Kerajaan Sunda: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: VisualEditor-alih pranala ke halaman disambiguasi |
|||
Baris 216:
Kegagalan untuk mengandalkan bantuan Portugis membuat Sunda berjuang sendiri untuk mempertahankan diri. Carita Parahyangan menyebutkan bahwa selama 14 tahun masa pemerintahannya (1521-1535), Raja Sang Hyang (Surawisesa) telah berperang dalam 15 pertempuran. Tak terkalahkan, semua pertempuran tersebut berhasil mengusir pasukan Muslim dari Cirebon dan Demak. Ia bertempur di Kalapa, Tanjung, Ancol Kiyi, [[Banten Girang|Wahanten Girang]], Simpang, Gunung Batu, Saung Agung, Rumbut, Gunung, Gunung Banjar, Padang, Panggoakan, Muntur, Hanum, Pagerwesi, dan Medangkahyangan.<ref name="SNI-II:Zaman Kuno" />{{rp|398}}
Perang antara pasukan Cirebon-Demak dan kerajaan Sunda berlangsung selama hampir lima tahun. Raja kehilangan ribuan anak buahnya. Dalam perang ini, setelah Sunda Kalapa, Kerajaan Sunda juga kehilangan [[Banten (kota)]]. [[Sunan Gunungjati]] dari Cirebon kemudian menobatkan putranya, [[Maulana Hasanuddin dari Banten|Hasanuddin]], sebagai raja Banten di bawah naungan Sultan Demak yang pada gilirannya menikahkan Hasanudin dengan adik perempuannya. [[Kesultanan Banten|Banten]] didirikan sebagai ibu kota kesultanan baru ini, yang berkedudukan sebagai vasal di bawah [[Kesultanan Cirebon]].<ref name="Claude Guillot" />{{
Dalam kesedihan yang mendalam setelah kekalahan besar dan kehilangan dua pelabuhan terpentingnya, Prabu Surawisesa mendirikan [[prasasti Batutulis]] pada tahun 1533 untuk mengenang mendiang ayahnya.<ref>{{Cite web|url=https://tirto.id/kesedihan-di-balik-prasasti-batutulis-cw9x|title=Kesedihan di Balik Prasasti Batutulis - Tirto.ID|last=Teguh|first=Irfan|website=tirto.id|language=id|access-date=2018-06-22}}</ref> Tindakan ini mungkin merupakan upaya memohon petunjuk dan perlindungan leluhur terhadap musuh Muslim yang kuat yang kini membayangi di depan pintu gerbang. Karena pertempuran yang terus berlangsung, ia sering tidak bisa tinggal di istananya di [[Pakuan Pajajaran]].
|