[Yunani]] mengerti dan bisa menikmati keseniannya.
 
Karena berfoya-foya terhadap pemakaian uang dalam jumlah sangat besar, negara imperialis [[Roma]] yang tampak kuat dan besar dari luar itu dalam waktu cepat sudah mengeruk habis kas negara.
Baris 71:
=== Sifat Keiblisannya Keluar ===
 
Pada malam tanggal [[18 Juli]] 64 M, terjadi kebakaran besar di [[Roma]]. Berlangsung selama 39 hari, 3 daerah musnah terbakar, 7 rusak berat, sisanya 4 dari 14 daerah seluruhnya. Rakyat [[Roma]] mengalami bencana yang tak pernah ada sebelumnya, mereka luntang-lantung tak bertempat tinggal.
 
Ada yang melihat, dalam menghadapi kondisi lautan api yang menelan seluruh kota itu, Nero malah berpakaian opera, berdiri di menara dan memetik instrumen Lira, melantunkan sebuah balada yang ada hubungannya dengan musnahnya Troya, menikmati pemandangan kobaran api yang takjub. Ada rumor di sana-sini mengatakan bahwa Nero-lah yang melakukan pembakaran secara sengaja waktu itu, Nero-lah yang memerintahkan pembakaran terhadap [[Roma]] supaya mendirikan sebuah kota baru.
 
Sungguh, setelah kebakaran besar terjadi, ia tidak pergi menolong rakyat korban bencana itu, malah sibuk melakukan pembangunan besar-besaran dan membuat ''[[DomusAurea|Domus Aurea]]'' atau ''<nowiki/>'''rumah emas' untuk pribadi. Dekorasi dalam istananya dihiasi dengan emas, intan permata dan mutiara serta bingkai langit-langit yang ditatah gading, langit-langit yang bisa berputar itu bisa menaburkan bunga dan menyemperotkan parfum ke arah bawah, istananya itu terletak di tempat paling sentral kota Roma, beraneka bunga, pemandangan gunung dan danau, kolam mandi di dalamnya dapat mendatangkan air laut sekaligus air dari mata air. Ketika bangunan mentereng dan mewah ini rampung dibangun, Nero memuji dan mengagumi dengan gembira ria: "Ini baru mirip tempat tinggal manusia."
 
Untuk menghadapi kecaman dari kebakaran yang disengaja, maka Nero memilih penganut [[Nasrani]] untuk mengemban tanggung jawab, pertama-tama ia menuduh merekalah yang melakukan pembakaran secara sengaja, lalu menuduh mereka "bermusuhan terhadap umat manusia". Karena kebanyakan penganut [[Nasrani]] waktu itu orang miskin semuanya, budak belian, dan orang asing, jadi untuk menindas mereka itu sangatlah mudah.
 
Tapi justru karena Nero dalam kedudukan yang sangat kuat dan lupa daratan, tiba-tiba di Italia bagian tengah kota Napules[[Napoli]] muncul seorang ahli kebatinan, dia beteriak dengan keras dari bawah tembok dan mencela Nero adalah seorang raja lalim serta bengis dan juga mengatakan bahwa arwah Britannicus tidak akan membiarkan selamanya. Akhirnya, ahli kebatinan ini dijebloskan ke dalam penjara, setiap orang mengira bahwa pasti dia bakal mati karena siksaan berat, namun siapa pula bakal tahu bahwa dia adalah seorang yang sakti, tak sampai ½ hari (12 jam) sudah lolos dari penjara. Sejak saat itu, orang [[Roma]] menyebutnya seorang ahli kebatinan pembalas dendam; Nero yang marah besar (murka) karena dipermalukan, mengutus orang untuk menangkapnya ke semua tempat, namun ternyata gagal. Setahun kemudian, ahli kebatinan ini meninggal dunia, bukan karena dibunuh tetapi karena sakit, kalimat terakhir yang diucapkan sebelum meninggal: "Kekuasaan Kaisar Nero pasti tidak lebih dari 15 tahun." Kala itu kekuasaan Nero sudah memasuki 11 ½ tahun.
 
Akhirnya, ahli kebatinan ini dijebloskan ke dalam penjara, setiap orang mengira bahwa pasti dia bakal mati karena siksaan berat, namun siapa pula bakal tahu bahwa dia adalah seorang yang sakti, tak sampai setengah hari sudah lolos dari penjara. Sejak saat itu, orang [[Roma]] menyebutnya seorang ahli kebatinan pembalas dendam, Nero yang marah besar karena dipermalukan, mengutus orang untuk menangkapnya ke semua tempat, namun ternyata gagal. Setahun kemudian, ahli kebatinan ini meninggal dunia, bukan karena dibunuh tetapi karena sakit
 
Sepeninggalnya ahli kebatinan itu, Nero pun berubah menjadi orang yang lebih curiga, kalau melakukan sesuatu pun lebih gila-gilaan lagi. Dia membunuh orang terus-menerus, dia tega melakukan cara sekejam apa pun apalagi terhadap kaum [[Nasrani]] itu. Akan tetapi menurut informasi pengawal yang dekat dengan Nero mengatakan bahwa Nero sering mendengar suara teriakan arwah Bunitanix, dia takut bercampur benci, jika melakukan sesuatu lebih dipenuhi dengan emosi sesat.
Baris 102 ⟶ 100:
Sebelum ajal tiba, Nero pun tak lupa untuk mempertunjukkan kebolehannya, dia pegang belati tajam lalu mengayunkan ke sana kemari, tetapi tidak berani menusuk tenggorokannya sendiri. Sebab dia tidak punya keberanian, lalu dengan tak diduga-duga dia mohon pada seorang jongos untuk bunuh diri lebih duluan, memperagakan untuknya, tetapi ditolak. Kaisar yang lalim itu sebenarnya seorang pengecut bernyali kecil.
 
Pada saat menjelang fajar, tiba-tiba dari kejauhan sana terdengar suara teriakan manusia dan pekikan kuda, karena tempat persembunyiannya telah diketahui. Nero yang sudah putus asa itu meletakkan sebilah belati ke tangan seorang jongos, lalu menggenggam tangan sang jongos untuk menusukkannya ke leher dia sendiri. Dia berteriak dengan kencang sekali dan tersungkur ke dalam genangan darah, tamat sudah riwayatnya. Nero meninggal pada usia 31 tahun, dia bertakhta 14 tahun.
 
== Peninggalan ==