Kyōiku mama: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k →‎Referensi: clean up
Astari28 (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
 
Baris 25:
''Kyōiku mama'' sering memberi penampilan besar pertama kepada anak-anak mereka di lingkungan sekitar melalui ''kōen debyū'' ({{lang|ja|公園デビュー}}), ketika para ibu "memamerkan anak-anak mereka di sekitar taman terdekat untuk mendapatkan penerimaan".<ref name="Hills, Ben 1996">Hills, Ben. ''Japan Behind the Lines''. Rydalmere, New South Wales: Hodder Headline Australia Pty Limited, 1996.</ref>
 
Para ibu mengirim anak-anak mereka ke bimbingan belajar ([[juku]]), anak-anak dapat menghabiskan waktu di sana sampai pukul 10 atau 11 malam. Jepang memiliki lebih dari 35.000 bimbingan belajar untuk ujian perguruan tinggi.{{kapan}}<ref name="Joseph, Joe 1993"/> Selain bimbingan belajar, anak-anak dikirim ke kelas kaligrafi, kibor, [[Swipoa|sempoa]], atau kendo.<ref name="Hills, Ben 1996"/> Seperti yang diungkapkan Marie Thorsten, [[kepanikan moral]] mengenai juku dan ibu pendidik terjadi pada waktu yang bersamaan, pada 1970-an. "Sebagai 'sekolah kedua', juku, sebagai layanan pelanggan, menarik kecemasan para ibu mengenai anak-anak mereka, membentuk citra ibu 'normal' sebagai orang yang mengirim anak-anaknya ke juku dan mengikuti tren komersial dalam persiapan ujian."<ref>Thorsten, Marie. ''Superhuman Japan''. Routledge, 2012.</ref>
 
==Dampak pada anak-anak==
Baris 36:
 
==Regulasi pemerintah==
[[Kementerian Pendidikan, Budaya, Olahraga, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Jepang)|Kementerian Pendidikan Jepang]] mengakui bahwa sistem pendidikan dan tekanan orang tua berdampak pada anak-anak. Reformasi pendidikan yang diberlakukan Kementerian Pendidikan sejak 1970-an menantang sistem sekolah egaliter di Jepang. Untuk mengurangi tekanan akademik di kalangan peserta didik dari kompetisi ujian, Kementerian Pendidikan memangkas jam pelajaran di sekolah dan meningkatkan kegiatan non-akademik seperti waktu istirahat dan klub di sekolah dasar dan [[sekolah menengah pertama]].<ref name="proquest.com">[http://www.proquest.com/ Yamamoto, Yoko. ''Unequal beginnings: Socioeconomic differences in Japanese mothers' support of their children's early schooling''. Diss. University of California, Berkeley, 2006. ProQuest Digital Dissertations. ProQuest. University of Texas at Austin Libraries 30 Oct. 2007]</ref>
 
Pada tahun 2002, pemerintah pusat kembali mengurangi jam pelajaran di sekolah, mengurangi konten, dan memperkenalkan kurikulum baru di seluruh sekolah dasar negeri untuk mendorong minat dan motivasi belajar siswa secara individu<ref name="proquest.com"/> Kementerian Pendidikan Jepang menerbitkan [[buku putih]] yang menyatakan bahwa anak-anak tidak memiliki kesempatan seperti "berhubungan dengan alam, merasa kagum dan menghargai kehidupan, dan mengalami pentingnya belajar kerja keras dari kesulitan".<ref name="Joseph, Joe 1993"/>
Baris 47:
Pada 1980-an, serangkaian bunuh diri terkait dengan tekanan sekolah dimulai. Siswa sekolah dasar dan menengah merenggut nyawa mereka setelah gagal dalam ujian masuk.<ref name="Nathan, Jonathan 2004"/>
 
Selama 1990-an, [[Dasawarsa yang Hilang (Jepang)|keruntuhan ekonomi di Jepang]] (setelah dominasi ekonomi global pada dekade sebelumnya) menyebabkan hilangnya motivasi siswa. Peringkat akademik Jepang yang dulu sangat dipuji dalam matematika dan ilmu pengetahuan alam jatuh di belakang peringkat [[Amerika Serikat]]. Stres mulai menyebabkan gangguan di kelas.<ref name="Nathan, Jonathan 2004"/>
 
Pada tahun 2001, Institut Penelitian Pendidikan Nasional menemukan bahwa 33 persen guru dan kepala sekolah yang disurvei mengatakan bahwa mereka menyaksikan kehancuran kelas secara total "selama periode berkelanjutan" karena anak-anak yang memberontak "terlibat dalam aktivitas sewenang-wenang".<ref name="Nathan, Jonathan 2004"/> Pada tahun 2002, Kementerian Pendidikan Jepang&nbsp;—ditekan oleh kebutuhan untuk mereformasi&nbsp;—menghilangkan 30 persen dari [[kurikulum|kurikulum inti]]. Hal tersebut membebaskan waktu bagi siswa untuk belajar dalam kelompok sesuai dengan peminatan yang dipilih oleh siswa.<ref name="Nathan, Jonathan 2004"/>