Perang Banjar-Negara Dipa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
Perang Banjar dengan Negara Daha atau Perang saudara Pangeran Samudera melawan Pangeran Tumenggung terjadi di [[Bandarmasih]] yang berakhir damai disertai penyerahan kekuasaan [[kerajaan Negara Daha]] kepada [[Pangeran Samudera]] yang akhirnya di lebur menjadi satu ke dalam wilayah [[Kesultanan Banjar]].
 
Jauh sebelumnya terjadi perang saudara ini, di mulai dengan adanya wasiat [[Maharaja Sukarama]], [[Raja Negara Daha]] telah [[berwasiat]] agar penggantinya adalah cucunya [[Raden Samudera]], anak dari putrinya Puteri Galuh Intan SariBaranakan. Ayah dari [[Raden Samudera]] adalah [[Raden Manteri JayaAlu]], putra dari [[Raden Begawan]], saudara [[Maharaja Sukarama]]. Wasiat tersebut menyebabkan Raden Samudera terancam keselamatannya karena para putra Maharaja Sukarama juga berambisi sebagai raja yaitu [[Pangeran Bagalung]], [[Pangeran Mangkubumi]] dan [[Pangeran Tumenggung]].
 
Dibantu oleh [[Arya Taranggana]], Pangeran Samudra melarikan diri dengan sampan ke hilir sungai [[Barito]]. Sepeninggal Maharaja Sukarama, [[Pangeran Mangkubumi]] menjadi [[Raja Negara Daha]] dengan gelar regnalnya Maharaja Mangkubumi, selanjutnya digantikan Pangeran Tumenggung yang juga putra Sukarama. Raden Samudra yang menyamar dengan nama Samidri, menjadi nelayan di daerah Balandean dan [[Kuin]], ditampung oleh [[Patih Masih]] di rumahnya. Oleh Patih Masih bersama Patih Muhur, Patih Balitung diangkat menjadi raja yang berkedudukan di [[Bandarmasih]].