Bagindo Dahlan Abdullah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dahlan Abdullah saat Proklamasi Kemerdekaan |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 53:
== Dahlan Abdullah dan Proklamasi Kemerdekaan RI ==
Dahlan Abdullah dan keluarga tinggal di Oranje Boulevard (sekarang Jalan Diponegoro, Jakarta) karena jabatannya saat itu sebagai wali kota Jakarta sejak Maret 1942. Kediaman Dahlan ini bertetangga dengan Mohammad Hatta, Mr. Soedjono dan Mohammad Yamin, menjadi petunjuk pentingnya posisi Dahlan Abdullah saat itu.Dekatnya jarak rumah para tokoh pergerakan ini membuat komunikasi diantara para tokoh begitu mudah. Apalagi posisi Dahlan saat itu sebagai pemimpin Kota Jakarta, dan juga teman lama Mohammad Hatta memungkinkan misalnya koordinasi dengan masyarakat khususnya pemuda, khususnya terkait perpindahan tempat dan waktu proklamasi kemerdekaan dari [[Lapangan Ikada]] ke Pegangsaan Timur (halaman rumah kediaman Soekarno) berjalan lancar. Kehadiran berbagai elemen pada malam penetapan dokumen proklamasi, termasuk Dahlan Abdullah,memungkinkan tindakan pengalihan massa rakyat berjalan dengan cepat. Dahlan Abdullah juga kemungkinan besar diminta Mohammad Hatta untuk memantau situasi di saat-saat yang genting itu. Informasi yang beredar pada awalnya mengatakan upacara proklamasi didadakan di [[Lapangan Ikada]] dan kepada Barisan Pelopor dan pemuda umumnya diminta menjaga keamanan. Massa juga diminta tidak perlu membawa panji-panji atau bendera supaya pihak Jepang tidak mencurigai upacara tersebut. Namun pada pagi hari itu ternyata tentara Jepang dengan bersenjata lengkap sudah hadir di Lapangan Ikada.Melihat kondisi itu maka Barisan Pelopor segera ditugaskan memasang kertas yang memuat instruksi agar segera menuju rumah kediaman Soekarno untuk melaksanakan upacara penting tersebut.<ref>Chaniago, Hasril; Nopriyasman; Abdullah, Iqbal Alan (2020). Hal 302-303</ref>
Tidak ada laporan resmi yang menyebutkan siapa saja yang hadir dalam proklamsi kemerdekaan di Pegangsaan Timur Nomor 56 pada hari Jumat 17 Agustus 1945 itu. Akan tetapi menurut keterangan Jamaluddin Abdullah (Alm) dan Gandasari, Dahlan Abdullah turut hadir dalam peristiwa mahapenting itu. Dahlan berdiri di belakang Soekarno pada saat itu.<ref>Chaniago, Hasril; Nopriyasman; Abdullah, Iqbal Alan (2020). Hal 304</ref>
|